Abdurahman Faiz
Seperti hari-hari lalu
pagi
ini kau tumpuk mimpimu
di
sepanjang jalan raya
tapi
truk dan bus
telah
melindasnya habis
beberapa
pengemudi memaki
mencabik
sisa mimpimu
hari ini belum dapat sepeser pun
kau
ingin menangis
tapi
tak ada tempat
Adik
dalam gendongan tersenyum
mengusap
pipinya yang kotor
matanya
berkilat sesaat
mengira
kau bercanda
sebab
kalian selalu bernyanyi
dalam
segala musim
walau
tak ada ayah ibu
Tapi
tak pernah ada mimpi
yang
hidup lama di jalan raya
dengan
lunglai kau hampiri
tong-tong
sampah orang kaya
berharap
ada sisa mimpi di sana
untuk
kau simpan demi masa depan.
(Desember
2003, dari buku: Guru Matahari, DAR Mizan, 2004)
terimakasih ya untuk informasinya
BalasHapus