25 Agustus 2009

Permohonan Seorang Balita

Ayah bundaku, engkau segalanya bagiku.
Ketika aku tidak tahu, engkaulah sumber pengetahuanku.
Engkau mengetahui segala sesuatu,
aku sungguh mempercayaimu.
Ketika aku tidak berdaya, tanganmulah yang menopang aku.
Engkau bisa melakukan segala sesuatu,
aku sangat bergantung padamu.
Ketika aku tidak bisa memilih, pilihanmulah yang terbaik.
Engkau bisa menilai benar dan salah, baik dan buruk, bagus dan jelek.

Kasih sayangmu adalah sumber kebahagiaanku.
Perlindunganmu adalah sumber rasa amanku.
Rencanamu bagiku adalah masa depanku yang cerah.
Aku sungguh menghargai semua pengorbananmu bagiku.

Namun,kalau boleh aku memohon…….
Jangan kekang aku dengan kasih sayangmu
yang penuh kekhawatiran agar aku bisa bebas bergerak.

Jangan ikat aku dengan perlindunganmu yang berlebihan
agar aku tidak ragu untuk melangkah.
Jangan memaksa aku menjadi seperti yang kau inginkan
agar aku bisa menjadi diriku sendiri.
Jangan manjakan aku dengan kenyamanan
agar aku tidak menjadi lemah.
Jangan biarkan kenakalan dan rengekanku mengendalikanmu
agar aku tidak menjadi kurang ajar.

Jangan turuti semua kemauanku agar aku belajar mengendalikan diri.
Jangan terlalu mengasihani kelemahanku agar aku belajar mandiri.
Jangan jauhkan aku dari kesukaran agar aku belajar tegar.
Jangan biarkan aku menonton adegan kekerasan
dari televisi, agar aku tidak belajar brutal.
Atau adegan mesum, agar aku tidak belajar cabul.

Jangan ajarkan aku kebencian agar aku mengerti betapa indahnya kasih.
Jangan ajarkan aku kebohongan agar aku menghargai ketulusan.
Jangan padamkan antusiasku
agar aku menikmati hari-hari yang penuh kegembiraan.
Jangan padamkan rasa ingin tahuku
agar aku tidak kehilangan gairah untuk belajar dan menjelajah.

Jangan membuat aku bingung karena melihat apa yang kau perbuat
berbeda dengan apa yang kau ajarkan.
Mohon tunjukkan nasehatmu dalam sikapmu
supaya aku mengerti bagaimana meneladanimu

Pujian dan sanjunganmu yang berlebihan
bisa membuatku besar kepala dan lupa diri.
Kecamanmu yang terlalu sering bisa membuatku kehilangan rasa percaya diri.
Harapanmu yang terlalu tinggi bisa membuatku frustrasi.

Akh, betapa sulitnya menjadi orang tua yang bijak !
Padahal setiap hari engkau menghadapi begitu
banyak persoalan yang harus diselesaikan.
Namun, demi cintamu padaku,
aku percaya engkau selalu berusaha memberikan yang terbaik.

Jan Limanjaya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar