21 Mei 2010

Di Bawah Air Terjun

Seorang perempuan belasan memandikan tubuhnya
di bawah air terjun malam itu
setelah perkawinannya yang terburu-buru
di balik pohon kayu tua
pada sore yang melelahkan

Takut dan nafsu sudah berlalu dibawa angin ke daun-daun
tapi ada yang tidak mau pergi dari tubuhnya
yang sudah berkali-kali ia gosok dan sabuni

Malam tidak terasa mendinginkan
sebab sesal bergelora dari susunya
yang masih membawa
bibir laki-laki
yang menciumnya tiada henti
membisiki kata cinta dengan dengus nafas di kuping
Hidup ini hanya untuk kamu”.

Seorang perempuan belasan membiarkan tubuhnya
dilecut air yang jatuh dari belahan bukit
airmatanya tidak terlihat dalam gelap malam
hanya gumamnya menggema ke dinding batu

“Ibu, maafkan aku”
Wajah perempuan tua yang menciumnya
usai shalat shubuh tadi
melintas jadi malaikat yang berduka
perih di hati mengalahkan perih di selangkangannya
“Nak, jika kamu menangis dunia akan menangis selamanya.”

Sigit A. Yazid
25 April 2006


Tidak ada komentar:

Posting Komentar