Seorang nenek yang tidur di emperan, Empang |
Parkiran KFC Tugu Kujang Bogor,
pada malam Minggu (23/02/2013) dan malam Minggu lainnya merupakan markas
komunitas @berbaginasiBgr. Ini adalah komunitas dari anak-anak muda dan anak
nggak muda yang peduli terhadap anak-anak jalanan, pengamen, dan kaum papa yang
tidur di emperan toko. Mereka adalah
para pejuang nasi bungkus.
Bogor, malam itu (Sabtu, 23/02)
cerah. 12 pejuang nasi menyusuri rute Jl. Suryakencana, Bondongan, Empang, dan
Jl. Juanda, secara konvoy untuk menemukan anjal dan kaum papa yang tidur di
emperan, atau gerobak sampah. Membangunkannya dengan lembut , setelah tunawisma
itu bangun mereka menyodorkan nasi bungkus beserta air kemasan dengan
sopan. Aksi ini dimulai pukul 21.00 dan
berakhir pukul 24.00, atau tergantung banyaknya nasi yang dibagikan. Malam
Minggu itu (23/02) terkumpul 74 nasi bungkus. Alhamdulilah yang terpenting
bukan banyak nasi bungkus, tetapi berlangsungnya aksi ini secara konsisten.
Daripada lelah menyalahkan
pemerintah yang mengabaikan anak-anak jalanan, pengemis, dan kaum papa yang
tidur di emperan, lebih baik bergabung dengan komunitas berbagi nasi di kotamu
masing-masing.
Pelopor Berbagi Nasi
Gagasan berbagi nasi ujar Nayaka
Untara pertama kali dilontarkan oleh Abu Marlo , Danang. dan Nayaka. Awalnya mereka
bertiga sedang mendalami agama. Dari situ mereka mengambil kesimpulan inti dari
agama adalah berbagi dengan sesama manusia. Cara berbagi yang sederhana menurut
mereka adalah dengan berbagi nasi, ujar Nayaka. Gerakan ini semakin menular
setelah pengeraknya membuat akun twiter @berbaginasiID dan @berbaginasiJKT .
Saat ini gerakan berbagi nasi menyebar di beberapa kota, yakni Jakarta,
Bandung, Bogor, Surabaya, Garut, Tasikmalaya, Pare-Pare, Pekanbaru, dan Batam.
Jika di kotamu belum ada, ayo bikin!
Gerakan ini bersifat spontan,
tidak ada struktur, seragam. Hanya ada sukarelawan bernama pejuang nasi. Semua
boleh ikut, tidak bawa nasi dari rumah juga tidak apa-apa, kan bisa berbagi
tenaga dengan membantu membagikan nasi bungkus tersebut. Seperti lirik lagu
Iwan Fals, Bongkar : …kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperbudak
jabatan. Ternyata kita harus ke jalan berbagi nasi dengan anjal dan kaum papa.
sungguh mulia hari para komunitas itu, ternyata di dunia ini masih banyak orang yang memiliki hati semulia mereka
BalasHapus