17 Maret 2010

That's All

29 Januari 2009 saat buku That's All diluncurkan saya mendengar acara promosi buku ini lewat radio di mobil Rama, Radio Delta FM.

Penyiarnya waktu itu Shanaz Haque, dia bilang buku ini adalah panduan untuk menyalakan cinta, buku perjalanan cinta Pepeng dan Mba Tami yang akan memasuki ulang tahun perkawinan yang ke-25. Ini benar adanya!

Betapa hebatnya Pepeng dalam menghadapi penyakit multiple sclerosis. Betapa ia selalu bersyukuri hidup meski dalam keadan sakit.


Selain puisi indah yang beliau tulis pada hal pembuka, banyak serpihan mutiara-mutiara kata yang sangat cuplik dari lewat buku ini. Berikut saya kutipkan:

"Jangan pernah takut. Selalu ada celah dalam kehidupan ini. Allah sangat tergantung pada prasangka hamba-Nya. Dia akan memberi sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Allah Maha Menepati Janji."

Kata Pepeng saat memenangkan hati istrinya (Dik Uta) ketika berada dalam kesulitan, kena serangan penyempitan pembuluh dompet.

Cerita tentang Ibunda Pepeng, Ibu Roestinah

Bayangkan pada usia 29 tahun ibunya telah menjadi janda yang memiliki lima orang anak. Pepeng anak kedua dari lima bersaudara. Setelah kepergian bapaknya, ibu pindah dari Madura ke Jakarta beserta Pepeng, kakak, dan adik-adiknya.

"Ibu ngajak pindah ke Jakarta, nggak bawa apa-apa nggak ada modal, cerita Pepeng."

Ibu akhirnya mendapat pekerjaan sebagai guru. Ia menjadi guru di SMP 74 Rawamangun, bersamaan dengan itu ia juga mulai kuliah lagi hingga bisa menyelesaikan gelar kesarjanaannya di IKIP.

Ibu menyelesaikan kuliahnya semata-mata karena punya keyakinan pada satu hal bahwa ia tidak ingin anak-anaknya dihina. Ibu juga menambah penghasilan dengan cara berjualan soto.

Semamgat ini menurun ke anaknya, lihat saja semangat Pepeng menyelesaikan kuliah masternya di Pascasarjana Fakultas Psikologi UI, walaupun sakit ia tidak mau menyerah...bahkan saat Mba Tami menyusun buku ini (Januari 2009) Pepeng sedang menyusun proposal untuk S3-nya yang rencananya akan diambil di Fakultas Psikologi UI. Pepeng bilang : "Saya tidak mau bergaul dengan sakit saya, saya hanya bergaul dengan cita-cita saya."

Prinsip ibunda Pepeng yang saya suka: "Kepala mesti ada isinya walau di luar terlihat sederhana."

Ini cuplikan dialog yang membuat saya takjub:
Peng, kita tidak punya bensin. bahkan untuk motor tidak ada sedikitpun, bagaimana mengantar anak-anak sekolah besok?

"Sini, panggil Peng meminta saya mendekat."

Saya berdiri di sampingnya. Lalu Peng memegang tangan saya, dia memeluk saya dan mencium pipi saya dengan lembut lalu berkata: :"Sabar ya? Allah banyaaaak bensin-Nya."

Peng selalu bilang : "Allah itu Mahakaya, bensinnya banyak, duitnya banyak, berliannya banyak, kamu perlu apa?"

Dalam sakitnya seusai shalat Peng selalu berdoa:
"Ya Allah, berilah saya, juga anak dan istri saya kecerdasan untuk melihat semua ketetapan yang Engkau berikan ini dalam prespektif yang indah. Ya Allah, ajarkan kepada kami untuk memiliki akhlak yang baik."


Selebihnya silahkan Anda baca sendiri buku That's All, saya sungguh terkagum-kagum setelah membaca buku ini. Saya rela begadang sampai pukul setengah dua belas malam demi menamatkan buku ini. Selamat mensyukuri hidup. Salam.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar