Gambar 1. Liz Jackson cerdas telemarketing
Ketika anak muda seusianya
menikmati masa remaja, ia divonis dokter akan mengalami kebutaan karena penyakit mata bawaan yang dideritanya
(retinis pigmentosa). Hal ini
menyebabkan ia tak melanjutkan sekolahnya. Ia hanya lulus tiga pelajaran di
SMP. Untungnya Liz bukanlah perempuan yang mudah menyerah, perempuan kelahiran
Inggris 11 Mei 1973 ini dengan segala keterbatasan penglihatannya memutuskan
bekerja di sebuah perusahaan telemarketing bernama BCMS sebagai junior officer.
Pilihannya tepat, Liz dengan
cepat dipromosikan menjadi sales manager dan dipercaya men-set up sebuah call
center di Kingsclere, Hampire, Inggris. Prestasi demi prestasi yang dicapai
membuat Liz dikirim perushaan untuk membangun call center di Chicago, Amerika
Serikat. Ia beragngkat sendiri ke sana dan tinggal sendiri pula dengan
penglihatan yang nyaris buta. Di Amerika Liz, bekerja selama tiga bulan.
Suatu hari ia mendapat dana hibah
dari Prince’s Trust, sebuah organisasi yang memberikan bantuan pada anak-anak
muda yang ingin mendirikan usaha sendiri dengan modal kecil. Liz mendapat dana
bantuan 1.000 pounsterling atau sekitar Rp 15 jutaan. Dengan uang sebesar itu
tahun 1998 Liz mendirikan perusahaan telemarketing Great Guns Marketing, saat
itu ia baru berumur 25 tahun.
Modal sebesar itu tentu tidak
memadai untuk menyewa ruang kantor, karena itu ia memodifikasi ruang tamu rumah
orangtuanya. Semangatnya mengebu. Menekuni bisnis sendiri, katanya tak
sesederhana bekerja sebagai karyawan. “Begitu usaha itu berdiri, banyak hal
yang harus dilakukan, tak ada pilihan untuk bermuram durja,”ujar Liz. Kemudian
ia memilih ibunya sebagai staf akuntan pertama yang membantunya membuat laporan
keuangan. Tiga bulan kemudian ia memindahkan “kantornya” ke garasi agar lebih
leluasa. Great Guns Marketing pun berjalan.
Di tengah usahanya yang baru
berjalan seumur jagung, Liz kehilangan seluruh penglihatannya. Great Guns
Marketing ia jalankan alam keadaan buta. Ia pantang mundur. Modal uang yang
seadanya, latar belakang pendidikan yang tak memadai, dan kebutaan tak
memadamkan semangatnya untuk meneruskan bisnisnya. Dengan kelebihanya
meyakinkan orang lewat telemarketing Liz berhasil mengaet klien-klien
perusahaan besar di Inggris.
Kini karyawan Liz mencapai 100
orang lebih, dengan dukungan SDM sebanyak itu, Great Guns Marketing bisa
mendapatkan klien perusahaan sebanyak
500-an di Inggris dan Irlandia yang semuanya dikordinir melalui delapan kantor
cabangnya. Atas prestasinya itu, pada bulan September 2003, Liz Jackson
memenangkan Women Mean Business Award, penghargaan terbesar di Inggris yang
diberikan kepada perempuan luar biasa yang sukses membangun bisnisnya sendiri.
Ia memperoleh hadiah uang sebesr 10.000 pounsterling dan peralatan komunikasi
sebesar 3.000 pounsterling dari T-mobile, sponsor utama kegiatan tersebut. Liz
semakin bahagia karena Pangeran Charles pun memberinya kata selamat.
Pesan yang ingin ia sampaikan
adalah setiap kali menemui rintangan Anda perlu berhenti untuk melakukan tiga aksi, memutar,
melompati, atau menerobos. Pusatkan saja pada solusi. Setiap orang yang
memiliki kekurangan, juga dianugrahi Tuhan kelebihan yang tak terkalahkan.
Sumber :
Majalah Luar Biasa No. 11 Edisi
November 2009.
http://www.bbc.co.uk/blogs/legacy/ouch/2011/02/podcast_65_sibling_rivalry.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar