Kita sering mendengar kakek-nenek kita bilang, "Anak-anak sekarang kurang punya sopan santun". Keluhan tersebut semestinya membuat para orangtua berkaca, sudahkah memberi pelajaran soal budi pekerti pada buah hati.
Sopan santun perlu diajarkan dan dilatih, sebab kita tidak terlahir dengan sopan santun. Sopan santun dalam sikap dan kata-kata membuat orang lain merasa dihargai. Bersikap sopan bukan hanya hal yang baik untuk orang lain, tetapi juga membuat hidup lebih mudah.
Jika ingin memberi bekal masa depan yang baik untuk si kecil, berikut panduan membekalinya dengan sopan santun, seperti diulas Sheknows.
Mengapa perlu mengajarkan sopan santun?
Sudah jelas bahwa etika dan kesopanan harus menjadi norma saat berinteraksi dengan siapapun. Mengajari anak Anda sopan santun (juga mensyaratkan seluruh anggota keluarga) memberikan keterampilan penting dalam hidupnya.
"Jika seorang anak bisa bersikap sopan saat menyapa orang, menanggapi salam, mengajukan permintaan, menolak permintaan, mengajukan pertanyaan, dan mengungkapkan rasa ingin tahu mereka, maka mereka memiliki kekuatan," jelas Betty Bardige, psikolog perkembangan, pendidik, dan penulis Talk to Me Baby! How You Can Support Young Children's Language Development.
Dr Bardige menjelaskan, mengajarkan anak-anak sopan santun adalah lebih dari sekadar membesarkan anak dengan apa yang terlihat "baik”.
“Membesarkan anak dengan etika, maka Anda memberi jalan baginya untuk berperilaku dalam situasi sosial yang membuatnya merasa nyaman, membuat orang lain di sekitarnya nyaman, membuatnya lebih mungkin mendapatkan apa yang dia inginkan, dan kecil kemungkinan dia akan disepelekan atau tidak diperlakukan dengan hormat," papar Dr Bardige.
Sebagai orang dewasa, kita tahu bahwa tidak semua orang bertindak dengan tepat dan bahwa tidak semua orang bersikap sopan. Dengan mengajarkan etika kepada anak-anak, Anda sedang mempersiapkannya untuk bisa menangani situasi baru dan memperkuat hubungan sosialnya.
Kapan dan bagaimana mengajarkan etika pada anak?
Anda dapat mulai mengajarkan etika pada anak begitu Anda mulai bicara padanya. Mengutip pendidikan anak usia dini, "Lebih banyak adalah yang tertangkap daripada yang diajarkan." Apa artinya?
"Pada dasarnya, anak-anak meniru. Seperti yang mereka lihat orang dewasa berperilaku, mereka lebih cenderung mengikuti. Yang penting adalah tidak hanya mengatakan 'tolong' atau 'terima kasih’, khususnya, tapi bagaimana Anda memperlakukan orang dengan baik dan hormat," kata Dr Bardige.
Pelajaran tersebut diawali dengan cara Anda berinteraksi dengan si kecil. Memang, tak selamanya suasana hati dan emosi Anda bisa stabil, tetapi tidak terlalu sulit untuk berusaha memperlakukan anak-anak dengan hormat dan menggunakan kata-kata yang baik.
Kesempatan mengajarkan etika dan sopan santun
Gunakan momen sederhana sebagai kesempatan untuk mengajarkan perilaku baik pada si kecil. Dr Bardige menyarankan, misalnya, ketika anak Anda minta sesuatu, seperti selai kacang saat sarapan, Anda menjawab, "Oh, adik ingin tambahan selai kacang, silakan." Mudah, kan? Tentu saja, tapi juga harus dimulai dan diperkuat dengan sopan santunnya saat meminta apa yang diinginkan.
Selain itu, aktivitas bermain interaktif di prasekolah (jika si kecil sudah prasekolah) adalah cara yang bagus untuk menguji perilaku sopan santunnya. Misal, bergabung dengan kegiatan minum teh atau skenario penyelamatan superhero. Dalam situasi tersebut, Anda memiliki kesempatan untuk menunjukkan contoh perilaku yang baik.
"Anda tidak memaksakan agenda kegiatan pada si kecil, tetapi ada kode sopan santun yang merupakan bagian dari permainan," kata Dr Bardige.
Dengan selalu melibatkan sopan santun dalam aktivitasnya sehari-hari, Anda menunjukkan pada si kecil bagaimana berinteraksi. Intinya dengan melakukan upaya untuk mengajarkan etika padanya, Anda tidak hanya mempersiapkan masa depan si kecil, tapi juga membantu orang banyak.(ftr)
Sumber :
okezone.com, 21 September 2010
Sopan santun perlu diajarkan dan dilatih, sebab kita tidak terlahir dengan sopan santun. Sopan santun dalam sikap dan kata-kata membuat orang lain merasa dihargai. Bersikap sopan bukan hanya hal yang baik untuk orang lain, tetapi juga membuat hidup lebih mudah.
Jika ingin memberi bekal masa depan yang baik untuk si kecil, berikut panduan membekalinya dengan sopan santun, seperti diulas Sheknows.
Mengapa perlu mengajarkan sopan santun?
Sudah jelas bahwa etika dan kesopanan harus menjadi norma saat berinteraksi dengan siapapun. Mengajari anak Anda sopan santun (juga mensyaratkan seluruh anggota keluarga) memberikan keterampilan penting dalam hidupnya.
"Jika seorang anak bisa bersikap sopan saat menyapa orang, menanggapi salam, mengajukan permintaan, menolak permintaan, mengajukan pertanyaan, dan mengungkapkan rasa ingin tahu mereka, maka mereka memiliki kekuatan," jelas Betty Bardige, psikolog perkembangan, pendidik, dan penulis Talk to Me Baby! How You Can Support Young Children's Language Development.
Dr Bardige menjelaskan, mengajarkan anak-anak sopan santun adalah lebih dari sekadar membesarkan anak dengan apa yang terlihat "baik”.
“Membesarkan anak dengan etika, maka Anda memberi jalan baginya untuk berperilaku dalam situasi sosial yang membuatnya merasa nyaman, membuat orang lain di sekitarnya nyaman, membuatnya lebih mungkin mendapatkan apa yang dia inginkan, dan kecil kemungkinan dia akan disepelekan atau tidak diperlakukan dengan hormat," papar Dr Bardige.
Sebagai orang dewasa, kita tahu bahwa tidak semua orang bertindak dengan tepat dan bahwa tidak semua orang bersikap sopan. Dengan mengajarkan etika kepada anak-anak, Anda sedang mempersiapkannya untuk bisa menangani situasi baru dan memperkuat hubungan sosialnya.
Kapan dan bagaimana mengajarkan etika pada anak?
Anda dapat mulai mengajarkan etika pada anak begitu Anda mulai bicara padanya. Mengutip pendidikan anak usia dini, "Lebih banyak adalah yang tertangkap daripada yang diajarkan." Apa artinya?
"Pada dasarnya, anak-anak meniru. Seperti yang mereka lihat orang dewasa berperilaku, mereka lebih cenderung mengikuti. Yang penting adalah tidak hanya mengatakan 'tolong' atau 'terima kasih’, khususnya, tapi bagaimana Anda memperlakukan orang dengan baik dan hormat," kata Dr Bardige.
Pelajaran tersebut diawali dengan cara Anda berinteraksi dengan si kecil. Memang, tak selamanya suasana hati dan emosi Anda bisa stabil, tetapi tidak terlalu sulit untuk berusaha memperlakukan anak-anak dengan hormat dan menggunakan kata-kata yang baik.
Kesempatan mengajarkan etika dan sopan santun
Gunakan momen sederhana sebagai kesempatan untuk mengajarkan perilaku baik pada si kecil. Dr Bardige menyarankan, misalnya, ketika anak Anda minta sesuatu, seperti selai kacang saat sarapan, Anda menjawab, "Oh, adik ingin tambahan selai kacang, silakan." Mudah, kan? Tentu saja, tapi juga harus dimulai dan diperkuat dengan sopan santunnya saat meminta apa yang diinginkan.
Selain itu, aktivitas bermain interaktif di prasekolah (jika si kecil sudah prasekolah) adalah cara yang bagus untuk menguji perilaku sopan santunnya. Misal, bergabung dengan kegiatan minum teh atau skenario penyelamatan superhero. Dalam situasi tersebut, Anda memiliki kesempatan untuk menunjukkan contoh perilaku yang baik.
"Anda tidak memaksakan agenda kegiatan pada si kecil, tetapi ada kode sopan santun yang merupakan bagian dari permainan," kata Dr Bardige.
Dengan selalu melibatkan sopan santun dalam aktivitasnya sehari-hari, Anda menunjukkan pada si kecil bagaimana berinteraksi. Intinya dengan melakukan upaya untuk mengajarkan etika padanya, Anda tidak hanya mempersiapkan masa depan si kecil, tapi juga membantu orang banyak.(ftr)
Sumber :
okezone.com, 21 September 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar