Setiap orangtua pasti menghadapi tantangan yang sama yakni bagaimana mendidik anak dengan benar. Tapi kadang-kadang sikap orangtua justru berlebihan yang bisa berakibat pada perilaku anak di masa mendatang.
Seperti ditulis oleh Foster W Cline, MD dan Jim Fay dalam buku Parenting with Love and Logic: Teaching Children Responsibility (Serambi) seperti dikutip Selasa 91/9/2009), dalam mendidik anak yang terpenting membekali anak agar mandiri dan tidak menjadi pribadi yang ketergantungan.
Karena bagaimana pun setiap orangtua ingin anaknya di masa depan dapat membuat keputusan penting bagi hidupnya secara matang dan hati-hati serta bertanggungjawab.
Foster dan Jim mencirikan dua jenis tipe orangtua yang tidak efektif yakni:
1. Orangtua Helikopter
Tipe orangtua helikopeter ini adalah orangtua yang berpikir bahwa cinta berarti memusatkan hidup mereka di sekeliling anak. Orangtua berjaga-jaga terus di dekat anaknya dan menolongnya kapan saja dibutuhkan. Mulai dari menyediakan makan, meminta izin ke guru hingga mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Orangtua tipe ini akan selalu menarik anak-anaknya ke luar dari gangguan. Sehingga tidak ada satu hari pun yang terlewati tanpa melindungi anak-anak dari berbagai hal yang mungkin terjadi. Begitu anak memberikan sinyal SOS orangtua tipe helikopter langsung memberikan perlindungan dengan cepat baik dari guru, teman atau siapa pun yang tidak bersahabat.
Orangtua tipe helikopter ini merasa tidak nyaman jika harus membiarkan anak menanggung akibat dari perbuatannya sendiri dan cenderung menjauhkan anak dari masalah.
Tapi anehnya kadang orangtua seperti ini malah dijadikan teladan oleh lingkungannya karena dianggap orangtua yang siaga.
Tapi apa yang terjadi pada anaknya? Anak-anak seperti ini tidak dibekali pegangan untuk menghadapi tantangan hidup. Kesempatan belajar hidup telah dicuri orangtua dengan mengatasnamakan cinta. Orangtua helikopter gagal menyiapkan anak jika suatu saat menghadapi masalah.
2. Orangtua Sersan Pelatih
Orangtua tipe ini sebenarnya sangat menyayangi anaknya. Hanya saja mereka bertindak seperti prajurit yang mendidik anak dengan cara membentak atau terus menerus memberi perintah. Orangtua seperti ini beranggapan anak-anak bisa disiplin dan bertindak benar jika terus menerus diberi panduan harus berbuat apa.
Ketika orangtua tipe ini berbicara pada anak, kata-kata yang muncul sering bernada tajam dan kerap berkata, "Saya bilang juga apa?'. Orangtua tipe ini memegang penuh kekuasaan terhadap anaknya. Jika anak tidak melakukan yang diperintahnya orangtua tipe ini akan terus menerus mendesaknya.
Akibat didikan yang seperti ini anak tidak diberi kesempatan berpikir untuk kepentingannya sendiri sehingga ke depannya anak sering membuat keputusan yang mengkhawatirkan karena mereka tidak pernah belajar membuat keputusan sendiri. Anak-anak ini selalu diperintah sepanjang usianya.
Anak-anak dari tipe orangtua helikopter dan sersan pelatih akan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap orangtuanya. Ini karena kedua tipe orangtua ini menilai anak-anak tidak mampu mengerjakan sendiri.
Ketika masuk usia pubertas anak dari tipe orangtua helikopter ditakutkan tidak akan mampu mengatasi masalah dari luar. Sedangkan anak dari tipe orangtua sersan pelatih bisa menjadi anak yang gemar berkelahi atau berkata kasar.
Seperti ditulis oleh Foster W Cline, MD dan Jim Fay dalam buku Parenting with Love and Logic: Teaching Children Responsibility (Serambi) seperti dikutip Selasa 91/9/2009), dalam mendidik anak yang terpenting membekali anak agar mandiri dan tidak menjadi pribadi yang ketergantungan.
Karena bagaimana pun setiap orangtua ingin anaknya di masa depan dapat membuat keputusan penting bagi hidupnya secara matang dan hati-hati serta bertanggungjawab.
Foster dan Jim mencirikan dua jenis tipe orangtua yang tidak efektif yakni:
1. Orangtua Helikopter
Tipe orangtua helikopeter ini adalah orangtua yang berpikir bahwa cinta berarti memusatkan hidup mereka di sekeliling anak. Orangtua berjaga-jaga terus di dekat anaknya dan menolongnya kapan saja dibutuhkan. Mulai dari menyediakan makan, meminta izin ke guru hingga mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Orangtua tipe ini akan selalu menarik anak-anaknya ke luar dari gangguan. Sehingga tidak ada satu hari pun yang terlewati tanpa melindungi anak-anak dari berbagai hal yang mungkin terjadi. Begitu anak memberikan sinyal SOS orangtua tipe helikopter langsung memberikan perlindungan dengan cepat baik dari guru, teman atau siapa pun yang tidak bersahabat.
Orangtua tipe helikopter ini merasa tidak nyaman jika harus membiarkan anak menanggung akibat dari perbuatannya sendiri dan cenderung menjauhkan anak dari masalah.
Tapi anehnya kadang orangtua seperti ini malah dijadikan teladan oleh lingkungannya karena dianggap orangtua yang siaga.
Tapi apa yang terjadi pada anaknya? Anak-anak seperti ini tidak dibekali pegangan untuk menghadapi tantangan hidup. Kesempatan belajar hidup telah dicuri orangtua dengan mengatasnamakan cinta. Orangtua helikopter gagal menyiapkan anak jika suatu saat menghadapi masalah.
2. Orangtua Sersan Pelatih
Orangtua tipe ini sebenarnya sangat menyayangi anaknya. Hanya saja mereka bertindak seperti prajurit yang mendidik anak dengan cara membentak atau terus menerus memberi perintah. Orangtua seperti ini beranggapan anak-anak bisa disiplin dan bertindak benar jika terus menerus diberi panduan harus berbuat apa.
Ketika orangtua tipe ini berbicara pada anak, kata-kata yang muncul sering bernada tajam dan kerap berkata, "Saya bilang juga apa?'. Orangtua tipe ini memegang penuh kekuasaan terhadap anaknya. Jika anak tidak melakukan yang diperintahnya orangtua tipe ini akan terus menerus mendesaknya.
Akibat didikan yang seperti ini anak tidak diberi kesempatan berpikir untuk kepentingannya sendiri sehingga ke depannya anak sering membuat keputusan yang mengkhawatirkan karena mereka tidak pernah belajar membuat keputusan sendiri. Anak-anak ini selalu diperintah sepanjang usianya.
Anak-anak dari tipe orangtua helikopter dan sersan pelatih akan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap orangtuanya. Ini karena kedua tipe orangtua ini menilai anak-anak tidak mampu mengerjakan sendiri.
Ketika masuk usia pubertas anak dari tipe orangtua helikopter ditakutkan tidak akan mampu mengatasi masalah dari luar. Sedangkan anak dari tipe orangtua sersan pelatih bisa menjadi anak yang gemar berkelahi atau berkata kasar.
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar