07 Februari 2010

Klinik Hewan : Pura-Pura Menjadi Dokter Hewan

Drh. Noise dan Cimo (anjing) membuat anak-anak berpikir : “Jadi dokter hewan itu menyenangkan lho!” Beliau praktik di Indraprasta dekat Brigas Security.(Sabtu, 6 Feb 2010, Kelas Klinik Hewan: Agrifun, Jl. Taman Kencana No. 3, Bogor)



Kelas di buka dengan perkenalan. Hallo nama saya Kakak Noise ujar Drh. Noise, anjing kecil ini namanya Cimo. Hallo semua. Queency pun ikut memperkenalkan diri saat ditanya namanya oleh Kak Noise, yang kecil ini namanya siapa ? Queency...

Adik-adik ada yang mau jadi dokter hewan? Tidak ada seorang anak pun yang mengacungkan jarinya. Mungkin mereka belum mengerti, apaan sih dokter hewan itu?Kak Noise bilang “ Nggak apa-apa kalau nggak mau jadi dokter hewan, minimal kalian tahu apa aja yang dikerjakan dokter hewan saat memeriksa pasiennya.

Ini ada 2 baju dokter hewan. Ada yang mau pakai? warnanya putih. Biasanya Kak Noise kalau memeriksa hewan, baju dokternya (scraf) tidak selalu berwarna putih, ada yang warna hijau, abu-abu dan biru. Supaya nggak gampang kotor, jawab Kak Noise. Noni dan Raja yang memakai baju dokter hewan putih tersebut. Buat Quency baju itu masih kebesaran.

Nah sekarang Kak Noni dan Kak Raja yang jadi dokter hewannya. Kak Noise dan Cimo yang jadi pasiennya. Pertama-tama kalau ada pasien datang, apa sih yang ditanyakan seorang dokter hewan? Suhu tubuhnya...jawab sebagian anak-anak. Iya betul. Untuk mengukur suhu tubuh hewan kita gunakan thermometer. Adik-adik tahu nggak gimana cara pakai thermometer buat hewan? Taruh di ketek, atau di mulut! Jawab mereka riang.

Kak Noise lalu menjawab : Kalau buat Cimo, thermometernya di taruh di anusnya, sebab thermometernya nggak bisa ditaruh di mulut atau di ketek Cimo. Kedua, suhu tubuh demam Cimo adalah di atas 40 derajat Celcius...kalau buat manusia kan di atas 38 derajat Celcius udah demam, berbeda dengan hewan. Tuhan memberi hewan suhu tubuh yang lebih tinggi karena mereka nggak bisa pakai baju dan selimut. Tuhan baik ya adik-adik...

Selain itu pertanyaan yang diajukan dokter hewan adalah :
Cimo vaksinnya udah lengkap belum ? Cimo muntah nggak ? Cimo ada kutunya nggak ? dan begitulah Kak Noise menerangkan dengan sangat ramah.


Setelah itu Kak Noise memperkenalkan alat-alat dokter hewan. Pertama stetoskop, pingset, benang dari usus domba, jarum buat menjahit perut yang sobek dan sebagainya. Setiap anak diizinkan mencoba stetoskop: mendengarkan detak jantung Cimo. Kalau lagi sakit detak jantung Cimo melambat…begitu penjelasan singkat dari Kakak Noise.

Setelah selesai “belajar jadi dokter hewan” Queency dan teman-teman kecilnya menghias pot dengan stiker warna-warni. Wuih…ini adalah proses belajar yang menyenangkan, gumam saya di dalam hati. Queency susah diajak pulang kalau main ke Agrifun.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar