07 Agustus 2011

Mesjid Tanpa Mujahid


Hari ini saya mengantar ibu ke Bandara  Soekarno – Hatta. Ibu mau mudik ke Padang siang ini.  Tak lupa saja ajak buku terbaru Mas Sigit, judulnya Mesjid Tanpa Mujahid. Buku dengan sampul mesjid disertai jejak-jejak kaki ini menarik perhatian ibu saya.

Lalu beliau bertanya : “Bob, itu buku apaan?”

“Ini buku tulisan teman Bobby, Mas Sigit, judulnya Mesjid Tanpa Mujahid, jawab saya seraya menyerahkan buku tersebut untuk diperlihatkan kepada ibu. .

Beberapa menit kemudian ibu saya asyik bercengkrama dengan buku tersebut. Lalu komentar beliau. Bukunya bagus ya Bob? Yang bikin Ustadz ya Bob? Bahasanya enak, mami suka. Pasti penulisnya orang sholeh ya Bob?

“Iya, mi…kalau nggak sholeh mana mungkin Pak Sigit bisa nulis buku itu, hanya Pak Sigit ogah dibilang ustadz.  Buat mami aja. Bawa aja ke Padang sebagai hadiah dari Bobby. Raut wajah beliau tampak senang sekali.

Cerita yang paling menarik hati saya dari buku ini adalah : Ibadah Egois, Mesjid Tanpa Mujahid, Bahagiakan Ibumu, dan Ibu yang Ditinggal Mati Suaminya. Kisah-kisah ini dapat ditemukan di mana saja. Di pasar, di kantor, di rumah, di tempat ramai, di pasar.

Mas Sigit meramunya dengan cara yang apik layaknya seorang master chef. Pembacanya seusai baca terhipnotis dan tidak merasa digurui oleh buku ini. Sangat mencerahkan jiwa. Untuk lebih lanjut silahkan temukan buku ini di toko buku terdekat, mulai hari Rabu, 10 Agustus 2011, selamat membaca. Salam salut buat Mas Sigit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar