Menolong Tuna Netra dengan Donor Mata

Kerusakan kornea mata merupakan salah satu penyebab kebutaan di Indonesia. Namun kebutaan tersebut sebenarnya bisa ditolong dengan pencangkokan kornea. Sayangnya, meski Bank Mata sudah berdiri sejak tahun 1969, hingga saat ini jumlah orang yang mendedikasikan diri sebagai donor mata masih sedikit.

Kerusakan kornea dapat terjadi akibat kelainan bawaan, kekurangan vitamin A, infeksi bakteri, luka karena kecelakaan, serta komplikasi operasi mata. Menurut dokter spesialis mata, Abdul Manan Ginting, yang juga menjabat sebagai ketua Bank Mata, saat ini jumlah calon donor mata di DKI Jakarta tercatat ada 11.744 orang dengan jumlah calon resipien (penerima donor) 475 orang.

Sampai dengan bulan Agustus 2007, Bank Mata Indonesia cabang Jakarta telah melakukan operasi pencangkokan mata (keratoplasti) sebanyak 3.355 kali yang dilakukan di beberapa rumah sakit besar, seperti RS Mata Aini, RSCM, RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Eye Center, RS Pertamina, RS Islam Jakarta, dan RSUP Persahabatan.

Ginting menjelaskan, karena keterbatasan kornea mata dari pendonor, maka calon resipien yang diutamakan adalah mereka yang penglihatan kedua matanya kurang dari dua meter, serta masih dalam usia produktif, serta pasien dengan keadaan kornea hampir sobek. "Nanti dokter yang akan menentukan sesuai skala prioritas," katanya dalam acara peringatan Hari Mata Sedunia, di Jakarta (8/10).

Sementara itu kornea dari pendonor tidak akan diambil jika kematian calon donor tidak diketahui kapan dan penyebab kematiannya, menderita penyakit seperti AIDS, Hepatitis, atau anjing gila, serta tumor ganas. "Pengangkatan bola mata jenazah calon donor harus dilaksanakan kurang dari 6 jam sejak calon donor dinyatakan meninggal, dan dalam waktu 24 jam sudah dicangkokkan ke calon resipien," papar Ginting.

Setiap resipien yang mendapatkan cangkok kornea menurut Ginting akan dikenai biaya. " Ini bukanlah jual beli organ, tetapi harga yang harus dibayar untuk penggantian proses pengawetan kornea, pemeriksaan laboratorium, transportasi, dan biaya lainya dan itu semua merupakan unit cost. Jika calon resipien tidak mampu maka tidak dikenakan biaya apapun," jelasnya.

Artis pun Ikutan

Dalam acara peringatan hari mata sedunia sekaligus sosialisasi Bank Mata tersebut, hadir pula para tokoh agama yang menjelaskan pandangan agamanya mengenai donor mata. Gus Dur yang hadir sebagai perwakilan agama Islam mengatakan peran dari Bank mata sangat mulia karena menolong sesama manusia yang menghadapi persoalan cacat mata.

Selain itu hadir pula para artis ibukota yang berniat mendonorkan matanya, antara lain Bertrand Antolin yang memang sudah mendaftar sejak tahun 2002, serta artis Leony yang baru menyatakan keinginannya untuk menjadi calon pendonor mata. "Karena organ tubuh sudah tidak berarti buat kita setelah meninggal, tapi berarti buat mereka yang masih hidup dan membutuhkannya," ucap Leony, yang berharap matanya akan tetap sehat hingga akhir hayat.

Selain Bertrand dan Leony, artis lain yang menyatakan keinginannya untuk mendonorkan matanya antara lain Ronny Sianturi, Lita Zein, Alena, dan Nindy Elesse. Semoga niat tulus mereka mendorong lebih banyak orang agar tergerak menjadi donor mata sehingga makin banyak orang yang tergerak untuk menolong para tuna netra.

Sumber : kompas