Tampilkan postingan dengan label Pengantar Akuntansi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pengantar Akuntansi. Tampilkan semua postingan

17 Februari 2010

Stok Opname

A. Pengertian Stok Opname

Stok opname merupakan mekanisme kontrol terhadap arus keluar masuk barang. Stok opname adalah mencocokkan data yang tercantum di komputer dengan data secara fisik yang ada di gudang. Data secara fisik jumlahnya pasti berbeda dengan data yang terdapat di komputer. Hal ini dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:

1. barang rusak, dicuri,
2. salah input harga dan jumlah barang oleh staff gudang,

3. masih menggunakan sistem manual,
4. program yang digunakan mengalami gangguan (kena virus atau rusak),
5. belum tercatat saat terjadi retur,
6. salah input judul buku, misalnya Matematika 2 SMP dicatat Matematika 1 SMP,
7. kelebihan hasil produksi sehingga terjadi kelebihan stok,
8. penyimpanan barang yang tidak rapih,
9. pencatatan double,
10. salah menghitung saat barang hasil produksi masuk,
11. salah saat melakukan pengiriman barang,
12. dan lain sebagainya.

Untuk itu perlu diadakan stok opname, memastikan jumlah barang secara fisik sesuai dengan data yang ada di komputer. Jika terjadi selisih maka dicari penyebabnya dan dilaporkan kepada manajemen perusahaan.

B. Langkah-Langkah Sebelum Melakukan Stok Opname

Langkah-langkah yang harus dilakukan sebelum melakukan stok opname adalah sebagai berikut:
1. membuat jadwal stok opname,
2. meminta data terakhir dari bagian gudang (file dan print out) dan meminta :
• data terakhir dari bagian gudang berupa data program
• data stok opname terakhir
3. Menyiapkan kertas kerja stok opname sesuai urutan yang dibuat bagian gudang.

C. Langkah-Langkah Pada Saat Stok Opname

Langkah-Langkah yang harus dilakukan saat pelaksanan stok opname adalah sebagai berikut:
1. menghitung, mengecek, dan memeriksa fisik buku,
2. mencatat pemeriksaan yang ditulis pada kertas kerja dalam bentuk tulisan tangan,
3. meng-input data hasil kertas kerja di laporan (tulisan tangan) ke dalam kertas kerja komputer,
4. memverifikasi kembali data-data hasil kertas kerja di komputer jika masih meragukan.

D. Laporan Stok Opname

Laporan hasil stok opname adalah sebagai berikut:

1. Laporan Stok Opname dalam Bentuk Quantity dan Rupiah
Laporan stok opname dalam bentuk rupiah adalah laporan hasil stok opname yang terdiri dari kode buku, judul buku, harga buku, stok secara komputer, secara fisik, stok yang rusak, total stok fisik, jumlah selisih plus, selisih minus, jumlah rupiah selisih plus, dan jumlah rupiah selisih minus. Melalui laporan ini dapat diketahui jumlah kerugian, kerusakan, atau kelebihan produksi yang dialami perusahaan.

2. Berita Acara Stok Opname
Berita acara stok opname menunjukkan total selisih hasil stok opname plus dan minus secara total.

3. Surat Pernyataan
Surat pernyataan adalah pernyataan pertanggungjawaban atas selisih stok minus.

4. Membuat Faktur atas Pertanggungjawaban Selisih Stok Minus (secara total)

5. Membuat Nota Terima Barang (NTB) untuk Stok Plus. 6. Laporan Stok Opname ke Manajemen


24 November 2009

Kerja Maksimum tetapi Upah Minimum



Upah minimum adalah upah yang diperkirakan paling layak untuk memenuhi kebutuhan minimum pekerja. Upah minimum dihitung berdasarkan kebutuhan hidup pekerja lajang (belum menikah). Terjemahan bebasnya upah minimum adalah sedekah pengusaha kepada pekerja atas pekerjaan maksimal yang mereka berikan. Jika pekerja menikah, mempunyai anak, dan memiliki beberapa orang tanggungan di rumah selain keluarga inti, hal tersebut bukan merupakan komponen penambah upah minimum.

Dalam sekejap upah minimum itu berubah bentuk menjadi sabun cuci, odol, beras, susu anak, pembayaran biaya kontrak rumah. Dalam tiga minggu ludes sudah penghasilan sebulan. Kekurangan atas kebutuhan lainnya ditutupi dengan berhutang alias gali lubang tutup lubang.


Dony, buruh sebuah pabrik konveksi di Kota Bandung mengungkapkan, dengan gaji Rp 940.000 per bulan, ia harus membayar cicilan kredit motor Rp 350.000, kontrakan rumah 300.000 per bulan, serta menghidupi istri dan satu anaknya. "Dengan sisa uang Rp 290.000, saya harus memutar otak untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari sehemat mungkin," keluhnya.

Bagi Dony, ia tak terlalu menuntut banyak soal kenaikan gaji. Menurutnya, sekedar bisa memenuhi kebutuhan keluarga saja ia sangat bersyukur. Setiap menginjak minggu ketiga dalam bulan, Dony bahkan seringkali terpaksa meminjam uang kepada saudaranya untuk menyambung kebutuhan hidup hingga akhir bulan. (Sumber : Kompas, Senin 7 April 2008)

Pengusaha menganut prinsip ekonomi yaitu memberikan upah sekecil mungkin tetapi mengharuskan pekerja bekerja semaksimal mungkin.


02 November 2009

Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Maju

Dalam menghadapi pembangunan negara maju dihadapkan kepada berbagai masalah, yaitu sebagai berikut.

1. Fluktuasi harga minyak
Menurut hukum pasar (fluktuasi) naik turunnya harga minyak mengikuti penawaran dan permintaan dunia. Harga yang tinggi akan melemahkan pertumbuhan ekonomi, menciutkan konsumsi pasar. Sebagai reaksinya, negara-negara maju mulai membuat cadangan penganti minyak, meningkatkan efisiensi pemakaian minyak, mensubsidi minyak dengan bahan bakar pembangkit tenaga nuklir, gas, batu bara, dan mencari sumber daya alam lain yang dapat diperbaharui.

2. Pekerja migran internasional
Pekerja migran internasional adalah mereka yang meninggalkan tanah air untuk mengisi pekerjaan di negara lain. Globalisasi mendorong perpindahan tenaga kerja antar negara. Penduduk dunia bergerak meninggalkan tanah airnya menuju negara lain yang menawarkan pekerjaan dengan upah lebih tinggi. Percepatan ekonomi di negara-negara maju kemudian meningkatkan kebutuhan-kebutuhan akan tenaga kerja dalam jumlah tertentu. Secara umum permintaan tenaga kerja terlatih di negara maju dipenuhi oleh negara maju lainnya. Sedangkan permintaan akan tenaga kerja tidak terlatih terpaksa didatangkan dari negara sedang berkembang. Kebanyakan pekerja migran ini tidak paham hak dan kewajibannya. Majikan dan perusahaan pengerah tenaga kerja sering kali menyalahgunakan wewenang mereka. Banyak tenaga kerja migran yang gajinya di bawah upah minimum setempat, karena “kerja sama” majikan dan perusahaan pengerah tenaga kerja.



13 Oktober 2009

Mekanisme Kerja di Bursa Efek

Penjualan dan pembelian surat berharga (efek) di bursa efek disebut pula dengan perdagangan di pasar sekunder (secondary market). Adapun perdagangan di pasar primer, atau bisa juga disebut pasar perdana, terjadi saat pertama kali surat berharga diperjualbelikan oleh perusahaan yang menerbitkan surat berharga (emitten) dan investor. Jual beli di bursa efek hanya dapat dilakukan melalui perusahaan pialang yang resmi menjadi anggota bursa. Apabila resmi telah menjadi anggota bursa, berarti perusahan yang bersangkutan telah menyetorkan modal dan memenuhi segala persyaratan yang telah ditentukan untuk melayani masyarakat sebagai perantara perdagangan efek.

Perusahaan efek memiliki wakil di bursa efek yang biasa disebut pialang. P:ialang akan melakukan transaksi atas dasar order/amanat dari investor, baik untuk menjual maupun untuk membeli. Pialang dapat pula memberikan anjuran/nasihat sehubungan dengan investasi pemodal. Atas jasanya itu maka investor wajib membayar biasa komisi kepada pialang.
Saham yang diperdagangkan di bursa efek ditentukan dalam satuan perdagangan yang disebut lot. Satu lot terdiri atas 500 saham. Dengan demikian jumlah minimal yang diperdagangkan sekurang-kurangnya harus berjumlah 500 saham (1 lot) dan kelipannya. Namun bagi investor yang memiliki saham di bawah satu lot dapat memperdagangkan sahamnya di pasar negosiasi. Harga efek ditentukan oleh penawaran dan permintaan pasar.

Sebelum investor melakukan jual beli di bursa efek, maka investor harus membuka rekening di satu atau beberapa perusahaan efek. Dengan pembukaan rekening tersebut maka secara resmi investor tercatat sebagai nasabah dan data identitas investor tercatat dalam pembukuan perusahaan efek. Bersamaan dengan pembukaan rekening ini, investor menandatangani perjanjian dengan perusahaan efek yang menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak.
Di semua bursa berlaku prinsip “good delivery” . Maksudnya adalah setiap efek yang diperdagangkan adalah efek-efek yang siap untuk diserahkan. Hal yang sama juga berlaku bagi penjual. Ada jaminan bahwa penjual akan mendapkan hasil dari penjualannya.

Prinsip ini disebut dengan istilah “good fund”. PT KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia) dan PT KSEI (Kostudian Sentral Efek Indonesia) telah menjamin semua transaksi yang terjadi di bursa efek sehingga kegagalan untuk melakukan kedua prinsip di atas tidak akan terjadi.
Keuntungan yang timbul atas jual beli saham ialah capital gain dan deviden. Capital gain adalah keuntungan adalah keuntungan dari hasil jual beli saham. Deviden adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham. Selain itu ada risiko yang muncul dari perdagangan saham, yaitu capital loss dan risiko likuiditas.

Kerugian akibat jual beli saham disebut capital loss. Jika perusahaan mengalami kebangkrutan maka hak klaim dari pemegang saham menjadi prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi. Apabila masih ada sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan, maka akan dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan,maka pemegang saham tidak akan menerima apa-apa. Hal ini merupakan risiko terberat yang harus ditanggung oleh pemegang saham. Oleh karena itu pemegang saham dituntut untuk terus mengikuti perkembangan dari perusahaan yang sahamnya ia miliki.






28 September 2009

Dampak Pengangguran

Penganggguran merupakan masalah pokok dalam suatu masyarakat modern. Jika tingkat pengangguran tinggi, sumber daya menjadi terbuang percuma dan tingkat pendapatan masyarakat akan merosot. Situasi ini menimbulkan kelesuan ekonomi yang berpengaruh pada emosi masyarakat dan dalam kehidupan keluarga sehari-hari. Bekerja membuat seseorang mampu membeli harga diri mereka Adapun dampak pengangguran terhadap kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat adalah sebagai berikut.

Dilihat dari segi ekonomi, pengagguran memiliki dampak sebagai berikut.
1. Pengangguran menimbulkan turunnya daya beli masyarakat, sehingga akan mengakibatkan kelesuan dalam berusaha.
2. Pengangguran akan menghambat investasi, karena menurunnya jumlah tabungan masyarakat.
3. Pengangguran menyebabkan turunnya Produk Domestik Bruto (PDB), sehingga pendapatan nasional pun akan mengalami penurunan.

Dari segi sosial, dampak pengangguran adalah sebagai berikut:
1. perasaan minder (rendah diri),
2. meningkatnya angka kriminalitas,
3. munculnya pengamen, pengemis, anak jalanan, dan
4. tingginya anak-anak yang putus sekolah.



10 Juni 2009

Neraca Lajur

Neraca lajur pada perusahaan dagang terdiri dari lajur : No, Nama Akun, Neraca Saldo, Penyesuaian, Neraca Saldo Setelah Disesuaikan, Laba-Rugi, dan Neraca.


Langkah-langkah penyusunan neraca lajur adalah sebagai berikut.
•Mengisi kolom neraca saldo berdasarkan saldo terakhir di akun-akun buku besar atau neraca saldo PD Kondang Jaya.
•Mengisi kolom penyesuaian berdasarkan jurnal penyesuaian, apabila nama akun yang harus disesuaikan belum ada di neraca saldo, buatlah akun-akun baru dan tuliskan di bawah akun-akun yang sudah ada.
•Mengisi kolom neraca saldo setelah disesuaikan adalah dengan membuat selisih antara neraca saldo dan jurnal penyesuaian, jika saldonya berlawanan (debet-kredit) atau menjumlahkan antara neraca saldo dan penyesuaian jika saldonya sama (debet-debet).
•Memindahkan jumlah saldo pada akun-akun di neraca saldo setelah disesuaikan ke kolom laba rugi untuk akun-akun nominal.
•Memindahkan jumlah saldo pada akun-akun di neraca saldo setelah disesuaikan ke kolom neraca untuk akun-akun riil.
•Menjumlahkan angka-angka pada kolom laba-rugi, kemudian menuliskan selisih antara debet (beban) dan kredit (pendapatan) di sisi jumlah yang lebih kecil, sehingga jumlah debet dan kredit menjadi seimbang.
•Jika jumlah debet lebih besar daripada jumlah kredit (pada kolom laba-rugi) selisihnya ditulis di kredit dengan nama rugi bersih, karena jumlah pendapatan lebih kecil daripada jumlah beban.
•Jika jumlah kredit lebih besar daripada jumlah debet (pada kolom laba-rugi) selisihnya ditulis didebit dengan nama laba bersih, karena jumlah pendapatan lebih besar daripada jumlah beban.
•Memindahkan laba bersih atau rugi bersih ke kolom neraca pada sisi yang berlawanan.
•Menjumlahkan kolom neraca sehingga jumlah debet dan kredit menjadi seimbang. Kemudian seluruh hasil penjumlahan yang ada di neraca lajur diberi tanda garis dua.



Akuntansi pada Perusahaan Dagang

A. Perusahaan Dagang
Operasional perusahaan dagang adalah membeli komoditas untuk selanjutnya dijual kembali dengan harga jual lebih tinggi daripada harga beli. Dalam bisnis kelebihan harga jual dari harga beli disebut keuntungan.


1. Pengertian Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang adalah perusahaan yang kegiatannya melakukan pembelian barang dagang untuk dijual kembali tanpa mengubah bentuknya. Yang dapat digolongkan sebagai perusahan dagang antara lain: distributor, agen tunggal, pengecer, toko swalayan, toko serba ada, plaza, dan sebagainya.

Ciri-ciri perusahaan dagang antara lain sebagai berikut.
a. Kegiatan usahanya melakukan pembelian barang untuk dijual kembali tanpa melakukan proses produksi (tanpa mengolah/mengubah bentuknya).
b. Pendapatan pokolnya diperoleh dari penjualan barang dagang.
c. Harga pokok barang yang dijual dihitung dari nilai persediaan awal ditambah pembelian bersih dikurangi persediaan akhir.
d. Laba kotor diperoleh dari penjualan bersih dikurangi harga pokok barang yang dijual.

2. Sistem Pencatatan Transaksi pada Perusahaan Dagang
Sistem pencatatan transaksi pada perusahaan dagang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sistem periodik dan sistem perpetual.

a. Sistem Periodik
Sistem pencatatan periodik adalah sistem yang tidak melakukan mutasi atas perkiraan persediaan barang dagang saat terjadi pembelian atau penjualan. Penilaian atas perkiraan tersebut dilakukan secara berkala untuk periode tertentu.

b. Sistem Perpetual
Sistem pencatatan perpetual adalah sistem pencatatan yang mencatat mutasi atas perkiraan persediaan barang dagangan secara terus menerus.


Mem-posting Jurnal ke Buku Besar

1. Posting
Setiap transaksi yang telah dicatat secara kronologis dalam jurnal dipindahkan ke dalam akun-akun yang bersangkutan. Kumpulan akun-akun tersebut dinamakan buku besar. Pemindahbukuan dari jurnal umum ke buku besar disebut posting.

2. Tehnik Referensi
Tehnik referensi adalah mengisi nomor halaman jurnal pada kolom ref (referensi) di buku besar untuk menandakan bahwa jurnal tersebut telah di-posting ke buku besar.


3. Tata Cara Posting
Tata cara posting dari jurnal umum ke buku besar adalah sebagai berikut.
a. Mencatat tanggal terjadinya transaksi yang diambilkan dari tanggal transaksi pada jurnal ke kolom tanggal akun buku besar yang bersangkutan.
b. Mencatat keterangan yang diambil dari kolom keterangan jurnal untuk dipindahkan ke kolom keterangan pada akun buku besar yang bersangkutan.
c. Mencatat jumlah debet jurnal ke kolom debet akun buku besar yang bersangkutan dan mencatat jumlah kredit jurnal ke kolom kredit buku besar yang bersangkutan.
d. Mencatat nomor halaman jurnal ke kolom referensi (ref) akun buku besar yang bersangkutan.
e. Jika akun dalam jurnal sudah dipindahkan ke dalam akun buku besar maka di kolom referensi jurnal dicatat nomor kode akun yang bersangkutan.

Neraca Saldo
Tahapan siklus setelah penyusunan buku besar adalah penyusunan daftar saldo atau neraca saldo. Neraca saldo merupakan daftar yang berisi semua saldo akhir dari akun buku besar yang dicatat secara sistematis menurut nomor akun buku besarnya, disertai saldo debet dan kredit akun yang bersangkutan.



Mengelola Buku Besar dan Buku Besar Pembantu

A. Buku Besar dan Buku Pembantu
Siklus Akuntansi diawali dengan terjadinya transaksi dan peristiwa yang direkam dalam dokumen pendukung seperti kuitansi, faktur, nota kredit, dan berbagai dokumen pendukung lainnya. Dokumen pendukung tersebut dianalisis oleh staf akuntansi untuk dijurnal. Jurnal merupakan pencatatan perkiraan debet dan kredit yang harus selalu seimbang. Setelah membuat jurnal siklus akuntansi berlanjut dengan membuat buku besar.


1. Pengertian Buku Besar dan Buku Pembantu
Setiap transaksi yang telah dicatat secara kronologis dalam jurnal dipindahkan ke dalam akun-akun yang bersangkutan. Kumpulan akun-akun tersebut dinamakan buku besar (general ledger). Secara ringkas buku besar adalah kumpulan akun-akun yang digunakan untuk mencatat dan mengelompokkan transaksi-transaksi sejenis. Buku besar merupakan catatan akuntansi terakhir (book of final entry).

Akun-akun tertentu dikelompokkan lagi ke buku pembantu. Misalnya buku pembantu utang, dan buku pembantu piutang. Buku pembantu adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat akun-akun tertentu dengan perubahan –perubahan secara lebih rinci.

2. Peralatan yang Dibutuhkan untuk Mengelola Buku Besar dan Buku Pembantu
Peralatan yang dibutuhkan untuk mengelola buku besar antara lain :
a. satu unit komputer berbasis windows terinstal software komputer akuntansi,
b. satu unit printer dot matrix, ink jet atau laser jet,
c. kalkulator meja atau kalkulator saku,
d. steples,
e. lemari arsip,
f. kertas,
g. ATK (Alat Tulis Kantor).

3. Bentuk-Bentuk Buku Besar dan Buku Pembantu
a. Bentuk Buku Besar
Dalam system akuntansi kita bebas untuk merancang bentuk buku besar yang sesuai dengan kebutuhan. Namun umumnya yang dipergunakan ada empat macam bentuk buku besar yaitu: bentuk T (T Account), bentuk skontro, bentuk stafel 3 kolom, dan bentuk stafel 4 kolom.

1. Bentuk T (T Acoount)
Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana dan hanya berbentuk seperti huruf T besar. Dari bentuk yang sangat sederhana ini, sebelah kiri merupakan sisi debet dan sisi kanan merupakan sisi kredit. Nomor akun diletakkan di sebelah kanan atas.

2. Bentuk Skontro
Buku besar bentuk skontro adalah bentuk buku besar yang sebelah menyebelah.
3. Bentuk Stafel 3 Kolom
4. Bentuk Stafel 4 Kolom

b. Bentuk Buku Besar Pembantu
Bentuk buku pembantu tidak berbeda dengan bentuk buku besar (umum) yaitu : bentuk T, bentuk skontro, bentuk stafel 3 kolom, dan bentuk stafel 4 kolom. Buku pembantu biasanya disusun berdasarkan abjad, sehingga memudahkan perkiraan yang dimaksud dan memungkinkan penambahan perkiraan baru.





09 Juni 2009

Mengelola Proses Kredit

Identifikasi Pelanggan
Identifikasi pelanggan (calon debitor) bertujuan agar penjualan kredit dilakukan kepada pembeli yang tepat. Oleh karena itu kegiatan identifikasi pelanggan harus mampu memperoleh data mengenai pelanggan yang dapat dijadikan dasar pemberian kredit. Data pelanggan yang diperlukan untuk kepentingan tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut:


a. lamanya menjadi pelanggan perusahaan,
b. besarnya kredit maksimal yang pernah diberikan,
c. kelancaran pemberian kredit pada periode-periode yang lalu,
d. status kredit yang sedang berjalan, dan
e. kondisi perusahaan pelanggan yang sedang berjalan (data ekstrem).

Dalam praktik sering pelanggan mengajukan permintaan pembelian dengan syarat pembayaran kredit, baik melalui surat order maupun pelanggan datang sendiri. Identifikasi pelanggan biasanya dilakukan melalui wawancara dengan tujuan memberikan informasi mengenai persyaratan yang ditetapkan perusahaan, dan untuk memperoleh data mengenai volume kegiatan usaha pelanggan, status kepemilikan perusahaan, dan kemampuan pengembalian kredit. Sedangkan untuk konfirmasi keberadaan pelanggan biasanya dilakukan survei ke tempat pelanggan.

Menyiapkan Data Kredit Pelanggan
Dalam mengelola proses kredit, pihak pemberi kredit harus menilai kemampuan pelanggan dalam melunasi kreditnya. Data perusahaan yang dipandang relevan dengan tingkat kemampuan pengembalian kredit dari pelanggan adalah data mutasi piutang. Data mutasi piutang adalah daftar yang memuat transaksi kredit, dan pelunasan yang dilakukan oleh pelanggan pada periode-periode sebelumnya. Data kemampuan membayar pelanggan dapat diprediksi pemberi kredit lewat data mutasi piutang.

Analisis Kelayakan Pemberian Kredit
Prinsip-prinsip penilaian yang digunakan dalam penentuan kredit, antara lain dikenal dengan prinsip 5C. Dalam penerapan prinsip 5C, kelayakan kredit yang diberikan kepada pelanggan (debitor) ditentukan berdasarkan penilaian atas aspek-aspek character, capacity, capital, condision of economic, dan collateral.
1. Character adalah aspek watak atau kepribadian pelanggan (debitur). Aspek ini sangat penting karena setiap transaksi kredit mengandung suatu janji untuk membayar. Oleh karena itu bagian kredit perlu mengetahui apakah pelanggan (calon debitor) berkelakuan baik, dalam arti selalu berupaya untuk memenuhi janji.
2. Capacity adalah aspek kemampuan (kapasitas) pelanggan (calon debitor) dalam menjalankan usahanya. Salah satu alat untuk mengukur kemampuan pelanggan dalam menjalankan usaha adalah catatan banyaknya order dari pelanggan yang bersangkutan dan kelancaran pengembalian kredit.
3. Capital adalah aspek modal pelanggan (calon debitor). Hal yang perlu diketahui adalah besarnya modal usaha pelanggan (calon debitor).
4. Condition of economic adalah aspek pengaruh dari trend perekonomian secara umum yang diperkirakan akan berpengaruh pada kegiatan usaha pelanggan (calon debitor).
5. Collateral adalah aspek jaminan dalam bentuk harta benda yang dimiliki pelanggan (calon debitor).

Prosedur Persetujuan Kredit
Bagian yang terlibat langsung dalam aktivitas persetujuan kredit adalah bagian order penjualan dan bagian kredit. Sementara bagian piutang berfungsi sebagai penyedia data pelanggan (calon debitor) yang diperlukan dalam analisis kelayakan kredit. Kegiatan yang dilakukan oleh bagian order penjualan dan bagian kredit dalam aktivitas persetujuan kredit adalah sebagai berikut.
1. Bagian order penjualan, tugas-tugasnya meliputi:
a. menerima order dari pelanggan atau calon debitor,
b. membuat daftar usulan persetujuan kredit rangkap dua,
c. menyerahkan daftar usulan persetujuan kredit (2 lembar) kepada bagian kredit, dilampiri surat order yang diterima dari pelanggan atau calon debitor,
d. menerima daftar persetujuan kredit lembar 1 dari bagian kredit beserta surat order yang diterima dari pelanggan atau calon debitor.
e. menyetujui pemberian kredit sesuai dengan jumlah kredit yang ditetapkan bagian kredit dalam daftar prsetujuan kredit.
f. mengarsipkan surat order dari pelanggan beserta surat order pengiriman barang yang bersangkutan.
2. Bagian kredit, tugas-tugasnya meliputi:
a. menerima daftar usulan persetujuan kredit lembar 1 dan 2 dari bagian order penjualan dilampiri surat order penjualan.
b. menganalisis dan menentukan kelayakan kredit untuk pelanggan atau calon debitor yang diusulkan oleh bagian order penjualan,
c. membuat daftar persetujuan kreditsesuai dengan hasil analisis kelayakan kredit,
d. menyerahkan daftar persetujuan kreditlembar 1 beserta surat order dari pelanggan kepada bagian order penjualan,
e. mengarsipkan daftar persetujuan kredit lembar 2 untuk pencocokan data kredit yang diberikan sesuai dengan data surat order pengiriman yang dibuat oleh bagian order penjualan.

Dalam praktik, seringkali terjadi untuk order dari pelanggan (calon debitor) yang sudah memiliki reputasi baik dalam hubungannya dengan perusahaan , usulan persetujuan kredit disampaikan kepada bagian kredit, dalam bentuk surat order pengiriman. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses penjualan kepada pelanggan yang bersangkutan.




12 Mei 2009

Jurnal Penyesuaian pada Perusahaan Jasa

Daftar saldo atau neraca saldo perlu disesuaikan agar mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jurnal penyesuaian dibuat untuk memisahkan antara biaya yang sudah menjadi beban pada suatu periode akuntansi dengan yang belum menjadi beban. Sama halnya dengan dunia otomotif , penyesuaian seperti memodifikasi motor sesuai keiginan pemakainya.
Tujuh transaksi yang diikuti oleh jurnal penyesuaian pada akhir periode akuntansi adalah sebagai berikut.


1. pendapatan diterima di muka,
2. piutang pendapatan,
3. biaya dibayar di muka,
4. utang biaya,
5. kerugian piutang,
6. penyusutan, dan
7. biaya pemakaian perlengkapan.

Mencatat Jurnal Penyesuaian
Berikut ini adalah contoh data penyesuaian dan jurnalnya.
1. Pendapatan diterima di muka
Pendapatan diterima di muka adalah jika perusahaan menerima pendapatan atas suatu barang/jasa yang belum diserahkan.
Contoh:
Pada tanggal 3 Agustus 2008, Charity membayar sewa kios selama 1 tahun sebesar Rp6.000.000,00
Jurnal tanggal 3 Agustus 2008 adalah.
Kas Rp6.000.000
Pendapatan diterima di muka Rp6.000.000
(Dicatat oleh pemilik kios)

Pada waktu tutup buku tanggal 31 Desember 2008, jurnal penyesuaiannya adalah sebagai berikut.
Pendapatan diterima di muka Rp2.500.000
Pendapatan sewa Rp2.500.000

Penjelasan :
Pada tanggal 3 Agustus 2008 pemilik kios menerima uang sebesar Rp6.000.000,00, tetapi bekum sepenuhnya menjadi hak pemilik kios, karena sewa tersebut untuk satu tahun, buka satu bulan. Karena pemilik kios sudah menerima secara tunai, bekiau mencatat Kas Rp6.000.000 (D) pada Pendapatan diterima di muka Rp6.000.000 (K).
Jika kita memakai dasar akrual, pendapatan diakui jika sudah menjadi haknya. Dalam contoh tersebut, hingga akhir periode akuntansi tanggal 31 Desember 2008 yang menjadi hak pemilik kioshanya 5 bulan, yaitu Rp2.500.000 (5/12 x Rp6.000.000= Rp2.500.000).

2. Piutang pendapatan
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang belum diterima dan belum dicatat, tetapi sebagian sudah seharusnya diterima pada periode yang bersangkutan.
Contoh:
Tanggal 1 September 2008 PT X menyimpan uang di bank Pasifik Rp1.000.000, suku bunganya 18% / tahun dan bunga diterima oleh PT X setiap 6 bulan sekali. (tiap 1 Maret dan 1 September ). Ini berarti bunga 6 bulan pertama baru akan diterima tanggal 1 Maret 2009, sehingga sampai akhir periode akuntansi terdapat bunga yang diterima penendaannya selama 4 bulan. ( 1 September – 31 Desember) yaitu : 4/12 x 18% x Rp1.000.000,00 = Rp60.000

Jurnal penyesuaian untuk mencatat piutang bunga pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut.
Piutang bunga Rp60.000
Pendapatan bunga Rp60.000

3. Biaya dibayar di muka
Biaya dibayar di muka adalah biaya-biaya yang sudah dibayar pada awal periode untuk pembayaran biaya sampai beberapa periode yang ditentukan.
Contoh:
Pada tanggal 1 Mei 2008 pemilik kios membayar biaya asuransi untuk periode satu tahun kepada PT Aman sebesar Rp3.000.000
Pada tanggal 31 Desember 2008, saat pembuatan jurnal penyesuaian adalah sebagai berikut.

Biaya asuransi Rp2.000.000
Asuransi dibayar di muka Rp2.000.000

Penjelasan :

Pada tanggal 31 Desember 2008 asuransi yang sudah terpakai (biaya asuransi) saebesar Rp2.000.000 yaitu selama 8 bulan, dari bulan Mei sampai dengan bulan Desember. Perhitungannya adalah 8/12 x Rp3.000.000= Rp2.000.000

4. Utang biaya
Utang biaya adalah biaya-biaya yang telah diakui tetapi belum dicatat.
Contoh:
Perusahaan membayar upah buruh setiap tiga hari sekali. Tarif upah Rp50.000 per hari. Para buruh dibayar tiap hari Senin. Ternyata tanggal 31 Desember 2008 jatuh pada hari Minggu. Ini berarti sampai akhir periode akuntansi terdapat upah yang belum dibayar selama tiga hari = 3 x Rp50.000 = Rp150.000

Jurnal penyesuaian yang dicatat perusahaan adalah.
Beban gaji Rp150.000
Utang gaji Rp150.000

5. Kerugian Piutang
Kerugian piutang adalah taksiran kerugian piutang yang timbul karena adanya piutang tak tertagih.
Contoh:
PT XYZ merelakan piutang Tuan B sebesar Rp200.000,00 karena usahanya bangkrut.

Jurnal penyesuaian yang dicatat PT XYZ pada tanggal 31 Desember 2008 adalah.
Cadangan kerugian piutang Rp200.000
Piutang usaha Rp200.000

6. Penyusutan
Semua aktiva tetap (kecuali tanah) yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam beroperasi, akan semakin menyusut nilainya bersamaan dengan berlalunya waktu.
Contoh :
Di daftar saldo, akun peralatan kantor memperlihatkan jumlah Rp2.000.000,00, diputuskan manajemen bahwa penyusutan 10% pertahun. Ini berarti penyusutan tiap tahun = 10% x Rp2.000.000 = Rp200.000

Jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut.
Beban penyusutan peralatan kantor Rp200.000
Akumulasi penyusutan peralatan kantor Rp200.000

7. Biaya pemakaian perlengkapan
Biaya pemakaian perlengkapan adalah nilai sebagian dari harga beli perlengkapan yang telah digunakan selama periode akuntansi.
Contoh:
Perlengkapan di daftar saldo memperlihatkan jumlah Rp500.000, setelah dihitung secara fisik persedeiaan perlengkapan pada tanggal 31 Desember 2008 sebesar Rp300.000. Ini berarti perlengkapan yang telah terpakai untuk kegiatan perusahaan berjumlah Rp200.000 (Rp500.000 – Rp300.000 = Rp200.000)

Jurnal penyesuaian untuk mencatat biaya pemakaian perlengkapan tanggal 31 Desember 2008 adalah.
Beban perlengkapan Rp200.000
Perlengkapan Rp200.000