Seorang lelaki tua membukakan jendela
Untuk anak-anakku yang jelata
Matanya yang telanjang
Meminta sesobek kesederhanaan
Gadis-gadis kecil itu hanya memiliki senyum
Itupun sesuatu tak selesai
Ia pelajari dalam hidup
Yang sependek usianya
Di ruang yang teduh anak-anakku melukis masa depannya
Mereka berjalan di antara sawah dan galery
Menyusuri lembah penari yang gemulai
Dan tebing peradaban tak bertepi
Anak-anakku menunggu lelaki tua itu
Kaki-kaki kurusnya tertatih
Menuju ketidaksampaian
Tangan keriputnya gemetar meletakkan hati renta
Di atas meja ketidakpastian
Anakku menyerap ketulusannya
Cara belajar senyum paling sederhana
Dorothea Rosa
Herliany
Ubud, 2009
Kumpulan Puisi : Santa Rosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar