14 Feb 2009
Lautan Cinta
Eka Budianta
Bunda yang mulia,
kalau wanita yang melahirkan aku datang
aku siapkan hati bagai laut
agar ia dapat berlayar dengan gembira
menepuk-nepuk pundakku dan menyanjungku
dia akan merasa sukses sebagai ibu
katanya :"Tidak percuma aku menyusuimu!"
lantas aku turuti semua permintaannya
supaya dia tidak berubah menjadi kecewa
ia adalah manusia biasa
tidak seperti bunda dalam bayanganku
Wanita yang melahirkan aku
adalah wanita biasa, Bunda
tak mengerti apa yang mesti dikata
pada waktu harus tersenyum
dia malah marah dan memaki
pada waktu harus menyesal
dia malah menyalahkan orang lain
tapi itulah adat wanita di bumi ini
Tentu aku sangat mencintainya
sebab kalau tak dapat mencintai yang tampak,
bagaimana mencintai yang tak kelihatan
karenanya aku memeluk dan menciumnya
aku yakin engkau juga ikut bahagia, Bunda
Ketika wanita yang melahirkan aku
menitikkan air mata gembira
kulihat pandangannya bercahaya
meneteskan butir-butir mutiara
Dari kamarku yang sumpek ini
melalui doa-doaku yang tidak sempurna
aku membawa wanita itu ke haribaan-Mu
Engkau adalah juga ibundanya
pasti Engkau juga sangat mencintainya
justru karena ia lemah dan gampang susah
seperti lazimnya ibu-ibu manusia
Ibu adalah perempuan yang melahirkanmu dan melindungimu dari segala amuk marabahaya.
BalasHapus