Jakarta, Remaja yang dibesarkan tanpa figur seorang ayah cenderung melakukan seks dini, demikian menurut para peneliti di Amerika. Para peneliti bahkan mengatakan faktor genetik sangat berpengaruh. Pendidikan seks di usia dini adalah satu cara untuk menghindarinya.
Dalam Journal Child Development disebutkan beberapa teori yang mengaitkan antara ketidakhadiran ayah dengan seks dini. Hal itu dikarenakan seorang anak akan cenderung mengalami stres dan tidak stabil ketika orang tuanya tidak utuh. Hal itu kemudian memicunya untuk tumbuh dan berbagi masalah dengan pasangan ketimbang orangtuanya.
Pendapat lainnya mengatakan bahwa remaja yang dibesarkan oleh ibunya terbiasa melihat perilaku seks sang ibu dengan pasangannya di luar nikah, dan hal itu menjadi contoh yang kemungkinan dipraktikkan si anak. Dengan kata lain, sepasang orang tua akan lebih baik dalam memonitor kehidupan seks remaja dibanding single parent.
Peneliti dari University of Oregon membandingkan kehidupan seks 1.000 remaja berusia 14 tahun yang dibesarkan tanpa ayah, sedikit mendapat perhatian ayah dan yang banyak mendapat perhatian dan kasih sayang ayah.
Berdasarkan American National Longitudinal Survey of Youth, sebanyak 63,2 persen remaja yang dibesarkan tanpa ayah mengaku pernah melakukan seks, sedangkan mereka yang mendapat perhatian minim dari ayah dilaporkan sebanyak 52,5 persen. Adapun remaja yang dibesarkan dengan penuh perhatian oleh ayahnya hanya sekitar 21 persen.
Seorang profesor psikologi asal University of Oregon mengatakan bahwa hubungan antara ketidakhadiran ayah dengan seks anak bisa dijelaskan sebagai faktor genetik. Pengaruh lingkungan mungkin juga, tapi faktor genetik lebih dominan menurutnya.
Maksud genetik dalam kasus ini bukan berarti adanya 'gen seks dini' yang diturunkan dari ayah atau ibu, tapi lebih berupa kontribusi sifat dan perilaku ibu dan ayah yang menyimpang yang menyebabkan anak melakukan seks dini.
"Anak muda perlu akses menuju pelayanan kesehatan reproduksi dan seks yang sehat untuk memberi mereka informasi, pilihan dan kepercayaan diri. Jika mungkin seharusnya ada pelajaran seks khusus untuk remaja," ujar Simon Blake, dari Sexual Health Charity, Brook Advisory Centre seperti dikutip dari BBC, Selasa (15/9/2009).
Selama ini yang kita tahu, penyebab remaja melakukan seks dini adalah pendidikan rendah, teman dan pergaulan bebas, media dan internet serta status sosial ekonomi. Tapi ternyata ketidakhadiran ayah dalam keluarga juga bisa memicu hal tersebut. Pendidikan seks yang tepat adalah cara yang efektif untuk mencegahnya.
Dalam Journal Child Development disebutkan beberapa teori yang mengaitkan antara ketidakhadiran ayah dengan seks dini. Hal itu dikarenakan seorang anak akan cenderung mengalami stres dan tidak stabil ketika orang tuanya tidak utuh. Hal itu kemudian memicunya untuk tumbuh dan berbagi masalah dengan pasangan ketimbang orangtuanya.
Pendapat lainnya mengatakan bahwa remaja yang dibesarkan oleh ibunya terbiasa melihat perilaku seks sang ibu dengan pasangannya di luar nikah, dan hal itu menjadi contoh yang kemungkinan dipraktikkan si anak. Dengan kata lain, sepasang orang tua akan lebih baik dalam memonitor kehidupan seks remaja dibanding single parent.
Peneliti dari University of Oregon membandingkan kehidupan seks 1.000 remaja berusia 14 tahun yang dibesarkan tanpa ayah, sedikit mendapat perhatian ayah dan yang banyak mendapat perhatian dan kasih sayang ayah.
Berdasarkan American National Longitudinal Survey of Youth, sebanyak 63,2 persen remaja yang dibesarkan tanpa ayah mengaku pernah melakukan seks, sedangkan mereka yang mendapat perhatian minim dari ayah dilaporkan sebanyak 52,5 persen. Adapun remaja yang dibesarkan dengan penuh perhatian oleh ayahnya hanya sekitar 21 persen.
Seorang profesor psikologi asal University of Oregon mengatakan bahwa hubungan antara ketidakhadiran ayah dengan seks anak bisa dijelaskan sebagai faktor genetik. Pengaruh lingkungan mungkin juga, tapi faktor genetik lebih dominan menurutnya.
Maksud genetik dalam kasus ini bukan berarti adanya 'gen seks dini' yang diturunkan dari ayah atau ibu, tapi lebih berupa kontribusi sifat dan perilaku ibu dan ayah yang menyimpang yang menyebabkan anak melakukan seks dini.
"Anak muda perlu akses menuju pelayanan kesehatan reproduksi dan seks yang sehat untuk memberi mereka informasi, pilihan dan kepercayaan diri. Jika mungkin seharusnya ada pelajaran seks khusus untuk remaja," ujar Simon Blake, dari Sexual Health Charity, Brook Advisory Centre seperti dikutip dari BBC, Selasa (15/9/2009).
Selama ini yang kita tahu, penyebab remaja melakukan seks dini adalah pendidikan rendah, teman dan pergaulan bebas, media dan internet serta status sosial ekonomi. Tapi ternyata ketidakhadiran ayah dalam keluarga juga bisa memicu hal tersebut. Pendidikan seks yang tepat adalah cara yang efektif untuk mencegahnya.
Sumber : detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar