03 November 2011

Cara Efektif Mengatasi Bulliying

Bullying dari masa ke masa
Ketika saya  kelas 1 SD, ada anak “sok jagoan” yang selalu meminta uang jajan saya setiap hari. Lalu saya laporkan kepada ibu, beliau bilang : “Bob, kalau dia minta uang lagi, bilang aja, “emang ini duit bapak lu?”. 

Kejadian lain yang saya ingat adalah ketika kelas 1 SD ada “kakak kelas” yang setiap ketemu menunjukkan pisau kepada saya. Dan ketika saya ceritakan ini kepada ayah (almarhum), beliau bilang” Kalau ditodong pisau lagi, getok aja pakai kayu Bob! Beres.

Pulang sekolah saya pernah dikompas (dipalak-ditodong dengan pisau) oleh anak-anak sekolah lain (Sekolah Teknik, penanya obeng). 10 orang, saya berdua dengan teman saya, namanya Wawan. Di Dewi Sartika, dulu (tahun 1989) tempat itu merupakan pusat dingdong.

“Sini duit loe semua buat gw! Bentak salah seorang dari mereka sambil mengacungkan pisau. Berpindahlah uang di kantong saya, seribu rupiah. Hmm…seribu bisa buat main dingdong 10 kali…hehehe.

Beberapa waktu yang lalu (di acara Kick Andy, MetroTV), seorang anak pernah gantung diri, karena diolok-olok temannya, dan malu sebab ayahnya tukang bubur. (apa salahnya punya ayah tukang bubur?)

Kabar terbaru tentang bullying, anak kelas 1 SD, ditelanjangi, dikunci di WC sekolah, disiram air, kalungnya diambil…oleh anak “pemilik saham” sekolah bertaraf internasional. Ternyata sekolah mahal tak lepas dari bullying!

Wow, sekarang bullyingnya malah lebih mengerikan. 

Menurut American Academy of Child & Adolescent Psychiatry. bullying adalah tindakan disengaja yang menimbulkan siksaan fisik, verbal atau psikologis ataupun siksaan yang lain yang dapat membuat anak merasa rendah diri ketika berhubungan dengan orang lain.  

Hal ini penting bagi orang dewasa untuk menganggap bullying di usia sekolah adalah hal yang serius. Dengan bantuan orang tua anak dapat melakukan sesuatu untuk mengakhiri bullying.

Langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah:
  • Cari tanda-tanda bullying. Amati anak Anda ketika muncul tanda-tanda kecemasan seperti kurangnya nafsu makan atau tidur dan berhenti melakukan hal-hal yang biasanya ia sukai. Perhatikan perubahan anak Anda secara rutin, seperti apakah dia menghindari rute atau tempat tertentu, atau menghindari orang-orang tertentu.
  • Carilah kesempatan untuk menggiring membahas topik tersebut dengan anak Anda secara tidak langsung. Misal menonton acara televisi atau membaca buku dengan anak Anda tentang bullying. Gunakan kesempatan ini untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada anak Anda seperti “Apakah kamu tahu siapa saja yang telah diganggu?” atau “Apakah kamu pernah mengalami bullying?” Katakan kepada anak Anda bahwa penting untuk membiarkan orang dewasa tahu apakah dia ditindas atau menjadi saksi bullying. Katakan padanya untuk berbicara dengan Anda atau orang dewasa lain, guru atau saudara yang lebih tua tentang bullying. Ceritakan bahwa Anda pernah dibullying.
  • Berikan kenyamanan dan dukung dukungan kepada anak Anda jika dia terbuka kepada Anda tentang bullying. Pujilah dia jika dia memberitahu Anda dan biarkan dia tahu bahwa menjadi korban bullying itu tidak malukan. Katakan padanya itu terjadi pada banyak orang dan bahwa dia tidak melakukan sesuatu yang salah. Berbagi cerita tentang bagaimana Anda diganggu sebagai anak atau memiliki saudara yang lebih tua atau sepupu anak menengadah untuk berbagi pengalaman.
  • Bangun kepercayaan diri anak Anda. Dorong anak Anda untuk bergabung dengan klub dan program yang menarik baginya. Daftarkan anak Anda di kelas bela diri atau olah raga untuk membantu dia merasa kuat dan percaya diri.
  • Dengarkan anak Anda jika ia mengatakan akan mendapatkan bullying yang lebih buruk dari pelaku jika ia coba-coba memberitahu seseorang tentang hal itu.Hubungi orang tua si pengganggu jika Anda tahu mereka dan percayalah berbicara dengan mereka akan memberikan solusi.
  • Hubungi kepala sekolah anak Anda, guru dan konselor bimbingan dan informasikan mereka tentang situasi. Minta sekolah untuk mengadakan sebuah pertemuan antara Anda dan orang tua pengganggu jika Anda tidak merasa enak menghubungi mereka sendiri.
  • Pelajari , penelitian tentang bullying dan kebijakan serta undang-undang yang menyangkut hal itu. Hubungi polisi jika Anda percaya keselamatan anak Anda berisiko.  
  • Jadikanlah diri Anda sahabat terbaik anak Anda. 

2 komentar:

  1. haha...cerit yang menarik, mengingatkan saya akan masa-masa sekolah dulu. Saya pkir semua itu hal yg normal (dulu) bahwa ada sekelompok preman di lingkungan skolah, meminta uang jajan murid2 di sana (sekolah) dsb. Saya pikir krn mreka tidk punya uang & itu satu2nya jalan yg mreka punya (ancaman & kekerasan). dan saat ini, topik ini sering diperbincangkan luas. ternyata...ini tidak bisa dianggap sepele ya...

    BalasHapus