25 November 2012

Asal Usul Nama Kota Cianjur

Cianjur terkenal dengan beras yang berkualitas
Pada sebuah desa di Pasundan, hiduplah seorang saudagar yang memiliki sawah sejauh mata memandang. Namun ia terkenal sangat pelit. Orang-orang menyebutnya Pak Kikir. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang dermawan dan baik hati. Secara sembunyi-sembunyi anak itu  suka menolong warga yang kesusahan.

Pada suatu ketika, Pak Kikir merasa harus mengadakan selamatan. Menurut kepercayaan masyarakat, kalau acara selamatan dilakukan dengan baik, hasil panen akan meningkat. Pak Kikir tak ingin panennya gagal. Oleh karena itu ia mengadakan selamatan dan mengundang seluruh warga.

Namun Pak Kikir tidak menyediakan makanan yang cukup bagi seluruh tamunya yang sebagian besar merupakan warga tak mampu. Banyak tamu yang tidak kebagian makanan. Lalu datanglah seorang nenek pengemis. Ia meminta sedikit nasi untuk mengisi perutnya yang lapar. Namun si nenek malah di bentak oleh Pak Kikir.

Nenek itu sangat sedih. Ia pun meninggalkan rumah Pak Kikir. Anak Pak Kikir yang melihat kejadian itu langsung mengambil jatah makannya dan mengejar nenek itu.”Ambillah makanan ini supaya nenek tidak lapar lagi.” kata pemuda baik hati itu. Terima kasih Nak, atas kebaikanmu. Kelak kau akan mendapatkan kebaikan dan keselamatan dari sifatmu,”kata si Nenek.

Nenek itu masih sakit hati pada Pak Kikir. Lalu pergilah ia ke puncak bukit. Dari puncak bukit itu, tampaklah rumah Pak Kikir yang paling besar dan paling megah di antara rumah warga sekitarnya.
Nenek itu berucap lantang, ingatlah Pak Kikir. Ketamakanmu akan menenggelamkan dirimu, dan Tuhan akan membalas perbuatanmu!”

Si Nenek menancapkan tongkatnya ke tanah, lalu mencabutnya lagi. Dari bekas lubang tancapan tongkat itu, mengalirlah air yang semakin lama semakin deras menuju ke desa.

“Banjir…banjir! Para penduduk berteriak panik melihat air yang mengalir semakin deras menuju desa mereka. Mereka berlarian menyelamatkan diri dan keluarga mereka masing-masing. Anak Pak Kikir pun segera memperingati semua penduduk agar mengungsi untuk mencari tempat yang aman. Ia juga mengajak ayahnya untuk meninggalkan rumah. 

“Apa, meninggalkan rumah ini? Tidak! Aku harus menyelamatkan harta yang kusimpan di bawah tanah!”seru Pak Kikir. Ia pun berlari ke ruang bawah tanah di rumahnya.  Air semakin deras, karena tak ada waktu lagi untuk menunggu ayahnya, anak Pak Kikir pun berlari menyelamatkan diri ke atas bukit. Banjir itu pun segera menengelamkan seluruh desa.

Anak Pak Kikir dan sebagian penduduk selamat . Pak Kikir tengelam bersama rumah dan harta benda nya. Para penduduk sangat sedih melihat desa yang tengelam. Mereka memutuskan mencari daerah baru untuk tempat tinggal. Anak Pak Kikir diangkat sebagai pemimpin.

Di daerah yang baru, anak Pak Kikir menganjurkan penduduk mengolah tanah, bagaimana mengairi sawah, dan cara menanam padi yang baik. Desa baru itu lalu diberi nama Anjuran karena penduduk selalu mematuhi anjuran pemimpin mereka. Lama kelamaan, desa itu berkembang menjadi sebuah kota kecil bernama Cianjur. Ci artinya air. Menurut cerita Cianjur berarti anjuran untuk mengairi dan membuat irigasi yang baik. Hingga sekarang, Cianjur terkenal dengan hasil berasnya yang pulen.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar