08 Oktober 2012

Kedukaan Terbesar setelah Papi Tiada

28 April 2012

11 tahun yang lalu, papi saya meninggal dunia. Hari ini kedukaan terulang kembali, 28 April 2012: pagi itu saya didatangi orang gila. Mereka mengamuk, membabi buta, mencaci maki saya, Mona dan Mama, tanpa bukti yang jelas. Di hadapan Queency, putri kami tercinta. 

Kata-kata tajam yang terekam di memory saya. 
"Kalau Queency sakit, (bahkan) mati itu urusan elo!"Kalimat ini diucapkan oleh ibu guru yang katanya sang pendidik. Queency menangis, gemetar, trauma saat itu. Ibu itu berteriak semakin keras. Sama sekali tidak peduli. 

Kedua, anak lelaki tertuanya yang baru saya kenal bilang: "Kalau sudah menikah, KELUAR DARI RUMAH! KALAU PERLU TIDUR DI KOLONG JEMBATAN! Mereka mengusir saya dari rumah saya sendiri. Tempat saya tumbuh dan dibesarkan. Hebat betul.

Setiap ingat peristiwa itu, darah saya mendidih. Sejak saat itu saya tendang dia dari daftar saudara, jadi teman pun tak pantas. Mereka orang paling brengsek yang pernah saya temui. Tulisan ini upaya mengobati luka batin saya. 

Tiada maaf bagimu, sampai kapan pun. 

Tidak ada komentar: