Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Puisi. Tampilkan semua postingan

04 September 2010

History of Tear

If your tear turn to a stearm
if you cry like Ayyub did
if you heart truly grieves
will He not show any simpaty?

If you go near His door
ready to sacriface your dear life
and serve as He ordered
will He not grand you a reward?

Alvarli Efe

23 Agustus 2010

Rumus Lain

1//
Jika jarak adalah
hasil kali waktu dengan kecepatan,
maka cinta adalah
hasil bagi antara rasa menang sendiri
dengan sisa kesabaran.

Ia tak terikat
sedang menjauh atau hampir mendekat.



2//
Konstruksi bidang segitiga,
menurut para cendekia
merupakan teori terkuat penyangga beban,
melebihi kuasa setengah lingkaran
maka para tukang batu dengan penuh iman,
segera membangun rumah, menara
dan pusat perkantoran.

Barangkali cuma cinta,
yang melulu rubuh.
ketika konsep segitiga diterapkan
tak berdaya berebut perhatian.


3//
Jumlah air dalam gelas,
akan berkurang
persis seberat batu yang ditimpakan,
sementara sisanya berceceran.

Maka cinta,
selalu saja stagnan,
seberapa ratus kali ia ditimpa kesalahan...
tak ada sisa...
tak ada jerit kesakitan...
yang ada cuma keinginan memaafkan.


4//
Berabad-abad lampau,
manusia berlomba.
membangun kapal dan melakukan ekpedisi,
mencari bukti sebulat apa sebenarnya bumi.

Ya, mereka berhasil.
Buktinya,
kapal mereka tanpa berbalik arah,
berangkat dan pulang di dermaga yang sama.

Sejauh ini, belum ada yang berani memperkirakan
cinta sebenarnya seperti apa,
ia lurus atau melengkung
ia rona gembira atau airmata
ya, semua gagal,
buktinya,
tak pernah ada yang tahu
memulai dan akan mengakhirinya di mana.


Arif Fitra Kurniawan
Mahasiswa STIEPARI-SEMARANG, aktif menulis
di blog http://arifsibijak.multiply.com/, atau duniadibalikjendela.blogspot.com

***



27 Juli 2010

Sajak kepada Ayahanda

Menceritakan pengalaman penyair sebagai bocah pernah bermain panah-panahan, dan secara tak sengaja sebuah anak panah yang dilepaskan mengenai betis ayahnya yang sedang menuruni tangga. Tentu saja bocah itu gemetar ketakutan, tetapi sang ayah dengan tenang mencabut kembali anak panah itu dari betisnya.

Kenangan itu diceritakan dengan demikian lugu, tetapi dalam perasaan saya melahirkan makna tekstual yang kuat. Inilah Sajak kepada Ayahanda seutuhnya.



Dengan tenang engkau mencabut panah mainanku
dari betismu yang berkucur darah dan mengembalikannya padaku. Dan engkau berkata :"Hati-hati nak, dengan panahmu," begitu saja. Lalu engkau pun berlalu. Seolah-olah itu adalah kejadian yang sangat biasa. Empat puluh tahun silam.

(Dari Sajak kepada Ayahanda, Mochtar Pabottinggi)

Dalam bayangan saya, nasihat ini tertuju kepada siapa saja untuk selalu berhati-hati dengan panahnya, meskipun anak panah itu dilepaskan sebagai mainan, karena dapat melukai orang yang tak harus dilukai.

22 Juli 2010

Sajak-Sajak M. Aan Masyur

M. Aan Mansyur

Penyair kelahiran Bone ini ”bersiul” tentang perilaku cinta anak-anak modern ”mengandangkan” orang tua mereka di panti jompo, cinta yang awet sampai kakek-nenek, dan fatwa haram tentang mencintai milik MUI. Silahkan menyimak.




Sajak # 3

Aku akan mengajak kau menginap semalam di salah satu

panti jompo, tempat orang-orang yang punya anak-anak
terlalu sibuk, tempat orang-orang merasa dekat sekali
dengan makam, tempat orang susah payah
mengingat bagaimana caranya tersenyum.

Di sana aku dan kau akan membacakan sajak-sajak cinta kepada mereka.
Dengan begitu kita bisa membayangkan bagaimana kelak
kalau kita sudah tua, bagaimana rasanya berjalan-jalan di
tepi jurang maut.

Sajak # 4

Begitu setiap pagi, aku dan kau tetap berlatih berhitung
sebab aku dan kau harus menjawab pertanyaan cucu:
kenapa cinta kakek dan nenek tidak pernah kurang dan
lebih dari satu?

Sajak #17

Menurut kau, apakah akan lahir sebuah fatwa haram
mencintai seseorang jika aku dan kau dikuburkan saling
berpelukan dalam sebalut kafan?

Sumber : http://dusunkata.blogspot.com






21 Juli 2010

Surat untuk KD


Seandainya saya Aurel, inilah pesan saya buat KD :

Ingin rasanya saya meludahi wajah mimi yang cantik
agar mimi sadar bahwa mimi sangat pantas diludahi...

sebagai anak, saya malu punya ibu yang bangga dengan aibnya
berselingkuh, merebut suami orang, berciuman di muka umum
dan pada puncaknya meninggalkan anak dan suami atas nama "cinta"
Dengan ini saya "mengundurkan diri" jadi anakmu
mimi, tolong bantu saya agar mampu menghormatimu sebagai ibu
seperti anak-anak lain yang selalu punya alasan
untuk mencintai dan menghormati ibunya dengan cara yang indah

mimi, apakah permintaan saya (menurutmu) berlebihan?


14 Juli 2010

Doa Seorang Prajurit Bagi Putranya

0leh : Jenderal Douglas Mac Arthur

Tuhanku,
bentuklah puteraku menjadi manusia yang cukup kuat
untuk menyadari manakala ia lemah
dan cukup berani untuk menghadapi dirinya sendiri
manakala ia takut
Manusia yang memiliki rasa bangga dan keteguhan
dalam kekalahan,
rendah hati dan jujur dalam kemenangan


Tuhanku,
bentuklah puteraku menjadi seorang yang kuat
dan mengerti bahwa mengetahui serta mengenal diri sendiri
adalah dasar dari segala ilmu yang benar



Tuhanku,
janganlah puteraku Kau bimbing pada jalan yang mudah dan lunak
Biarkan Kau bawa dia kedalam gelombang
dan desak kesulitan tantangan hidup
Bimbinglah puteraku, supaya dia mampu tegak berdiri di tengah badai
serta berwelas asih kepada mereka yang jatuh

Bentuklah puteraku
menjadi manusia berhati bening dengan citacita setinggi langit
Seorang manusia yang sanggup memimpin dirinya sendiri
sebelum bermaksud memimpin orang lain

Seorang manusia yang mampu meraih hari depan
tapi tak melupakan masa lampaunya
Dan setelah segala menjadi miliknya
semoga puteraku dilengkapi dengan hati yang ringan
untuk bergembira serta selalu bersungguhsungguh
Namun jangan sekalikali berlebihan

Berikan kepadanya kerendahan hati,
kesederhanaan dan keagungan hakiki,
pikiran cerah dan terbuka bagi sumber kearifan
Dan kelembutan dari kekuatan yang sebenarnya
Sehingga aku orang tuanya akan berani berkata

: ...hidupku tidaklah siasia!

(Mei- 1952 ditulis sang Jenderal kepada putranya yang berusia 14 tahun pada masamasa paling sulit di awal perang Pasifik dengan judul asli "A Father's Prayer".

Douglas Mac Arthur, lahir di Little Rock Amerika 26 Januari 1880 dan wafat 5 April 1964, adalah seorang Jenderal Besar Angkatan Darat Amerika dan Field Marshall Angkatan Bersenjata Filipina.

Beliau dianggap berjasa dalam berbagai perubahan demokratis Amerika. Dan dicabut dari jabatan oleh Presiden Amerika Harry S. Truman pd April 1951 karena menentang kebijakan dalam perang Korea di muka umum.


Puisi Terakhir W.S. Rendra Sebelum Meninggal Dunia

Aku lemas
Tapi berdaya
Aku tidak sambat rasa sakit
atau gatal

Aku pengin makan tajin
Aku tidak pernah sesak nafas
Tapi tubuhku tidak memuaskan
untuk punya posisi yang ideal dan wajar

Aku pengin membersihkan tubuhku
dari racun kimiawi


Aku ingin kembali pada jalan alam
Aku ingin meningkatkan pengabdian
kepada Allah

Tuhan, aku cinta pada-Mu

Rendra
31 Juli 2009
Mitra Keluarga

01 Juli 2010

Berbagai Ragam Profesi

Hari ini saya akan berpuisi tentang berbagai ragam profesi. Di antaranya office boy, accounting, editor dan supir angkot. Selamat menikmati.

Office Boy
Seorang karyawan yang datang paling pagi, pulang paling malam, ironinya digaji paling kecil. Setiap hari menyapu lantai, mengepel sampai mengkilat, membebaskan lantai dan perabot kantor dari debu dan kotoran tetapi tidak mampu membebaskan keluarganya dari kemiskinan. Kerja kerasnya berbanding terbalik dengan pendapatannya.

Accounting
Seseorang yang pekerjaannya menghitung uang orang lain. Memperkirakan anggaran, menekan biaya, membuat jurnal, membuat laporan keuangan, menjadikannya seimbang antara debet dan kredit, menjadi juru bayar. Selalu menghitung uang dalam jumlah milyaran sementara saldo tabungannya minim.

Editor
Seseorang yang pekerjaanya bermain dengan kata-kata. Memeriksa ejaaan, kelengkapan buku, mencari gambar yang cocok untuk ilustrasi buku, membuat “tambahan” materi sebanyak 7 bab, membuat sinopsis, kata pengantar, daftar isi. Jika bukunya laris adalah memang seharusnya begitu tetapi jika nggak laku kesalahan ditimpakan pada pundaknya.

Supir Angkot
Seseorang yang setiap hari mengantarkan setiap penumpang pada tujuannya. Sementara tujuannya sendiri untuk membayar uang setoran ke majikan, membayar uang sekolah anak-anaknya, memenuhi belanja dapur istri dan anaknya tak pernah sampai ke tujuan.






29 Juni 2010

Cinta Semu

Ciawi, Selasa 29 Juni 2010
-Buat Luna Maya-

Sehabis gerimis, pucuk-pucuk pinus
berbisik lembut di telinga angin
ia bercerita tentang misteri cinta semu

Cinta semu membuat perempuan pintar
menjadi mahluk yang maha tolol,
bukankah cinta yang utuh tak mesti
diterjemahkan dengan bersetubuh?

sebab lelaki yang mengumbar banyak cinta
tanpa keberanian menikahi
secara resmi adalah titisan
seekor kucing garong

angin tersenyum geli, ia mengangguk-anggukkan kepala
tanda setuju akan pendapat sahabatnya

19 Juni 2010

Hamba-Ku Mencari Daku, Meninggalkan Daku?

Seorang teroris merekam video terakhirnya, meninggalkan pesan kepada anak istrinya. " Nak, ketika kamu dan ibumu melihat video ini, ayah sudah berada di surga."
Lewat "bom bunuh diri" ia membeli tiket ke surga.

Tak peduli apakah anaknya setelah ia mati bisa makan sehari tiga kali, bisa minum susu botol, bisa sekolah seperti teman-teman yang lain. Tak peduli bagaimana nasib "istrinya". Apa yang akan dilakukan istrinya untuk menyambung hidup demi memberi makan dan menyekolahkan anak-anaknya.

Dengan enteng pada penutupan videonya ia berujar : "Allah akan memberi makan kalian."

Rabindranath Tagore memiliki pendapat lain tentang cara mencari tuhan, menemukan tuhan (dalam diri anak dan istri) atau cara bodoh dalam meninggalkan tuhan. Setelah membaca syair ini Semoga Tuhan meluaskan dan menjernihkan pandangan mata kita, sehingga siapapun yang kita tatap selalu mengingatkan kita akan wajah-Nya. Silahkan menyimak syair indah ini.



Pada tengah malam orang yang menamakan diri pertapa itu memaklumkan :
"Tibalah saatnya kini meninggalkan rumahku dan mencari Tuhan. Akh, siapakah yang telah menahanku demikian lama dalam kesesatan di sini ini?"

Tuhan berbisik, "Aku," tetapi telinga orang itu tersumbat.
Dengan seorang bayi nyenyak dekat dadanya terbaringlah istrinya di sisi sebelah balai-balai itu. Orang itu berkata, "Siapa kalian berdua ini yang telah mempermainkan aku demikian lama?"
Suara Tuhan bersabda lagi, "Mereka itu tuhan," tetapi orang itu tidak mendengar.

Si bayi berteriak-teriak mengigau sambil merapat kepada ibunya.
Tuhan bertitah, "Tutup mulut pandir, jangan tinggalkan rumahmu!" tetapi orang itu tetap juga tak mendengar. Tuhan mengeluh dan berkesah, "Mengapa hamba-Ku mencari Daku, meninggalkan Daku?"

Rabindranath Tagore
Tukang Kebun, Syair No. 75, halaman 116
Penerbit Pustaka Jaya, cetakan pertama tahun 1976
Penerjemah : Amal Hamzah (adik Amir Hamzah)
Kedai Baca, Tegal Gundil Bogor (dekat Mesjid Ar-Rahman)

16 Juni 2010

Sebuah Hadiah

Rabindranath Tagore

Aku hendak memberi sesuatu, anakku
selama kita mengalir dalam arus dunia.

Hidup kita kelak tak akan lagi sejalan,
dan cinta pun kelak akan terlupakan.

Tapi aku tak ingin begitu bodohnya
berharap aku bisa membeli hatimu
dengan pemberian hadiah-hadiahku.

Hidupmu yang belia, jalanmu yang panjang,
dan engkau meneguk kasih yang kami bawa
dengan sekali hirup, lalu menjauh dari kami.

Engkau punya permainan dan teman main.
Alangkah sakitnya bila engkau tak punya
waktu atau tak lagi memikirkan kami.

Kami sesungguhnya, punya waktu senggang
yang cukup pada usia tua, menghitung hari
yang berlalu, mengharapi di hati saja ada,
yang hilang selamanya dari tangan kami.

Sungai mengalir deras dengan lagu,
menembus terus semua penghalang.
Tapi gunung tetap tinggal dan mengenang,
mengikuti arus sungai dengan kasihnya.

* Dari The Gift, syair ke-37 dalam Buku Crescent Moon.

Tiga Baris Cinta

Aku mau tenggelam dalam cinta yang menggenggam.
Tak ada lagi arus sungai, tak kita cari lagi jembatan.
Hanya tangan berpegangan, hanya kita berangkulan.

Hasan Apsahani
24 Oktober 2004

Menulis Puisi Setiap Pagi

Kapankah kita menulis puisi? Setiap harikah kita menulis puisi? Sudah berapa lama kita menulis puisi? Saya jadi bertanya setelah membaca kabar tentang penyair Amerika Ted Kooser. Sejak tanggal 12 Agustus 2004 lalu, ia menjadi Poet Laureate atau Penyair Resmi Amerika. Dia orang yang ketiga belas yang menerima kehormatan itu.

Ted Kooser lahir di Ames, Iowa, 1939. Ia bekerja di perusahaan asuransi sambil kuliah dan mendapat gelar BS di Iowa State University tahun 1962 sampai mendapat gelar master seni tahun 1968 dari University Nebraska. Dia tetap bekerja di perusahaan asuransi itu. Dan ia terus menekuni puisi. Ia menulis puisi setiap pagi, sebelum berangkat kerja. Dari pukul 04.00 hingga 05.30 Seperti ritual hidup.

Sajak-sajaknya terbit di The Atlantic Monthly, Poetry, The Hudson Review, The Kenyon Review, Antioch Review, Prairie Schooner, Shenandoah, dan sejumlah media lain. Memangnya, berapa banyak sih media semacam itu di Amerika, ya?

Sajak-sajaknya juga terbit rutin dalam buku teks resmi dan antologi yang digunakan resmi di sekolah menengah dan universtas. Yang begini ini, rasanya tak pernah saya dengar ada di Indonesia.

Ted Kooser kini seorang profesor dan ketika pensiun terakhir kali dia menjabat Vice President Lincoln Benefit Life Insurance Company di Nebraska. Kini setelah tegar menapaki jalan puisi, ia sudah membukukan sajak-sajaknya sepuluh judul.

Memilih Seorang Pembaca

Sajak : Ted Kooser

PADA mulanya, saya mestikan dia wanita jelita,
melangkahkan kaki, hati-hati, pada puisi-puisiku,
petang hari, ia dapati diri sendiri saat paling sepi,
rambutnya masih bagai tirai kabut di tengkuk
baru saja keramas. Mestinya dia memakai jas hujan
jas yang dikoyak usia tua, kotor pula,
sebab ia tak punya cukup uang ke binatu.
Dan dia sejenak melepas kaca mata, di toko buku itu
dia membaca sekilas buku sajakku. Dan berkata
pada diri sendiri, "Dengan uang seharga buku ini,
jas hujan yang kotor ini bisa kubawa ke laundry."
Dan itulah yang ia lakukan.





15 Juni 2010

Guru dan Murid

Tak ada penyair murid yang bertanya hari itu. Maka penyair guru pun berkata, "Sesungguhnya yang jauh lebih penting daripada hubungan antara guru dan murid itu adalah peristiwa belajar."

"...dan mengajar, guru?" akhirnya ada juga penyair murid yang bertanya.

"Tidak. Bagi saya tidak!"

"Kenapa, guru?"


"Tidak ada guru dan murid apabila tidak ada peristiwa belajar. Dan belajar tidak perlu harus bergantung pada seorang guru, apalagi guru yang tak jelas keguruannya seperti saya ini. Engkau bisa belajar dari diam dan marahnya alam. Engkau bisa belajar dari pasang dan surut air laut. Engkau bisa belajar dari ketakukan dan kesalahanmu sendiri. Engkau bisa berguru pada apa saja juga pada dirimu sendiri."

"Tapi guru itu kan tugasnya memang mengajar, guru?"

"Tidak. Bagi saya tidak. Ketika saya mengajar, saya sesungguhnya sedang belajar, saya sesungguhnya lebih banyak mengajari diri saya sendiri, atau mengulangi pelajaran yang sudah saya pelajari lebih dahulu."

Sumber : Hasan Aspahani, http://sejuta-puisi.blogspot.com


Antara Ayah, Ibu, dan Aku

Ayah : Anakku, sebisa-bisanya mencipta jejak walau samar, jangan lupa tandai sekalian biar angin tak keliru menyapunya.

Semampu-mampunya memilah warna hati
jangan lupa mendahulukan putih daripada hitam biar tetap terang jalanmu.

Seyakin-yakinnya mengejar bahagia
jangan lupa melewati derita biar kekal jua arti hidupmu



Ibu : Anakku, bila ada jejakmu terhapus angin segeralah menghitung bayangmu
agar tak terenggut tiaptiap asamu di hampa udara.

Bila hitam memaksa mendahului putih bergegaslah memandang birunya langit
agar tak tertutupi masingmasing niatmu di bentang cakrawala.

Bila keraguan selalu hadir jangan tunda lagi berlarilah pada senja
agar tak terhalangi segalagala cita cintamu di kegelapan angkasa.

Aku : Ayahku...ibuku...
bukankah angin menyayangiku
karena selalu kusediakan pasirpasir untuk dihembusnya
tidakkah hitam juga menyukaiku
karena selalu kusemangati dia untuk bisa hadir di lengkungan pelangi
dan sesungguhnya deritapun mencintaiku
karena kujanjikan tak akan pernah ada airmata bagi kehadirannya

Ayahku..ibuku..
untuk asa, niat dan cita cinta yang ingin kusemaikan
telah kuikhlaskan semuanya pada kejayaan alam
toh..itu jua yang kalian wariskan padaku

Arter Panther Olii
Gorontalo, 29062009
Kompas – Oase 29092009



08 Juni 2010

Pena Hampa, Kertas Udara


Cinta berseru : "Mungkinkah kau gambarkan wujudku?"
kepada diamku dan diammu, yang terpisah antara ruang bisu,
terketuk, hampir terantuk



Aku mengeleng
di seberang kau mengangguk
dahiku berkernyit
kau tersenyum

"Itu mudah, goreskan saja dengan pena waktu,"
sembari kau sibakkan rambutmu...

aku senang meskipun dalam bisu
kau lancar mengucap : "Aku sayang padamu".

Wiekerna Malibra
Kompas, Jumat, 4 Juni 2010

01 Juni 2010

Perenungan di Sebuah Jamban

Segala keroyalan manusia
dan santapan-santapan yang mahal harganya
terbuang ke sini, dan hilang seri
daya pesonanya yang dahulu

Ikan-ikan dan burung merpati
adukan lezat makanan tumbukan
serta segala tetek bengek beragam-ragam
menjadi kotoran di sini

Dari semua yang dilahap kerongkongan
perut membebaskan diri
dan akhirnya manusia pun tahu
dalam kesintingan dan ketinggian hati
begitu banyak emas ia hamburkan
bukan untuk apa-apa selain debu



Agathias, penyair getir
Dalam sebuah novel berjudul Wanita
Karya Paul Wellman

Bagiku Sekolah Itu Perjuangan

Bagiku sekolah adalah perjuangan
walaupun hujan deras
walaupun aku orang tak punya
aku akan tetap sekolah

Bagiku sekolah adalah perjuangan
perjuangan untuk mengetahui arti kehidupan
perjuangan untuk menuju masa depan
perjuangan untuk mendapatkan kesuksesan
sebab sekali aku terbangun dari mimpi
dan khayalan yang nikmat



Bagiku sekolah adalah perjuangan
hanya dalam perjuangan aku tidak mudah putus asa dan bersemangat
hanya dalam perjuangan kukobarkan nama Tuhan di dalam dada ini

Weni Aptini, kelas 7 SMPIT Nurul Fajar


21 Mei 2010

Di Bawah Air Terjun

Seorang perempuan belasan memandikan tubuhnya
di bawah air terjun malam itu
setelah perkawinannya yang terburu-buru
di balik pohon kayu tua
pada sore yang melelahkan

Takut dan nafsu sudah berlalu dibawa angin ke daun-daun
tapi ada yang tidak mau pergi dari tubuhnya
yang sudah berkali-kali ia gosok dan sabuni

Malam tidak terasa mendinginkan
sebab sesal bergelora dari susunya
yang masih membawa
bibir laki-laki
yang menciumnya tiada henti
membisiki kata cinta dengan dengus nafas di kuping
Hidup ini hanya untuk kamu”.

Seorang perempuan belasan membiarkan tubuhnya
dilecut air yang jatuh dari belahan bukit
airmatanya tidak terlihat dalam gelap malam
hanya gumamnya menggema ke dinding batu

“Ibu, maafkan aku”
Wajah perempuan tua yang menciumnya
usai shalat shubuh tadi
melintas jadi malaikat yang berduka
perih di hati mengalahkan perih di selangkangannya
“Nak, jika kamu menangis dunia akan menangis selamanya.”

Sigit A. Yazid
25 April 2006


Rindu Masakan Ibu

Tengah malam
Di emperan sebuah toko roti
masih terjaga
sosok dekil, mungil
terkapar mengigil
tangan kanannya mengengam
botol air mineral yang diisi segengam beras...
sekuat daya menahan dinginnya
angin malam…

Kedua tangannya yang bersedekap beku
sayup-sayup berdoa

Tuhanku...
aku lapar sekali...
hari ini uang hasil mengamenku
tak cukup untuk membeli
nasi bungkus
untuk menganjal rasa laparku
aku rindu masakan ibuku…
rindu sekali…