Dua ekor jawi siap berpacu di sawah yang baru dipanen |
Padang adalah surganya makanan,
di sana ada dua jenis makanan, pertama enak banget, kedua enak. Jika kamu
secara acak dan sembarangan masuk dan makan di restoran atau warung kecil
pinggir jalan di Padang, rasanya pasti selalu enak. Ada banyak tempat wisata
terkenal di Padang, seperti : Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Kembar,
Pantai Carocok Painan, Puncak Mandeh, Ngarai Sianok, Padang Ranah Nagari
Sijunjung, Desa Pandai Sikek, dan Desa Pariangan dan banyak objek keren lainnya
lagi. Namun kali ini saya ingin bercerita tentang budaya unik di ranah Minang
yang harus kamu lihat, yaitu pacu jawi.
Pacu berarti balapan, adu cepat,
sedangkan jawi adalah sapi di Sumatra Barat. Pacu jawi merupakan mainan
tradisional anak nagari (anak desa),
pacu jawi diadakan setelah musim panen padi usai. Pacu jawi, lahir dan
berkembang di Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Empat
kecamatan peserta pacu jawi, yaitu:
Kecamatan Pariangan (desa terindah di dunia versi majalah Budjet Travel, 2012),
Kecamatan Rambatan, Kecamatan Limau Kaum, dan Kecamatan Sungai Tarab.
Tiket lomba pacu jawi |
Tiket masuk untuk menonton pacu
jawi adalah Rp 50.000 per orang. Ini dibutuhkan untuk menutupi biaya sewa sawah
petani sebesar 6 juta, dan biaya mengairi sawah dengan air untuk arena pacu
jawi, dan biaya lainnya. Sungai dan sawah pun perlu diperbaiki setelah acara
pacu jawi usai dilaksanakan. Pacu jawi merupakan hiburan yang sangat ditunggu-tunggu
masyarakat setempat, dan juga turis asing dari manca negara. Mereka suka sekali
dengan tradisi pacu jawi, melihat dua ekor sapi balapan dikendarai seorang
joki, pada sebuah sawah yang baru saja dipanen, sangatlah menarik bagi turis
manca negara. Fotografer dari berbagai negara dengan camera tele dan peralatan canggih seperti drone (pesawat tanpa awak) pun dapat kamu lihat bertebaran di
sekitar arena pacu jawi.
Acara pacu jawi di Tanah Datar ini
membuat tumbuh subur warung nasi, dan warung kopi daun, serta pedagang kaki
lima dadakan, sehingga lokasi di sekitar pacu jawi menjadi pasar kaget. Setelah
para penonton menyaksikan jawi-jawi terbaik berpacu, mereka dapat makan dan
minum di warung tersebut. Arena pacu
jawi lokasinya di sawah milik petani yang baru selesai panen, dan arena pacu
jawi tersebut tidak tetap atau selalu berpindah-pindah. Dalam satu masa pacu
jawi peserta yang ikut bisa mencapai 400 ekor, satu joki mengendarai 2 ekor
jawi dengan beralaskan tangkai bajak sebagai pelana, dan joki memegang buntut
jawi sebagai kemudinya.
Joki yang ikut lomba tidak
memakai alas kaki, mereka berlari bersama dua ekor sapi di sawah yang penuh
lumpur dengan air tergenang. Juri pacu jawi adalah penduduk setempat dan setiap
penonton yang menyaksikan balapan jawi tersebut. Begitu penuturan dari panitia
pacu jawi, Bapak Khairul (0813-7434-1177). Kamu dapat menghubungi nomor
telepon beliau jika tertarik untuk menyaksikan pacu jawi di Minangkabau.
Jawi dimandikan setelah selesai berpacu |
Lomba pacu jawi dimulai pada
pukul 13.00 – 16.00 WIB, kemudian dilanjutkan dengan acara makan bajamba, 16.00
– 17.00 WIB, jawi pemenang akan naik harganya dua kali lipat, harga normal jawi
25 juta, dan jawi pemenang lomba harganya bisa menjadi 50 juta. Selesai acara
lomba jawi tersebut dimandikan dan jika jawi tersebut menang, tentunya akan
menjadi kebanggan jokinya. Jawi terbaik adalah jawi yang berjalan dengan lurus,
tidak melenceng dari jalur, dan dan akan
lebih bagus lagi, jika jawi tersebut, (menuntun
sapi temannya dan joki) berjalan lurus. Juri tidak menilai dari jawi
yang larinya paling cepat, tubuhnya paling besar, dan kuat. Filosofi pacu jawi adalah jawi saja harus
berjalan lurus, apalagi manusia, dan manusia yang berjalan lurus serta baik
budi pekertinya, tentu akan jadi pemenang dalam hidup. Yuk kita ke Tanah Datar untuk menonton pacu
jawi sambil belajar filosofi hidup lurus seperti jawi yang berlari lurus dalam kubangan lumpur di sawah yang
baru dipanen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar