25 Maret 2009

Pertanyaan yang Kerap Diajukan Saat Wawancara

26 Maret 2009

Pertanyaan yang Kerap Diajukan Saat Wawancara

Sering merasa bingung bagaimana menjawab pertanyaan-pertanyaan dari pewawancara kerja? Pelajari dulu perkiraan pertanyaan-pertanyaan yang sering dilontarkan si pewawancara di bawah ini.




1. Apa kekurangan Anda? Sebelum bertemu pewawancara, pikirkan baik-baik jawaban dari pertanyaan ini. Ini pertanyaan yang cukup menjebak. Karena ini dilihat apakah Anda mengenal baik diri Anda sendiri, dan apakah akan ada usaha untuk memperbaiki diri. Disarankan untuk Anda mencari tahu sisi positif dari apa yang akan Anda katakan. Misalnya, “Saya sangat memperhatikan detail dan di beberapa industri, terlalu mendetail bisa membutuhkan waktu lama sehingga kurang diperlukan. Namun di posisi akunting yang saya lamar ini, saya rasa saya bisa bekerja dengan baik dan nyaman.”

2. Mengapa Anda berhenti dari pekerjaan sebelumnya?

Sebisa mungkin Anda tidak mengucapkan hal-hal negatif tentang tempat bekerja sebelumnya. Usahakan untuk bersikap netral dan menjawab secukupnya. Misalnya, “Tempat bekerja saya sebelumnya bukan tempat yang tepat untuk kepribadian saya yang senang berkreasi bebas. Namun dari sana saya mempelajari bahwa dalam sebuah organisasi memiliki sebuah tipe karakteristik tertentu seperti layaknya manusia. Sekarang saya mengetahui bahwa saya akan bekerja lebih baik di tempat yang memerlukan pemikir-pemikir independen dan memiliki metode bekerja yang berbeda dari tempat saya sebelum ini.”

3. Mengapa Anda ingin bekerja di sini?
Nah, untuk menjawab pertanyaan ini, dibutuhkan kemauan untuk meneliti dan mencari tahu tentang tempat yang dituju. Cari tahu sedikit tentang latar belakang perusahaan tersebut. Misal, “Saya ingin menjadi bagian dari perusahaan global yang dalam satu tahun saja bisa menginvestasikan 1,4 triliun rupiah hanya untuk riset dan pengembangan proses industri yang ramah lingkungan.”

4. Ceritakan tentang diri Anda

Inilah kesempatan Anda untuk unjuk gigi, tapi bukan untuk menceritakan sejarah hidup Anda. Mulai dengan karakter Anda, penghargaan-penghargaan yang pernah Anda terima, pendidikan, atau pekerjaan yang relevan dengan posisi yang dituju. Jangan terlalu banyak mendalam ke informasi personal kecuali informasi tersebut berhubungan dengan pekerjaan yang dilamar. Misalnya, “Saya tipe yang senang berkreativitas. Saya sudah menjadi sales manager selama 5 tahun dan menggunakan kreativitas saya untuk menciptakan insentif-insentif unik untuk membuat para sales di bawah saya termotivasi. Karena ide-ide tersebut, tim sales saya mendapatkan banyak penghargaan dari perusahaan.”

5. Ceritakan tentang bos terburuk yang pernah Anda temui
Meski ini terlihat sebagai "sarana" baik untuk bercurhat tentang si mantan bos yang menyebalkan itu, namun Anda harus menahan godaan itu. Alih-alih cobalah bersikap bijaksana, misalnya, “Meski tak ada mantan atasan saya yang menyebalkan, namun ada yang mengajarkan saya lebih banyak tentang bermacam hal ketimbang yang lainnya.”

6. Apa gol yang ingin Anda tuju?
Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang baik untuk dijawab sesuai dengan pernyataan tentang tujuan hidup yang tertulis di surat lamaran Anda. Usahakan mendetail, namun tidak berlebihan. Misalnya, “Saya ingin bekerja sebagai teknik sipil di sebuah perusahaan yang berkonsentrasi pada pengembangan ritel. Secara ideal, saya ingin bekerja di perusahaan yang baru berkembang, seperti tempat ini, agar saya bisa bisa mempelajari segala hal yang bisa saya pelajari sedini mungkin mengenai banyak hal di perusahaan yang sedang berkembang.” Namun ada pula tempat-tempat tertentu yang mengharapkan jawaban jujur dari calon pekerjanya, misalnya dengan mengatakan bahwa Anda mencari penghasilan yang lebih baik. Sebaiknya perhatikan pula karakter si pewawancara.

Sumber : http://kompas.com










Tidak ada komentar:

Posting Komentar