Kemajuan dunia
digital, dan tehnologi, membuat semua orang bisa menjadi fotografer. Smartphone menjadi media cerdas untuk
memotret. Hasil foto smartphone tak
kalah bagus dengan kamera DLSR, apalagi dengan bantuan editing melalui aplikasi
mobile untuk menyempurnakan foto.
Dunia fotografi semakin melaju pesat tak terhentikan. Pernyataan bahwa
fotografi merekam sebuah keaslian, perlu dipertanyakan kembali.
Tahun 2017 ini
mulai popular sebuah teknik fotografi yang disebut flatland fotografi, atau fotografi tanah datar. Teknik fotografi
ini menggunakan drone. Awalnya drone adalah pesawat tanpa awak yang sering
digunakan oleh pihak militer dan pemerintahan, untuk mengintai atau melakukan
pemetaan, namun kini siapapun boleh menggunakan drone. Bentuk drone seperti
pesawat, atau lebih tepatnya helicopter,
drone dikendalikan dengan remote control, pilot drone mengawasi pergerakan
drone melalui layar ponsel yang dihubungkan dengan sebuah kabel ke remote control drone.
Baiklah, kita
kembali lagi membahas flatland.
Fotografi ini memotret sebuah bidang yang mendatar menjadi beberapa bidang
sekaligus, dan dibuat dalam beberapa kali pemotretan menggunakan drone. Kelemahan
drone selain harganya yang tidak murah (minimal Rp 23 juta), durasi terbangnya
hanya 10 – 15 menit. Satu baterai drone seharga Rp 1,5 juta bisa digunakan
untuk terbang maksimal 4 x 15 menit. Jika habis, baterai drone bisa Anda charge (untuk mengisi ulang daya),
maksimal 4 kali terbang.
Pilot drone harus bijaksana dalam memanfaatkan waktu
yang sempit. Mau tidak mau Anda harus memiliki baterai cadangan untuk
menerbangkan drone jika ingin menangkap beberapa gambar dalam teknik flatland
fotografi. Agar drone terbang lebih lama, Anda harus memilih drone dengan
material ringan serta baterai yang lebih besar (8000 mAH atau 10.000 mAH).
Sebenarnya
fotografi flatland atau tanah datar justru
memberikan sudut pandang yang lain dalam beberapa dimensi atau dalam sekali
tatap. Kita harus memaknainya bahwa itu bukanlah fotografi biasa. Di Indonesia,
fotografer yang terkenal dan sering melakukan pemotretan tanah datar (flatland) adalah Rudi Sunandar. Dan dia
menjelaskan cara pembuatan fotografi flatland dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
1. Buat foto A dengan drone setinggi 30 meter dari permukaan
pemotretan.
2. Lalu buatlah foto B (objek yang sama) dengan menaikkan drone ke
ketinggian 60 meter.
3. Majukan drone sambil menaikkan pada ketinggian 90 meter, untuk
membuat foto C, dengan sudut menukik 45 derajat.
4. Lalu majukan drone lagi, kemudian memotret dengan sudut lebih tegak
untuk foto D.
5. Terakhir, naikkan drone di ketinggian 120 meter, dan buat foto E, memotretlah
tegak lurus ke bawah, sambil menambahkan area di depan.
6. Akhirnya foto A sampai E digabung dengan perangkat lunak photoshop,
dalam tahap layer demi layer sesuai bagian foto yang diperlukan.
7. Penggabungan layer-layer itu memakai fungsi liquefy agar peralihan
antar foto tampak halus dan menyatu.
Pada beberapa
tempat seperti Lapangan Sempur, Bogor ada larangan untuk menggunakan drone,
karena area tersebut berdekatan dengan ring 1, tempat tinggal Presiden Jokowi
(Istana Bogor). Pemerintah Daerah Bogor dan anak-anak SD – SMP yang pada saat
itu, Minggu, 24 September 2017, melakukan senam ikan dan membentuk formasi ikan
jika dipotret dari ketinggian, terlarang dipotret menggunakan drone, akhirnya fotografer
menggunakan crane (tangga yang biasa
digunakan pemadam kebakaran) agar formasi ikan atau fotografi tanah datarnya
terekam dengan baik, meski tak sesempurna jika menggunakan drone.
Drone juga sering digunakan para sineas, film maker, traveler dan fotografer untuk membuat film
layar lebar, film pendek (Surat Cinta untuk Strala), atau video, misalnya video
tentang keindahan alam Sumatera Barat, misalnya Danau Singkarak, Danau
Maninjau, Istana Baso Pagaruyuang, Kelok 9, Ngarai Sianok, dan lain lain. Drone
juga cocok untu membuat potret selfie
dari ketinggian. Jika Anda serius menjadi pilot drone, minimal Anda harus punya
drone dan banyak belajar terbang secara otodidak dan mengikuti banyak workshop.
Googling dan ikuti saja workshop pilot drone dari Rudi Sunandar, informasinya tersebar di
internet, serta pada berbagai sosial media dan website. Selamat belajar menerbangkan
drone dan memotret dengan teknik tanah datar (flatland fotografi).
Referensi :
Instagram : https://www.instagram.com/ryu_rudy/
Twiter : https://twitter.com/rusteer?lang=en
Tidak ada komentar:
Posting Komentar