fan page facebook :Persatuan Tawuran Pelajar Indonesia |
“ Jika ada anak sekolah yang mati karena
tawuran, orang yang paling berduka adalah ibu dan ayah mereka.”
Tawuran bukan hal yang baru bagi para pelajar. Tawuran sudah ada sejak didirikannya institusi bernama sekolah di semua jenjang. Hanya saja tawuran yang terjadi saat ini berevolusi menjadi mengerikan. Mereka tawuran menggunakan senjata tajam. Ada kebanggaan dalam hati jika mereka berhasil merobohkan lawannya. Tawuran merupakan masalah kita bersama yang harus cepat diselesaikan, sebelum merenggut nyawa pelajar-pelajar lainnya secara sia-sia.
1. Menciptakan Keluarga Indonesia Strong from Home
Harta yang paling berharga adalah keluarga |
Orang tua kerap menyibukkan diri dengan pemenuhan kebutuhan fisik anak, sehingga mereka melewatkan keindahan dunia menjadi orang tua, seperti pohon besar yang kehilangan helai daun-daunnya.Tawuran terjadi karena lemahnya pengasuhan dan ketahanan keluarga. Apapun yang ingin Anda lihat dalam diri anak Anda, berusahalah untuk menjadi teladan baginya. Jika anak kekurangan cinta, perhatian, dan kasih sayang di rumah, maka mereka akan mencarinya di luar rumah.
(Marcelene Cox)
Pengaruh
teman sebaya (geng sekolah) bisa mencemari anak Anda dengan hal-hal yang
negatif. Merokok, nongkrong pulang sekolah lalu mencicipi narkoba, melakukan seks bebas, tawuran, ikut
balapan liar, minum miras, dan sebagainya adalah ancaman yang selalu mengintai. Mereka
bisa menjadi anak manis di hadapan Anda, tetapi liar di luar pengawasan Anda.
Solusinya
adalah usahakan mengunjungi mereka secara berkala dan tidak terencana. Kenali
siapa teman sebangkunya, siapa wali kelasnya, di mana rumah teman sekelasnya,
siapa nama orang tua teman-teman Anda, di mana anak Anda menghabiskan waktu
sepulang sekolah (tempat nongkrongnya),
siapa sahabatnya, dan sebagainya. Anda harus dekat dengan anak Anda
sedekat sahabat.
2. Tegakkan Disiplin Internal Sekolah
Mendidik dgn kecerdasan bukan kekerasan |
Kita butuh pendidik yang bukan saja mampu membagi pengetahuannya, tapi juga terutama membagi minat dan kasih sayangnya.
(Kahlil Gibran)
Terkadang guru melakukan bullying di sekolah. Guru membentak dengan kata-kata kasar, guru menampar, guru melempar siswa yang mengantuk dengan penghapus white board ketika (siswa) melakukan kesalahan kecil. Secara langsung siswa menerima pelajaran kekerasan. Sekolah wajib menghukum guru tersebut.
Hukum pula siswa yang melakukan tawuran, dan hukum juga siswa yang melakukan bullying (memukul adik kelas). Hukum mereka dengan sanksi tegas, yaitu dikeluarkan dari sekolah. Di drop out (DO).
3. Pengawasan Melekat dari Guru-Guru
Tambah armada pengajar (guru) di sekolah-sekolah. Selain
guru-guru yang mengajar di ruang-ruang kelas, sediakan guru-guru piket 2 sampai 5
orang. Sebar mereka di sekitar sekolah (radius 5 km). Ini mencegah mereka
nongkrong, bergerombol, merencanakan siasat untuk menaklukkan sekolah tetangga.
Menggagalkan aksi tawuran mereka sepulang sekolah.
4. Razia Senjata Tajam di Warung atau Tempat Nongkrong Siswa
Razia senjata tajam mendadak wajib dilakukan |
Razia
senjata tajam di warung atau tempat nongkrong siswa di sekitar sekolah secara mendadak. Tempat
ini umumnya dijadikan tempat penyimpanan senjata tajam. Mereka tidak bodoh
dengan membawa senjata tajam ke ruang-ruang kelas.
5. Mengadakan Kegiatan Kebersamaan Tanpa
Semangat Kompetisi
Perlu
diadakan kegiatan bersama antar sekolah-sekolah SMA, STM,
dan SMK. Kalau tidak saling kenal, jka ada masalah, gampang tersulut (tawuran).
Bentuk kegiatan itu misalnya : berkemah, latihan bela diri, konser musik, jalan
pagi, makan bersama, piknik, dan lain sebagainya. Hubungan yang terjalin baik,
memudarkan semangat tawuran.
6. Tempatkan Intel (Polisi Rahasia) di
Berbagai Lokasi
Pihak
kepolisian menyediakan satuan tugas berupa polisi rahasia (intel) di berbagai
lokasi strategis di mana sering terjadi tawuran antar pelajar. Mereka menyamar
sebagai tukang parkir, tukang bakso, satpam, tukang ojek, dan lain sebagainya.
7. Sisipkan Pendidikan Budi Pekerti di Semua Mata Pelajaran
Berbagi kebahagiaan itu menyenangkan |
Dulu kita pernah belajar Pendidikan Moral Pancasila yang berisi nyanyian tentang memberikan kursi untuk ibu hamil di saat kita mendapat tempat duduk. Kini saatnya menyisipkan pendidikan budi pekerti pada setiap mata pelajaran di sekolah. Dalam pelajaran biologi terkandung pesan jangan ganggu sarang burung, karena di sana induk burung sedang membesarkan anak-anak mereka, sama seperti manusia. Pelajaran budi pekerti tidak ditumpukan hanya pada pelajaran agama melulu.
8. Kepolisian Tegas dalam Tindakan Penegakan Hukum
Hukum tidak pandang bulu |
Tindak
tegas setiap siswa yang ikut tawuran. Jika membunuh hukum mati. Hukum mati
memutuskan rantai dendam. Atau hukum siswa yang membunuh dan mengakibatkan
kematian dengan hukumannya minimal 15 (lima belas) tahun penjara.
Ini menimbulkan efek jera bagi pelaku dan calon pelaku. Tidak ada
kompromi.
9. Turunkan Status Sekolah yang Terlibat Tawuran
Turunkan
tingkat status sekolah yang terlibat tawuran. Misalnya A= Tidak Pernah Tawuran,
B = Jarang Tawuran, C = Sering Tawuran. Ini akan membuat kepala sekolah, guru-guru, dan orang tua siswa bergandengan tangan dan saling bekerja sama untuk menciptakan sekolah yang berkualitas. Prestasi yes, tawuran no!
10. Laporan Dinas Pendidikan tentang Sekolah Bermasalah
Dinas
Pendidikan merangkum dan membuat iktisar sekolah-sekolah yang bermasalah
(sering tawuran). Menyampaikan laporan tersebut kepada pihak kepolisian dan
menerbitkan dalam koran nasional. Kepolisian lewat laporan ini jadi lebih
waspada kepada sekolah-sekolah tersebut, sedangkan laporan yang diterbitkan di
koran nasional untuk mencegah para orang tua memasukkan anak-anak mereka ke
sekolah tersebut.
11. Tiadakan Seragam Sekolah, atau Bekali Siswa dengan Baju Bebas
Pelajar baik-baik bisa "terbunuh" karena tawuran yang salah sasaran. |
Secara
ekstrim, tiadakan seragam sekolah, sebab para pelajar berjuang mati-matian demi
nama “baik” sekolah. Atau izinkan para pelajar mengenakan baju bebas ketika
masuk sekolah (mereka bisa ganti baju di sekolah) dan mereka boleh memakai baju
bebas pula saat pulang sekolah, ini untuk mencegah pelajar tersebut menjadi
korban tawuran nyasar.
Akhir kata, mengembalikan pelajar ke jalur
yang benar dan berhenti tawuran adalah tanggung jawab kita bersama. Meliputi
tugas orang tua, guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, kepolisian, mentri
pendidikan dan kebudayaan, serta masyarakat. Kita harus bahu membahu
menyelesaikan misi yang mulia ini. Tidak ada kata terlambat untuk memulai
sesuatu yang baik.
Artikel ini diikutsertakan pada kontes
unggulan Indonesia
bersatu: Cara Mencegah dan Menanggulangi Tawuran.
semoga menang kontesnya yah
BalasHapusTerima kasih atas partisipasi sahabat.
BalasHapusSalam hangat dari Surabaya
Terima kasih Pak Shohibul Kontes Unggulan Indonesia Bersatu.
BalasHapusSalam.
Terima kasih Opickaza, salam kenal.
BalasHapusOrang tua, masyarakat, pemerintah, media dan komunitas harus dilibatkan secara aktif agar tawuran bisa dihindari atau paling tidak diminimalkan...Oiya, mulai sekarang kan sudah ada tututan dari Kemendikbud agar setiap buku sekolah disisipi pendidikan karakter bangsa yang terdiri dari 18 sifat muli sebagai jati diri bangsa yang luhur. Salam kenal dan semoga menang Pak :)
BalasHapusBelalang cerewet : Terima kasih, salam kenal juga...:)
BalasHapusArtikelnya bagus mas :)
BalasHapusKunjungan balik nih saya, gudlak utk ngontesnya yaaa
Ide yang menarik dan patut untuk direnungkan banyak pihak untuk kemudian melakukan tindakan nyata untuk mencegah dan menanggulangi tawuran di tanah air tercinta ini.. :)
BalasHapusVicon: Terima kasih atas tanggapannya Pak. Semoga saja tidak ada lagi tawuran setelah ini. :)
BalasHapusHari sumpah pemuda telah berlalu, komentarku untuk artikel di atas mengenai peristiwa tawuran yg melibatkan pemuda-pemudi berstatus pelajar pun kunjung datang,,
BalasHapusSaya berharap hari peringatan sumpah pemuda ini dapat mengetuk para hati pemuda-pemudi di Indonesia (apapun statusnya)..