Kepala Kepolisian Negara RI Jenderal Bambang Hendarso Danuri hanya 10 menit di lokasi penggerebekan rumah milik Mozahri. Kepada wartawan, Bambang tidak memberikan keterangan.
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen Alex Bambang Riatmojo yang sampai saat ini masih di lokasi juga enggan memberikan keterangan, baik tentang penggerebekan itu, maupun kepastian, apakah benar yang tewas dalam penggerebekan itu adalah Noordin M Top, buron kakap yang dicari polisi selama ini. Informasi yang didapat dari anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror menyebutkan, korban tewas itu adalah Noordin M Top. Dia datang ke rumah Mozahri pada hari Selasa lalu. Ia dijemput Mozahri dari Jepara, Jawa Tengah.
Saat penggerebekan, di dalam rumah itu memang hanya ada Noordin seorang diri karena Mozahri dan dua keponakannya, Arif (38) dan adiknya, Hendra (34), sudah ditangkap sehari sebelumnya oleh polisi. anggota Densus itu mengatakan, Noordin sebenarnya sempat berteriak minta tolong ketika petugas Densus meledakkan kamar sisi kanan rumah. Akan tetapi, polisi tidak menghiraukan teriakan itu. Polisi bahkan terus memberondongkan peluru karena khawatir teriakan minta tolong itu sebagai jebakan.
Akibat berondongan itu, Noordin melarikan diri ke kamar mandi di sisi belakang rumah. Sekitar pukul 07.50, polisi kembali meledakkan bom yang diletakkan di samping kanan rumah. Ini dilakukan untuk membuka ruang gerak bagi para penembak.
Saat itu, posisi Noordin makin terjepit, terlebih setelah tembok yang memisahkan antara ruang tengah dan kamar sisi kanan juga jebol sama sekali. Noordin akhirnya ditemukan tewas tertembus peluru saat bersembunyi di dalam kamar mandi.
Sumber :kompas.com, Sabtu, 8 Agustus 2009
Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Irjen Alex Bambang Riatmojo yang sampai saat ini masih di lokasi juga enggan memberikan keterangan, baik tentang penggerebekan itu, maupun kepastian, apakah benar yang tewas dalam penggerebekan itu adalah Noordin M Top, buron kakap yang dicari polisi selama ini. Informasi yang didapat dari anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror menyebutkan, korban tewas itu adalah Noordin M Top. Dia datang ke rumah Mozahri pada hari Selasa lalu. Ia dijemput Mozahri dari Jepara, Jawa Tengah.
Saat penggerebekan, di dalam rumah itu memang hanya ada Noordin seorang diri karena Mozahri dan dua keponakannya, Arif (38) dan adiknya, Hendra (34), sudah ditangkap sehari sebelumnya oleh polisi. anggota Densus itu mengatakan, Noordin sebenarnya sempat berteriak minta tolong ketika petugas Densus meledakkan kamar sisi kanan rumah. Akan tetapi, polisi tidak menghiraukan teriakan itu. Polisi bahkan terus memberondongkan peluru karena khawatir teriakan minta tolong itu sebagai jebakan.
Akibat berondongan itu, Noordin melarikan diri ke kamar mandi di sisi belakang rumah. Sekitar pukul 07.50, polisi kembali meledakkan bom yang diletakkan di samping kanan rumah. Ini dilakukan untuk membuka ruang gerak bagi para penembak.
Saat itu, posisi Noordin makin terjepit, terlebih setelah tembok yang memisahkan antara ruang tengah dan kamar sisi kanan juga jebol sama sekali. Noordin akhirnya ditemukan tewas tertembus peluru saat bersembunyi di dalam kamar mandi.
Sumber :kompas.com, Sabtu, 8 Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar