07 Desember 2009

Sekepal Hati Ayah untuk Sang Bayi

Cambridgeshire, Seorang ayah mengambil keputusan berisiko dengan memberikan seperempat hatinya untuk sang bayi tercinta yang menderita penyakit biliary atresia. Risiko kegagalan transplantasi hati sangat tinggi dibandingkan transplantasi ginjal yakni si pemberi donor bisa meninggal jika hatinya tak mampu regnerasi.

Edward Green (42 tahun) mengambil risiko dengan memberikan sebagian hatinya untuk sang putri Amelia yang menderita gangguan liver langka dan harus segera mendapatkan transplantasi hati untuk membantunya bertahan hidup.

Seketika itu juga Green langsung menanyakan ke dokter apakah dirinya bisa mengambil risiko hidupnya sendiri dengan melakukan transplantasi hatinya untuk Amelia.

"Saya tidak pernah ragu untuk melakukan itu. Bagaimana saya bisa melihat putri saya menderita di tempat tidur untuk berjuang hidup. Lalu pikiran bahwa saya harus menguburkannya dalam waktu beberapa bulan jika ia tidak mendapatkan transplantasi, segera menghapuskan segala ketakutan saya untuk segera melakukan transplantasi," ujar Green, seperti dikutip dari Dailymail, Senin (7/12/2009).

Pada September 2008, diusianya yang baru tujuh minggu Amelia didagnosa menderita penyakit biliary atresia. Yaitu suatu kondisi yang bisa mengancam kehidupannya, karena saluran empedu yang rusak menyebabkan empedu tersebut merusak hati. Penyakit ini terjadi kira-kira 1 dari 10.000 bayi.

Amelia sempat menjalani operasi untuk mencoba mengarahkan saluran empedunya tidak melewati hati, tapi ada kemungkinan terjadi lebih banyak kerusakan di sana. Akhirnya Amelia terpaksa dimasukkan dalam daftar transplantasi bersama dengan anak lainnya di Wisbech, Cambridgeshire. Tapi penderitaan yang harus dihadapi oleh Amelia tidak bisa membuatnya menunggu lama.

Hingga akhirnya Green menawarkan diri untuk melakukan transplantasi terhadap putrinya. Pemeriksaan dilakukan pada bulan Januari 2009 dan saat pertengahan Februari 2009 didapatkan bahwa hasilnya cocok. Transplantasi tersebut dilakukan pada Maret 2009 di King's College Hospital, London dan membutuhkan waktu operasi selama 11 jam. Hati Amelia seluruhnya dikeluarkan dan menggantinya dengan sebagian hati dari Green.

"Ed, pergi ke ruang operasi untuk mengucapkan selamat tinggal pada saya dan Amelia. Karena jika ada sesuatu yang tdiak beres terjadi, itu bisa jadi pertemuan terakhir saya dan dirinya," ujar Roberta (37 tahun) ibu dari Amelia.

Meskipun operasi ini memiliki risiko 30 kali lebih besar dibandingkan dengan transplantasi ginjal, tapi jika berhasil liver mampu melakukan regenerasi dalam waktu enam minggu. Dalam hal ini Edward membutuhkan waktu penyembuhan lebih lama dibanding Amelia yang hanya memerlukan waktu tiga bulan.

Tapi kini keduanya telah benar-benar memiliki ikatan yang kuat dan sudah dapat berkumpul kembali. Pada saatnya nanti, Amelia bisa mengetahui bagaimana beraninya sang ayah menyelamatkan hidupnya.

Seperti dikutip dari Medlineplus, Senin (7/12/2009), billiary atresia adalah penyumbatan pada saluran yang membawa cairan empedu dari hati ke kandung empedu, kondisi ini biasanya terjadi sejak lahir. Penyumbatan ini bisa terjadi jika saluran empedu di dalam atau di luar hati tidak berkembang secara normal. Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti apa penyebabnya.

Akibat penyumbatan ini, aliran cairan dari hati ke kandung empedu terhambat yang bisa menyebabkan kerusakan hati dan sirosis (hatinya mengecil). Jika tidak segera diobati bisa mengakibatkan kematian. Pengobatan yang dilakukan biasanya disebut dengan prosedur Kasai, yaitu menghubungkan hati dengan usus halus. Proses ini bisa berhasil jika dilakukan sebelum bayi berusia 8 minggu, tapi transplantasi hati tetap diperlukan nantinya.

Sumber : detikhealth.com




Tidak ada komentar:

Posting Komentar