Penyair kelahiran Bone ini ”bersiul” tentang perilaku cinta anak-anak modern ”mengandangkan” orang tua mereka di panti jompo, cinta yang awet sampai kakek-nenek, dan fatwa haram tentang mencintai milik MUI. Silahkan menyimak.
Sajak # 3
Aku akan mengajak kau menginap semalam di salah satu
panti jompo, tempat orang-orang yang punya anak-anak
terlalu sibuk, tempat orang-orang merasa dekat sekali
dengan makam, tempat orang susah payah
mengingat bagaimana caranya tersenyum.
Di sana aku dan kau akan membacakan sajak-sajak cinta kepada mereka.
Dengan begitu kita bisa membayangkan bagaimana kelak
kalau kita sudah tua, bagaimana rasanya berjalan-jalan di
tepi jurang maut.
Sajak # 4
Begitu setiap pagi, aku dan kau tetap berlatih berhitung
sebab aku dan kau harus menjawab pertanyaan cucu:
kenapa cinta kakek dan nenek tidak pernah kurang dan
lebih dari satu?
Sajak #17
Menurut kau, apakah akan lahir sebuah fatwa haram
mencintai seseorang jika aku dan kau dikuburkan saling
berpelukan dalam sebalut kafan?
Sumber : http://dusunkata.blogspot.com
Dengan begitu kita bisa membayangkan bagaimana kelak
kalau kita sudah tua, bagaimana rasanya berjalan-jalan di
tepi jurang maut.
Sajak # 4
Begitu setiap pagi, aku dan kau tetap berlatih berhitung
sebab aku dan kau harus menjawab pertanyaan cucu:
kenapa cinta kakek dan nenek tidak pernah kurang dan
lebih dari satu?
Sajak #17
Menurut kau, apakah akan lahir sebuah fatwa haram
mencintai seseorang jika aku dan kau dikuburkan saling
berpelukan dalam sebalut kafan?
Sumber : http://dusunkata.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar