Keputusan Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemendikbud) – Anies Baswedan, untuk memberhentikan pelaksanaan
kurukulum 2013 disambut senang para
guru, mereka selama ini banyak yang terbebani dengan pelaksanaan K-13 tersebut.
Alasan penghentian K-13 adalah :
- Sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan K-13
- Masih ada masalah dalam kesiapan buku
- Pelatihan kepala sekolah belum merata
- Sulitnya mengubah mindset guru
- Perubahan proses pembelajaran dari teacher centred ke student centered
- Rendahnya moral spiritualitas
- Budaya membaca dan meneliti masih rendah
- Lemahnya penguasaan di bidang administrasi.
- Kurangnya penguasaan teknologi informasi.
- Kecenderungan guru yang lebih banyak menekankan aspek kongnitif (otak)
- Menuntun guru untuk menjadi lebih kreatif
- Tematik membuat pembahasan materi dangkal
- Anak didik menjadi terbebani banyak mata pelajaran
- Apa pun pelajarannya metodenya “ceramah”
- Pola yang berlaku masih lagu lama : menagih daya ingat anak didik.
Sebenarnya yang menjadi masalah utama
adalah metode belajarnya. Pada umumnya metode belajar yang kaku sekali,
misalnya selama di kelas cuma mencatat terus, akan menghambat kreatifitas anak
didik. Metode favorit lainnya: menagih
daya ingat (melulu).
“Kita sering kesulitan
menyingkirkan pandangan atau prinsip kuno. Sebab kita sudah nyaman dan terbiasa
dengannya. Kita seperti seorang pria yang telah memakai kacamata begitu lama,
dan lupa bahwa dia sedang mengenakan kacamata! Hari ini, kita perlu mencoba
menerima pandangan atau prinsip yang baru, serta membuang pandangan atau
prinsip lama yang kurang berguna,” kata Dr. Kenichi “Mr. Strategi”Ohmae
(Pembicara dan Konsultan Manajemen).
Setelah Anda membaca point-point di atas, saya
berikan contoh nyata tentang kurikulum 2013.
Buku Teknologi Informasi dan
Komunikasi, digratiskan, tapi tidak ada barangnya. Queency (7) putri kecil saya
yang sekolah di SD Al-Azhar, terpaksa memfotocopy buku TIK, cetakan tahun 2006.
Ilmu komputernya versi jadul. Anak-anak diminta menghapal perangkat computer
seperti CPU, monitor, printer, disket (yang sudah dimuseumkan) tanpa menyentuh
nyata barangnya. Seandainya Bill Gates iseng dan bisa membaca buku TIK anak SD
pasti diketawain. Tulisannya panjaaaaaaa…gambarnya sedikit, seperti jalur lurus
yang bikin ngantuk dan membosankan.
Saya bayangkan buku TIK, Bahasa
Inggris, matematika, dll itu mirip komik. Belum berhenti dibaca sebelum tamat.
Membuat penasaran dan menarik. Jadi anak yang dominan otak kanan dan otak kiri
sama-sama suka membaca tanpa paksaan atau ancaman dari emaknya! Ahh..itu hanya
impian konyol.
Saya bayangkan juga, anak-anak
tidak harus memiliki buku yang sama. Buku bebas dari berbagai penerbit,
sehingga informasi dari buku-buku yang berbeda itu dapat saling melengkapi.
Cara lainnya, anak-anak didik harus dilibatkan sebelum buku itu disyahkan.
Mereka dapat bertindak sebagai proofreader. Jadi bapak-bapak dikementrian
pendidikan tidak terancam botak karena kebanyakan mikir tentang kurikulum dan
materi yang akan diberikan kepada anak-anak didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar