Sebulan yang lalu saya mengikuti
sebuah workshop gratis tentang Kreatif Fiksi, dari Moka Publishing di Gedung
Pendidikan, Bogor. Pembicaranya adalah Mas AS Laksana. Nah, hari itu kuping
saya mendengar sekelebat sebuah nama yaitu : komunitas @terminalhujan, sebuah
komunitas belajar bagi anak-anak yang tinggal di sekitar terminal Baranangsiang
Bogor. Dengan bantuan Mbah Google, saya menjalin kontak dengan admin terminal
hujan, Tasya. Sang pejuang pendidikan. Nanti saya usulkan kepada illustrator
uang rupiah agar foto Tasya diabadikan dalam uang kertas pecahan dua rebu.
Dan hari ini adalah hari pertama
saya mengajar di @terminalhujan, tanggalnya mirip dengan Ibu Kartini. Beliau 21
April, kalau saya 21 Desember (he-he-he). Kami belajar di teras kantor
Kelurahan Baranangsiang, tepatnya di jalan Riau No. 13. Anak-anak yang datang terdiri
dari adalah siswa/I pre-school sampai dengan SMP. Kami belajar berpencar, memilih tempat yang
paling strategis. Saya mengajar di dekar deretan gerobak. Berbekal 3 lembar
tikar dan buku pelajaran seadanya dan semangat kakak-kakak @terminalhujan kami
mengajar anak-anak manis tersebut.
Pengajar komunitas @terminalhujan
terdiri dari 25 orang lebih, itu artinya stok pejuang pendidikan di Bogor masih
banyak. Anak-anak berkumpul di teras kelurahan pukul 9.30 WIB. Dan Tasya pun
membagi anak-anak per kelas bersama kakak-kakak pengajarnya. Saya mengajar
kelas 4 SD. Saya mengajari Nabila tentang Matimatika, penambahan, perkalian,
dan pecahan, teman-teman Nabila yang lain nama-namanya belum bisa saya ingat
seluruhnya. Kami semua selesai mengajar pukul 11.30 WIB.
Anak-anak berkumpul kembali di
teras, mereka diminta memungut sampah setelah itu mereka diberi susu coklat
dingin. Cara yang keren untuk mengajarkan agar anak-anak itu belajar membuang
sampah pada tempatnya. Di bibir Ciliwung, saya pernah melihat tulisan : “Dilarang
membuang sampah di sini- Dosa! Mungkin bapak yang menulis sudah pegel dan
bingung bagaimana caranya melarang orang dewasa agar tidak membuang sampah ke
Ciliwung. Karena tulisan : DILARANG MEMBUANG SAMPAH DI SINI KECUALI ANJING,
juga tak mempan. Waduh.
Mari kita kembali ke cerita
@terminalhujan. Seusai mengajar, kami semua berkumpul dan mengadakan evaluasi.
Kesimpulannya, tahun 2015 @terminalhujan akan mendapat tambahan personil
kakak-kakak pengajar, membuat modul, mengajarkan keterampilan (selain belajar
mata pelajaran yang diajarkan di sekolah), dan menambah buku-buku cerita
sebagai sarana untuk meningkatkan minat baca anak-anak.
Jika kakak-kakak tulus mengajar
anak-anak manis ini (walaupun terkadang mereka sedikit susah diatur), isya
Allah kakak-kakak akan lebih mudah mengajar keponakan atau anak sendiri.
Mengajar orang lain saja bisa, apalagi mengajar anak/keponakan sendiri. Inilah
kisah menarik yang dapat saya bagikan tentang @terminalhujan. Sampai ketemu di
lain cerita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar