11 Oktober 2017

Memotret dengan Teknik Flatland Fotografi

Kemajuan dunia digital, dan tehnologi, membuat semua orang bisa menjadi fotografer. Smartphone menjadi media cerdas untuk memotret. Hasil foto smartphone tak kalah bagus dengan kamera DLSR, apalagi dengan bantuan editing melalui aplikasi mobile untuk menyempurnakan foto. Dunia fotografi semakin melaju pesat tak terhentikan. Pernyataan bahwa fotografi merekam sebuah keaslian, perlu dipertanyakan kembali. 


Tahun 2017 ini mulai popular sebuah teknik fotografi yang disebut flatland fotografi, atau fotografi tanah datar. Teknik fotografi ini menggunakan drone. Awalnya drone adalah pesawat tanpa awak yang sering digunakan oleh pihak militer dan pemerintahan, untuk mengintai atau melakukan pemetaan, namun kini siapapun boleh menggunakan drone. Bentuk drone seperti pesawat, atau lebih tepatnya helicopter, drone dikendalikan dengan remote control, pilot drone mengawasi pergerakan drone melalui layar ponsel yang dihubungkan dengan sebuah kabel ke remote control drone. 

Baiklah, kita kembali lagi membahas flatland. Fotografi ini memotret sebuah bidang yang mendatar menjadi beberapa bidang sekaligus, dan dibuat dalam beberapa kali pemotretan menggunakan drone. Kelemahan drone selain harganya yang tidak murah (minimal Rp 23 juta), durasi terbangnya hanya 10 – 15 menit. Satu baterai drone seharga Rp 1,5 juta bisa digunakan untuk terbang maksimal 4 x 15 menit. Jika habis, baterai drone bisa Anda charge (untuk mengisi ulang daya), maksimal 4 kali terbang. 

Pilot drone harus bijaksana dalam memanfaatkan waktu yang sempit. Mau tidak mau Anda harus memiliki baterai cadangan untuk menerbangkan drone jika ingin menangkap beberapa gambar dalam teknik  flatland fotografi. Agar drone terbang lebih lama, Anda harus memilih drone dengan material ringan serta baterai yang lebih besar (8000 mAH atau 10.000 mAH).


Sebenarnya fotografi flatland atau tanah datar justru memberikan sudut pandang yang lain dalam beberapa dimensi atau dalam sekali tatap. Kita harus memaknainya bahwa itu bukanlah fotografi biasa. Di Indonesia, fotografer yang terkenal dan sering melakukan pemotretan tanah datar (flatland) adalah Rudi Sunandar. Dan dia menjelaskan cara pembuatan fotografi flatland dengan langkah-langkah sebagai berikut. 
1. Buat foto A dengan drone setinggi 30 meter dari permukaan pemotretan.


2. Lalu buatlah foto B (objek yang sama) dengan menaikkan drone ke ketinggian 60 meter.

3. Majukan drone sambil menaikkan pada ketinggian 90 meter, untuk membuat foto C, dengan sudut menukik 45 derajat.

4. Lalu majukan drone lagi, kemudian memotret dengan sudut lebih tegak untuk foto D.

5. Terakhir, naikkan drone di ketinggian 120 meter, dan buat foto E, memotretlah tegak lurus ke bawah, sambil menambahkan area di depan.

6. Akhirnya foto A sampai E digabung dengan perangkat lunak photoshop, dalam tahap layer demi layer sesuai bagian foto yang diperlukan.

7. Penggabungan layer-layer itu memakai fungsi liquefy agar peralihan antar foto tampak halus dan menyatu.


Pada beberapa tempat seperti Lapangan Sempur, Bogor ada larangan untuk menggunakan drone, karena area tersebut berdekatan dengan ring 1, tempat tinggal Presiden Jokowi (Istana Bogor). Pemerintah Daerah Bogor dan anak-anak SD – SMP yang pada saat itu, Minggu, 24 September 2017, melakukan senam ikan dan membentuk formasi ikan jika dipotret dari ketinggian, terlarang dipotret menggunakan drone, akhirnya fotografer menggunakan crane (tangga yang biasa digunakan pemadam kebakaran) agar formasi ikan atau fotografi tanah datarnya terekam dengan baik, meski tak sesempurna jika menggunakan drone. 

Drone juga  sering digunakan para sineas, film maker, traveler dan fotografer untuk membuat film layar lebar, film pendek (Surat Cinta untuk Strala), atau video, misalnya video tentang keindahan alam Sumatera Barat, misalnya Danau Singkarak, Danau Maninjau, Istana Baso Pagaruyuang, Kelok 9, Ngarai Sianok, dan lain lain. Drone juga cocok untu membuat potret selfie dari ketinggian. Jika Anda serius menjadi pilot drone, minimal Anda harus punya drone dan banyak belajar terbang secara otodidak dan mengikuti banyak workshop. Googling dan ikuti saja workshop pilot drone dari Rudi Sunandar, informasinya tersebar di internet, serta pada berbagai sosial media dan website. Selamat belajar menerbangkan drone dan memotret dengan teknik tanah datar (flatland fotografi). 

Referensi :

 

 



 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar