Pulanglah!
Dan aku pulang
setelah tergesa merapihkan baju kisut dan rambut kusut
di dalam dada menumpuk kesakitan seorang pelacur
gelap memberiku jalan buntu
memaksaku memintas ke jalan batu
di persimpangan aku harus berhenti
di rumah setengah jadi berseng penyok
di halamannya yang sempit di antara pagar kepompong
berdiri pohon entah apa, daunnya gimbal dan semrawut
seperti seorang gila yang sedang menunggu
Di ruangan di antara patahan dinding bata
ada sepotong kaca retak
memantulkan wajah luka seorang pendosa
udara serbuk-serbuk pahit
di kursi renyuk
menanti kakek tua cerewet yang sakit
O, waktu, tunggu aku agar tak menyerah di sini!
Nenden Lilis A
2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar