21 Desember 2014

Hari Pertama Mengajar di @terminalhujan

Sebulan yang lalu saya mengikuti sebuah workshop gratis tentang Kreatif Fiksi, dari Moka Publishing di Gedung Pendidikan, Bogor. Pembicaranya adalah Mas AS Laksana. Nah, hari itu kuping saya mendengar sekelebat sebuah nama yaitu : komunitas @terminalhujan, sebuah komunitas belajar bagi anak-anak yang tinggal di sekitar terminal Baranangsiang Bogor. Dengan bantuan Mbah Google, saya menjalin kontak dengan admin terminal hujan, Tasya. Sang pejuang pendidikan. Nanti saya usulkan kepada illustrator uang rupiah agar foto Tasya diabadikan dalam uang kertas pecahan dua rebu. 

Dan hari ini adalah hari pertama saya mengajar di @terminalhujan, tanggalnya mirip dengan Ibu Kartini. Beliau 21 April, kalau saya 21 Desember (he-he-he). Kami belajar di teras kantor Kelurahan Baranangsiang, tepatnya di jalan Riau No. 13. Anak-anak yang datang terdiri dari adalah siswa/I pre-school sampai dengan SMP.  Kami belajar berpencar, memilih tempat yang paling strategis. Saya mengajar di dekar deretan gerobak. Berbekal 3 lembar tikar dan buku pelajaran seadanya dan semangat kakak-kakak @terminalhujan kami mengajar anak-anak manis tersebut. 

Pengajar komunitas @terminalhujan terdiri dari 25 orang lebih, itu artinya stok pejuang pendidikan di Bogor masih banyak. Anak-anak berkumpul di teras kelurahan pukul 9.30 WIB. Dan Tasya pun membagi anak-anak per kelas bersama kakak-kakak pengajarnya. Saya mengajar kelas 4 SD. Saya mengajari Nabila tentang Matimatika, penambahan, perkalian, dan pecahan, teman-teman Nabila yang lain nama-namanya belum bisa saya ingat seluruhnya. Kami semua selesai mengajar pukul 11.30 WIB.

Anak-anak berkumpul kembali di teras, mereka diminta memungut sampah setelah itu mereka diberi susu coklat dingin. Cara yang keren untuk mengajarkan agar anak-anak itu belajar membuang sampah pada tempatnya. Di bibir Ciliwung, saya pernah melihat tulisan : “Dilarang membuang sampah di sini- Dosa! Mungkin bapak yang menulis sudah pegel dan bingung bagaimana caranya melarang orang dewasa agar tidak membuang sampah ke Ciliwung. Karena tulisan : DILARANG MEMBUANG SAMPAH DI SINI KECUALI ANJING, juga tak mempan. Waduh. 

Mari kita kembali ke cerita @terminalhujan. Seusai mengajar, kami semua berkumpul dan mengadakan evaluasi. Kesimpulannya, tahun 2015 @terminalhujan akan mendapat tambahan personil kakak-kakak pengajar, membuat modul, mengajarkan keterampilan (selain belajar mata pelajaran yang diajarkan di sekolah), dan menambah buku-buku cerita sebagai sarana untuk meningkatkan minat baca anak-anak.

Jika kakak-kakak tulus mengajar anak-anak manis ini (walaupun terkadang mereka sedikit susah diatur), isya Allah kakak-kakak akan lebih mudah mengajar keponakan atau anak sendiri. Mengajar orang lain saja bisa, apalagi mengajar anak/keponakan sendiri. Inilah kisah menarik yang dapat saya bagikan tentang @terminalhujan. Sampai ketemu di lain cerita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar