10 Februari 2011

Rindu Purnama : Cinta Bersemi di Rumah Singgah


Waktu aku sakit, ibu yang jaga. Setiap aku bangun, selalu ditanya; ingin makankah nak? Ingin minumkah nak? Waktu aku sakit, ibu yang jaga.

Lirik lagu dari Mande Queency

Cinta dapat mengubah semua orang dan meluluhkan jiwa yang penuh keangkuhan. Cinta pula yang mampu menyadarkan seseorang betapa hidup tak melulu berkutat pada persoalan individual, atau kesalehan individual belaka tapi juga orang-orang di sekelilingnya. Rajin beribadah; sholat jungkir balik...mengucapkan bismilah 100 kali sehari tapi tak punya sedikit cinta buat anak-anak yatim dan juga benci terhadap anak-anak jalanan.

Inilah yang dialami Surya, lelaki lajang, karyawan teladan sebuah perusahaan properti terkenal. Surya (Teuku Firmansyah) adalah tipe lelaki pekerja keras yang mengabdikan sebagian besar waktunya untuk pekerjaan. Dia tinggal seorang diri di sebuah rumah mewah bersama sepasang suami-istri yang bekerja sebagai sopir dan pembantunya. Pertemuannya dengan bocah perempuan yang ia beri nama Purnama perlahan mengubah hidupnya.

Nama sebenarnya gadis kecil itu Rindu (Salma Paramitha -- pernah berperan sebagai anaknya Naysila Mirdad di sinetron Intan--), ia bukan siapa-siapa. Dia hanyalah seorang anak jalanan yang sehari-hari bekerja sebagai pengamen. Tak diduga, mobil Surya yang dikendarai sopirnya (Pak Pur) menabrak Rindu, yang tengah berusaha menghindari kejaran petugas satuan polisi pamong praja. Kecelakaan itu membuat Rindu menderita amnesia. Sang sopir, yang iba melihat kondisi Rindu, membawanya ke rumah sakit. Dia lalu mengajak anak perempuan itu tinggal di rumah majikannya. Surya, yang paling benci kepada anak-anak karena dianggap sebagai biang kekacauan, marah besar. Dia tak mau anak kecil yang diberi nama panggilan Purnama itu ada di rumahnya.

Di tempat lain, Sarah (Ririn Ekawati), gadis berkerudung yang membaktikan hidupnya bagi anak-anak jalanan, gundah. Rindu, gadis kecil kesayangannya, tak kunjung pulang ke rumah singgah yang dikelolanya, sebuah rumah kecil berdinding kayu di tengah perkampungan pemulung yang kumuh dan padat. Tiga sahabat Rindu sesama anak jalanan hanya bilang Rindu dibawa orang tak dikenal. Berhari-hari dia dan bocah-bocah itu mencari, tapi Rindu tak kunjung ditemukan.

Merasa kehadirannya tak diinginkan, Rindu akhirnya memilih pergi meninggalkan Surya. Bukannya senang, lelaki itu justru menyesal. Di sela kesibukannya bekerja, dia terus mencari Rindu. Gambar-gambar hasil goresan tangan Rindu menuntunnya bertemu dengan Sarah. Mereka kemudian bersama-sama mencari Rindu.

Selama mencari Purnama itulah Surya dan Sarah menjadi dekat. Keduanya makin akrab setelah Rindu akhirnya kembali ke rumah singgah. Keakraban Surya dan Sarah memicu kemarahan Monique (Titi Sjuman), putri pemilik perusahaan tempat Surya bekerja. Monique, yang lama memendam cinta kepada Surya, kemudian menyusun proyek pembangunan apartemen mewah di kawasan tempat rumah singgah berada.

Inilah kisah yang terjalin dalam film Rindu Purnama, sebuah film tentang pentingnya arti keluarga, persahabatan, dan kepedulian terhadap sesama. Kisah cinta yang dikemas di atas realitas sosial tentang anak jalanan. Rindu Purnama merupakan film keenam yang diproduksi Mizan Productions, setelah Laskar Pelangi, Garuda di Dadaku, Sang Pemimpi, Emak Ingin Naik Haji, dan 3 Hati, 2 Dunia, 1 Cinta.

Film drama keluarga yang berlatar cerita anak-anak jalanan itu menjadi debut Mathias Muchus sebagai sutradara, setelah hampir 30 tahun bergelut di industri film. “Pengalamannya sebagai aktor membuat kami yakin Mathias Muchus mampu menjadi sutradara film. Kami tidak ragu,” ujar Putut Widjanarko, produser Rindu Purnama.

Muchus sendiri mengaku sudah lama ingin menjadi sutradara. Dia merasakan kegelisahan yang sudah memuncak karena ketidakpuasan terhadap sutradara-sutradara yang mengarahkannya. ”Selama ini, sebagai pemain, saya sering merasa tidak puas terhadap apa yang dibuat oleh sutradara-sutradara yang mengarahkan saya. Saya sering mempunyai keinginan-keinginan yang tidak dibuat oleh sutradara,” katanya.

Rindu Purnama tak cuma didukung bintang-bintang film kawakan yang matang di bidang akting, seperti Ratna Riantiarno dan Pietrajaya Burnama (almarhum). Film yang mulai diputar di bioskop pada 10 Februari mendatang ini juga didukung sejumlah pemain anak-anak. Selain Rindu, ada lima pemain anak yang berperan sebagai anak jalanan.

Nanda Giri, koordinator casting Rindu Purnama,mengaku tidak mudah menemukan enam karakter anak jalanan ini. Dia sampai harus meng-casting kurang-lebih 200 anak, baik dari agensi pemain maupun hasil pencarian dari rumah-rumah singgah, sanggar anak-anak jalanan, dan sekolah-sekolah di kawasan kumuh lokasi shooting.


Farril Ramadhan
, misalnya, bocah kecil pemeran Akbar. Sahabat Rindu yang selalu tampil dengan ingus mengalir di hidung, baju kotor kebesaran, dan rambut cokelat kemerahan ini ditemukan dari sebuah Rumah Pintar yang didirikan oleh Dharma Wanita PT Kereta Api, sekolah yang diperuntukkan bagi keluarga-keluarga ekonomi lemah di daerah Tanjung Priok.


Ada juga anak-anak jalanan sungguhan yang bermain di film ini. Andrea (Tara Maulana), yang berperan sebagai sahabat Purnama lainnya, sehari-hari memang berada di jalanan untuk mengamen. Andrea mengajak Purnama mengamen untuk mencari uang buat beli nasi bungkus.

Hari itu mereka dapat rejeki kakap, mereka diberi uang 50 ribu oleh si om di warung tenda. Uang tersebut mereka belikan 10 nasi bungkus. 1 bungkus buat Andrea, dan satu bungkus lagi buat Purnama, sisanya yang 8 bungkus mereka bagikan ke anak-anak jalanan dan orang-orang malang lainnya. Ada dialog antara Andrea, Purnama dan batu nisan ibunya yang membuat saya terharu.


Andrea : "Kamu, mau aku kenalin sama ibuku nggak? tanya Andrea. Purnama : Menatap mata Andrea, untuk menunda menjawab.

Sebelum Purnama menjawab, Andrea menarik lengan kecil Purnama. Ia mengajak Purnama memanjat sebuah pohon besar yang terletak di komplek pemakaman. Dari atas pohon dia berteriak.

Andrea: "Bu, Andre punya teman baru, namanya Purnama, gara-gara dia Andre dipanggil monyet (matanya tertuju ke arah
sebuah batu nisan. Ternyata ibu Andrea sudah meninggal). Ibu malu nggak punya anak monyet? (garuk-garuk kepala)...

Purnama : (Terkejut, dia pikir Andrea masih memiliki ibu)



Demikian juga Irfansyah. Bocah 12 tahun itu sudah berada di jalanan saat usianya masih sekitar enam tahun. Seperti perannya, Tara dan Irfan lebih banyak berada di rumah singgah ketimbang di rumahnya.
Jadi kapan pun, di manapun; jangan berhenti mencintai anak-anak jalanan dan anak-anak yatim piatu. Anak-anak manis itu juga berhak bahagia, dan merasa dicintai, sebab kebahagiaan bukan milik orang kaya belaka.



Rindu Purnama

Genre: Drama
Sutradara: Mathias Muchus
Skenario: Ifa Isfansyah, Mathias Muchus
Pemain: Teuku Firmansyah, Titi Sjuman, Ririn Ekawati, Salma Paramitha, Ratna Riantiarno,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar