25 Maret 2009

26 Maret 2009
Dapur Si Mona

Dulu di Pasar Senen ada si Ajo, pekerjaannya jadi tukang nyetrika jas. Setiap hari ia dibekali makan siang oleh istrinya dengan alasan kalau beli mahal.


Masakan istrinya menggugah selera makan teman-temannya. Terkadang teman-temannya nyicipin sedikit. Akhirnya temen-temennya bilang: “Jo, tolong bawain nasi ramesnya sebungkus ya, ntar saya bayarin.”. Dengan senang hati Ajo melayani pesanan teman-temannya setelah membujuk istrinya untuk memasak lebih banyak dari biasanya. Akhirnya Ajo pensiun jadi tukang setrika jas dan bikin rumah makan dari masakan lezat yang dibuat istrinya. Ini cerita dari Mama Mona, sebuah kisah nyata.

Brosur Mama Mona menerima katering yang ditempel di depan rumah nyaris berumur 8 bulan. Tetapi baru 3 hari ini usaha katering Dapur Mona berjalan. Kisah ini mirip cerita di atas. Tiap hari Mona selalu ngebekelin aku sekotak makan siang. Suatu hari Mas Sigit pernah bilang “ Mona kenapa nggak buka usaha katering aja, masakan mamamu enak lho. “

Ini hari ketiga katering Dapur Mona. Teman-teman yang sudah pesan lumayan banyak. Harga perkotak nasi bungkusnya hanya Rp9.000. Isinya ayam, ikan, dendeng sayur dan terkadang ada bonus buahnya. Masakan yang kita jual sama dengan yang kita masak hari ini. Kalau uangnya sudah terkumpul rencananya mau ngasih ke Mama Chini. Orang yang paling berjasa, dalam kehidupan Mama Mona sekeluarga ketika melewati badai.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar