Seorang guru senior di SMPN 3 Bogor tahun 1989 melegenda kegalakannya: Setiap kali guru senior itu menemukan sampah berserakan di bawah meja, ia memaksa memasukkan sampah tersebut ke mulut siswa (terdekat), ia juga pernah menolak siswa SMP di sekolah tersebut mengenakan kerudung dengan alasan sekolah ini bukan sekolah agama jawabnya singkat! Berbicara dengan guru itu seperti berbicara dengan moncong senapan yang siap meledak. Dialog satu arah yang mau menang sendiri. Saya benar kamu salah karena kamu murid saya.Hukuman yang benar adalah hukuman yang jarang digunakan karena jarang diperlukan. Syarat-syarat hukuman yang benar adalah sebagai berikut.
1. Jangan menghukum bila Anda sedang marah Itu hanya melampiaskan kekesalan dan rasa frustasi Anda.
2. Jangan menghukum untuk mempermalukan... jangan menghukum di depan orang banyak.
3. Gunakan hukuman yang membuat wawasan anak bertambah luas.
Misalnya:kalau kepergok merokok, perintahkan ia mencari artikel tentang bahaya nikotin di internet.)
4. Bertindaklah rasional, dengarkan dulu penjelasan si anak.
5. Tetapkan hukuman yang mudah dilakukan.
6. Jelaskan maksud hukuman.
7. Tetapkan hukuman yang realistis.
Misalnya:kalau anak Anda pulang telat, hari berikutnya tidak boleh main pulang sekolah, kalau baju kotor berantakan di kamar, suruh ia mencuci pakaiannya sendiri, dan sebagainya.
8. Hukuman singkat dan manis.
Misalnya: sediakan pojok ruangan sebagai tempat hukuman. Perintahkan ia berdiri di pojok ruangan itu sampai ia menemukan sendiri kesalahannya dalam jangka waktu 10 menit, kalau dalam 10 menit si anak belum menemukan kesalahannya, bantu ia menemukan kesalahan tersebut. Dan akhiri hukuman dengan kecupan di kening atau sebuah pelukan hangat, pertanda maaf telah diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar