18 Januari 2015

Liz Jackson : Membangun Bisnis di Saat Mata Mulai Buta

 
Gambar 1. Liz Jackson cerdas telemarketing
 
Ketika anak muda seusianya menikmati masa remaja, ia divonis dokter akan mengalami kebutaan  karena penyakit mata bawaan yang dideritanya (retinis pigmentosa). Hal ini menyebabkan ia tak melanjutkan sekolahnya. Ia hanya lulus tiga pelajaran di SMP. Untungnya Liz bukanlah perempuan yang mudah menyerah, perempuan kelahiran Inggris 11 Mei 1973 ini dengan segala keterbatasan penglihatannya memutuskan bekerja di sebuah perusahaan telemarketing bernama BCMS sebagai junior officer.

Pilihannya tepat, Liz dengan cepat dipromosikan menjadi sales manager dan dipercaya men-set up sebuah call center di Kingsclere, Hampire, Inggris. Prestasi demi prestasi yang dicapai membuat Liz dikirim perushaan untuk membangun call center di Chicago, Amerika Serikat. Ia beragngkat sendiri ke sana dan tinggal sendiri pula dengan penglihatan yang nyaris buta. Di Amerika Liz, bekerja selama tiga bulan. 

Suatu hari ia mendapat dana hibah dari Prince’s Trust, sebuah organisasi yang memberikan bantuan pada anak-anak muda yang ingin mendirikan usaha sendiri dengan modal kecil. Liz mendapat dana bantuan 1.000 pounsterling atau sekitar Rp 15 jutaan. Dengan uang sebesar itu tahun 1998 Liz mendirikan perusahaan telemarketing Great Guns Marketing, saat itu ia baru berumur 25 tahun. 

Modal sebesar itu tentu tidak memadai untuk menyewa ruang kantor, karena itu ia memodifikasi ruang tamu rumah orangtuanya. Semangatnya mengebu. Menekuni bisnis sendiri, katanya tak sesederhana bekerja sebagai karyawan. “Begitu usaha itu berdiri, banyak hal yang harus dilakukan, tak ada pilihan untuk bermuram durja,”ujar Liz. Kemudian ia memilih ibunya sebagai staf akuntan pertama yang membantunya membuat laporan keuangan. Tiga bulan kemudian ia memindahkan “kantornya” ke garasi agar lebih leluasa. Great Guns Marketing pun berjalan. 

Di tengah usahanya yang baru berjalan seumur jagung, Liz kehilangan seluruh penglihatannya. Great Guns Marketing ia jalankan alam keadaan buta. Ia pantang mundur. Modal uang yang seadanya, latar belakang pendidikan yang tak memadai, dan kebutaan tak memadamkan semangatnya untuk meneruskan bisnisnya. Dengan kelebihanya meyakinkan orang lewat telemarketing Liz berhasil mengaet klien-klien perusahaan besar di Inggris.
Kini karyawan Liz mencapai 100 orang lebih, dengan dukungan SDM sebanyak itu, Great Guns Marketing bisa mendapatkan klien  perusahaan sebanyak 500-an di Inggris dan Irlandia yang semuanya dikordinir melalui delapan kantor cabangnya. Atas prestasinya itu, pada bulan September 2003, Liz Jackson memenangkan Women Mean Business Award, penghargaan terbesar di Inggris yang diberikan kepada perempuan luar biasa yang sukses membangun bisnisnya sendiri. Ia memperoleh hadiah uang sebesr 10.000 pounsterling dan peralatan komunikasi sebesar 3.000 pounsterling dari T-mobile, sponsor utama kegiatan tersebut. Liz semakin bahagia karena Pangeran Charles pun memberinya kata selamat.  

Pesan yang ingin ia sampaikan adalah setiap kali menemui rintangan Anda perlu berhenti  untuk melakukan tiga aksi, memutar, melompati, atau menerobos. Pusatkan saja pada solusi. Setiap orang yang memiliki kekurangan, juga dianugrahi Tuhan kelebihan yang tak terkalahkan.

Sumber :
Majalah Luar Biasa No. 11 Edisi November 2009.
http://www.bbc.co.uk/blogs/legacy/ouch/2011/02/podcast_65_sibling_rivalry.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar