Salah satu hal yang amat menarik
dari Rumah Puisi Taufik Ismail adalah khusus hari Jum’at, terdapat pembelajaran
sastra (cerpen, prosa, puisi) di tempat ini, pesertanya minimal siswa tingkat
SMA. Pada hari lain Rumah Puisi Taufik Ismail ini juga memperkenankan anak-anak
sekolah tingkat SD – mahasiswa untuk belajar menulis puisi, sesuai perjanjian
dengan guru Bahasa Indoneia di Rumah Puisi Taufik Ismail.
Jika Anda berkunjung ke Padang
Panjang, kurang lengkap jika Anda belum mampir ke Rumah Puisi Taufik Ismail,
lokasinya di Nagari Aie angek, Kabupaten
Tanah Datar, Sumatera Barat. Tak berapa jauh dari Nagari Pandai Sikek, kampung
ibunda dari Pak Taufik Ismail. Rumah Puisi Taufik Ismail ini merupakan tempat
perkumpulan apresiasi sastra Indonesia dan sastra Minangkabau, di tempat ini
juga terdapat pelatihan Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Arab bagi
pengunjung yang tertarik. Pengajarnya merupakan guru bahasa yang kompeten dari
Rumah Puisi Taufik Ismail.
DUA GUNUNG KEPADAKU BICARA
Kepada Singgalang bertanya aku
wahai gunung masa kanakku
di lututmu kampung ibuku
Kenapa indahmu dari dahulu
tak habis-habis jadi rinduku
Kepada Merapi berkata aku
wahai gunung masa bayiku
di telapakmu kampung ayahku
kenapa gagahmu dari dahulu
tak habis-habis dalam ingatanku
Kedua gunung tentu saja
cuaca dingin bahasanya
kabut putih kosa katanya
rintik hujan ungkapnnya
senyap biru bisikannya
Kepada dua gunung kuulang tanya
berjawab lewat desahan jutaan daun rimba raya
bergema begitu indahnya lewat margasatwa
ombak nyanyian insekta betapa merdunya
bertanyalah pada Yang di Atas Sana
( Idul Adha, Senin, 8 Desember 2008.
Nagari Aie Angek, di seberang Nagari Pandai Sikek)
Pada tahun 2008, Taufik Ismail
mendapatkan beasiswa dari Habibie Centre, bersamaan dengan hal tersebut maka
terbitlah ide dari Pak Taufik Ismail untuk mendirikan Rumah Puisi. Tepatnya, Rumah
Puisi ini berdiri pada 19 Desember 2008. Buku-buku puisi yang Anda lihat
berderet di berbagai rak, merupakan buku koleksi pribadi Pak Taufik Ismail, dan
buku-buku sumbangan berbagai pihak, jumlahnya lebih dari 8.000 judul buku. Anda
boleh membaca buku sepuasnya di sini gratis, namun buku-buku tersebut tidak
boleh dipinjam dan dibawa ke rumah.
Pengunjung Rumah Puisi ini selalu
ramai pada hari Sabtu dan Minggu, tak jarang pengunjung rumah puisi ini berasal
dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, bahkan pengunjung
dari luar negeri seperti, Malaysia, Belanda, dan Inggris pun tertarik untuk
mengunjungi tempat ini. Pada bulan April 2017 yang lalu, Pak Aher, Gubenur Jawa
Barat, Ahmad Dani, Mulan Jamelah, dan Neno Warisman pernah singgah di tempat
ini.
Bagi pengunjung yang datang dari
jauh dan ingin menginap, di sini juga terdapat penginapan. Tersedia rumah gurindam
terdiri dari dua kamar, dan rumah pantun terdiri dari empat kamar. Tempat ini
terpilih menjadi Rumah Puisi karena kecintaan Pak Taufik Ismail terhadap puisi,
meskipun beliau kuliah di jurusan Kedokteran Hewan Bogor, minat terbesarnya
cenderung ke puisi. Pustaka Pak Taufik
lainnya terdapat di Jl. Galur Sari II No. 54, Utan Kayu Selatan, Jakarta, berdekatan
dengan kediaman Pak Taufik di Utan Kayu juga.
Karya menarik lainnya adalah lagu tangan dan kaki bicara yang
dinyanyikan oleh Chisye juga lahir dari hadist yang digubah menjadi lagu oleh
Pak Taufik Ismail. Selamat menikmati untaian puisi di Rumah Puisi Taufik
Ismail, Anda dapat menemukannya deretan puisi yang dicetak dalam poster di
halaman depan Rumah Puisi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar