24 Februari 2013

Cinta dalam Sebungkus Nasi (2)


Seorang nenek yang tidur di emperan, Empang
Parkiran KFC Tugu Kujang Bogor, pada malam Minggu (23/02/2013) dan malam Minggu lainnya merupakan markas komunitas @berbaginasiBgr. Ini adalah komunitas dari anak-anak muda dan anak nggak muda yang peduli terhadap anak-anak jalanan, pengamen, dan kaum papa yang tidur di emperan toko. Mereka adalah para pejuang nasi bungkus. 


Bogor, malam itu (Sabtu, 23/02) cerah. 12 pejuang nasi menyusuri rute Jl. Suryakencana, Bondongan, Empang, dan Jl. Juanda, secara konvoy untuk menemukan anjal dan kaum papa yang tidur di emperan, atau gerobak sampah. Membangunkannya dengan lembut , setelah tunawisma itu bangun mereka menyodorkan nasi bungkus beserta air kemasan dengan sopan.  Aksi ini dimulai pukul 21.00 dan berakhir pukul 24.00, atau tergantung banyaknya nasi yang dibagikan. Malam Minggu itu (23/02) terkumpul 74 nasi bungkus. Alhamdulilah yang terpenting bukan banyak nasi bungkus, tetapi berlangsungnya aksi ini secara konsisten.

Daripada lelah menyalahkan pemerintah yang mengabaikan anak-anak jalanan, pengemis, dan kaum papa yang tidur di emperan, lebih baik bergabung dengan komunitas berbagi nasi di kotamu masing-masing.


Pelopor Berbagi Nasi


Gagasan berbagi nasi ujar Nayaka Untara pertama kali dilontarkan oleh Abu Marlo , Danang. dan Nayaka. Awalnya mereka bertiga sedang mendalami agama. Dari situ mereka mengambil kesimpulan inti dari agama adalah berbagi dengan sesama manusia. Cara berbagi yang sederhana menurut mereka adalah dengan berbagi nasi, ujar Nayaka. Gerakan ini semakin menular setelah pengeraknya membuat akun twiter @berbaginasiID dan @berbaginasiJKT . Saat ini gerakan berbagi nasi menyebar di beberapa kota, yakni Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Garut, Tasikmalaya, Pare-Pare, Pekanbaru, dan Batam. Jika di kotamu belum ada, ayo bikin!

Gerakan ini bersifat spontan, tidak ada struktur, seragam. Hanya ada sukarelawan bernama pejuang nasi. Semua boleh ikut, tidak bawa nasi dari rumah juga tidak apa-apa, kan bisa berbagi tenaga dengan membantu membagikan nasi bungkus tersebut. Seperti lirik lagu Iwan Fals, Bongkar : …kesedihan hanya tontonan, bagi mereka yang diperbudak jabatan. Ternyata kita harus ke jalan berbagi nasi dengan anjal dan kaum papa.

1 komentar:

  1. sungguh mulia hari para komunitas itu, ternyata di dunia ini masih banyak orang yang memiliki hati semulia mereka

    BalasHapus