03 Oktober 2012

Cara Mencegah dan Menanggulangi Tawuran


fan page facebook :Persatuan Tawuran Pelajar Indonesia
 “ Jika ada anak sekolah yang mati karena tawuran, orang yang paling berduka adalah ibu dan ayah mereka.”

Tawuran bukan hal yang baru bagi para pelajar. Tawuran sudah ada sejak didirikannya institusi bernama sekolah di semua jenjang. Hanya saja tawuran yang terjadi saat ini berevolusi menjadi mengerikan. Mereka tawuran menggunakan senjata tajam. Ada kebanggaan dalam hati jika mereka berhasil merobohkan lawannya. Tawuran merupakan masalah kita bersama yang harus cepat diselesaikan, sebelum merenggut nyawa pelajar-pelajar lainnya secara sia-sia.  

Adapun cara mencegah dan menanggulangi tawuran yang harus kita lakukan adalah sebagai berikut.
      1.  Menciptakan Keluarga Indonesia Strong from Home
Harta yang paling berharga adalah keluarga
Orang tua kerap menyibukkan diri dengan pemenuhan kebutuhan fisik anak, sehingga mereka melewatkan keindahan dunia menjadi orang tua, seperti pohon besar yang kehilangan helai daun-daunnya. 
(Marcelene Cox)
Tawuran terjadi karena lemahnya pengasuhan dan ketahanan keluarga. Apapun yang ingin Anda lihat dalam diri anak Anda, berusahalah untuk menjadi teladan baginya. Jika anak kekurangan cinta, perhatian, dan kasih sayang di rumah, maka mereka akan mencarinya di luar rumah.

Pengaruh teman sebaya (geng sekolah) bisa mencemari anak Anda dengan hal-hal yang negatif. Merokok, nongkrong pulang sekolah lalu mencicipi  narkoba, melakukan seks bebas, tawuran, ikut balapan liar, minum miras, dan sebagainya adalah ancaman yang selalu mengintai. Mereka bisa menjadi anak manis di hadapan Anda, tetapi liar di luar pengawasan Anda.  

Solusinya adalah usahakan mengunjungi mereka secara berkala dan tidak terencana. Kenali siapa teman sebangkunya, siapa wali kelasnya, di mana rumah teman sekelasnya, siapa nama orang tua teman-teman Anda, di mana anak Anda menghabiskan waktu sepulang sekolah (tempat nongkrongnya),  siapa sahabatnya, dan sebagainya. Anda harus dekat dengan anak Anda sedekat sahabat.

      2. Tegakkan Disiplin Internal Sekolah
Mendidik dgn kecerdasan bukan kekerasan
Kita butuh pendidik yang bukan saja mampu membagi pengetahuannya, tapi juga terutama membagi minat dan kasih sayangnya. 
(Kahlil Gibran)

Terkadang guru melakukan bullying di sekolah.  Guru membentak dengan kata-kata kasar, guru menampar, guru melempar siswa yang mengantuk dengan penghapus white board ketika (siswa) melakukan kesalahan kecil. Secara langsung siswa menerima pelajaran kekerasan. Sekolah wajib menghukum guru tersebut.

Hukum pula siswa yang melakukan tawuran, dan hukum juga siswa yang melakukan bullying (memukul adik kelas). Hukum mereka dengan sanksi tegas, yaitu dikeluarkan dari sekolah. Di drop out (DO).

      3. Pengawasan Melekat dari Guru-Guru
Tambah armada pengajar (guru) di sekolah-sekolah. Selain guru-guru yang mengajar di ruang-ruang kelas, sediakan guru-guru piket 2 sampai 5 orang. Sebar mereka di sekitar sekolah (radius 5 km). Ini mencegah mereka nongkrong, bergerombol, merencanakan siasat untuk menaklukkan sekolah tetangga. Menggagalkan aksi tawuran mereka sepulang sekolah.

      4. Razia Senjata Tajam di  Warung atau  Tempat Nongkrong Siswa
Razia senjata tajam mendadak wajib dilakukan
Razia senjata tajam di warung atau tempat nongkrong siswa di sekitar sekolah secara mendadak. Tempat ini umumnya dijadikan tempat penyimpanan senjata tajam. Mereka tidak bodoh dengan membawa senjata tajam ke ruang-ruang kelas.

    5. Mengadakan Kegiatan Kebersamaan Tanpa Semangat Kompetisi
Perlu diadakan kegiatan bersama antar sekolah-sekolah SMA, STM, dan SMK. Kalau tidak saling kenal, jka ada masalah, gampang tersulut (tawuran). Bentuk kegiatan itu misalnya : berkemah, latihan bela diri, konser musik, jalan pagi, makan bersama, piknik, dan lain sebagainya. Hubungan yang terjalin baik, memudarkan semangat tawuran.

       6. Tempatkan Intel (Polisi Rahasia) di Berbagai Lokasi
Pihak kepolisian menyediakan satuan tugas berupa polisi rahasia (intel) di berbagai lokasi strategis di mana sering terjadi tawuran antar pelajar. Mereka menyamar sebagai tukang parkir, tukang bakso, satpam, tukang ojek, dan lain sebagainya.

      7. Sisipkan Pendidikan Budi Pekerti di Semua Mata Pelajaran
Berbagi kebahagiaan itu menyenangkan

Dulu kita pernah belajar Pendidikan Moral Pancasila yang berisi nyanyian tentang memberikan kursi untuk ibu hamil di saat kita mendapat tempat duduk. Kini saatnya menyisipkan pendidikan budi pekerti pada setiap mata pelajaran di sekolah. Dalam pelajaran biologi terkandung pesan jangan ganggu sarang burung, karena di sana induk burung sedang membesarkan anak-anak mereka, sama seperti manusia. Pelajaran budi pekerti tidak ditumpukan hanya pada pelajaran agama melulu.

          8. Kepolisian Tegas dalam Tindakan Penegakan Hukum
Hukum tidak pandang bulu
Tindak tegas setiap siswa yang ikut tawuran. Jika membunuh hukum mati. Hukum mati memutuskan rantai dendam. Atau hukum siswa yang membunuh   dan mengakibatkan kematian dengan hukumannya minimal 15 (lima belas) tahun penjara.  Ini menimbulkan efek jera bagi pelaku dan calon pelaku. Tidak ada kompromi.
        
      9. Turunkan Status Sekolah yang Terlibat Tawuran
Turunkan tingkat status sekolah yang terlibat tawuran. Misalnya A= Tidak Pernah Tawuran, B = Jarang Tawuran, C = Sering Tawuran.  Ini akan membuat kepala sekolah, guru-guru, dan orang tua siswa bergandengan tangan dan saling bekerja sama untuk menciptakan sekolah yang berkualitas. Prestasi yes, tawuran no! 
      
      10. Laporan Dinas Pendidikan tentang Sekolah Bermasalah
Dinas Pendidikan merangkum dan membuat iktisar sekolah-sekolah yang bermasalah (sering tawuran). Menyampaikan laporan tersebut kepada pihak kepolisian dan menerbitkan dalam koran nasional. Kepolisian lewat laporan ini jadi lebih waspada kepada sekolah-sekolah tersebut, sedangkan laporan yang diterbitkan di koran nasional untuk mencegah para orang tua memasukkan anak-anak mereka ke sekolah tersebut.

      11. Tiadakan Seragam Sekolah, atau Bekali Siswa dengan Baju Bebas
Pelajar baik-baik bisa "terbunuh" karena tawuran yang salah sasaran.
Secara ekstrim, tiadakan seragam sekolah, sebab para pelajar berjuang mati-matian demi nama “baik” sekolah. Atau izinkan para pelajar mengenakan baju bebas ketika masuk sekolah (mereka bisa ganti baju di sekolah) dan mereka boleh memakai baju bebas pula saat pulang sekolah, ini untuk mencegah pelajar tersebut menjadi korban tawuran nyasar.

Akhir kata, mengembalikan pelajar ke jalur yang benar dan berhenti tawuran adalah tanggung jawab kita bersama. Meliputi tugas orang tua, guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, kepolisian, mentri pendidikan dan kebudayaan, serta  masyarakat. Kita harus bahu membahu menyelesaikan misi yang mulia ini. Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang baik.

Artikel ini diikutsertakan pada kontes unggulan Indonesia bersatu: Cara Mencegah dan Menanggulangi Tawuran.  



10 komentar:

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat.
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  2. Terima kasih Pak Shohibul Kontes Unggulan Indonesia Bersatu.
    Salam.

    BalasHapus
  3. Terima kasih Opickaza, salam kenal.

    BalasHapus
  4. Orang tua, masyarakat, pemerintah, media dan komunitas harus dilibatkan secara aktif agar tawuran bisa dihindari atau paling tidak diminimalkan...Oiya, mulai sekarang kan sudah ada tututan dari Kemendikbud agar setiap buku sekolah disisipi pendidikan karakter bangsa yang terdiri dari 18 sifat muli sebagai jati diri bangsa yang luhur. Salam kenal dan semoga menang Pak :)

    BalasHapus
  5. Belalang cerewet : Terima kasih, salam kenal juga...:)

    BalasHapus
  6. Artikelnya bagus mas :)
    Kunjungan balik nih saya, gudlak utk ngontesnya yaaa

    BalasHapus
  7. Ide yang menarik dan patut untuk direnungkan banyak pihak untuk kemudian melakukan tindakan nyata untuk mencegah dan menanggulangi tawuran di tanah air tercinta ini.. :)

    BalasHapus
  8. Vicon: Terima kasih atas tanggapannya Pak. Semoga saja tidak ada lagi tawuran setelah ini. :)

    BalasHapus
  9. Hari sumpah pemuda telah berlalu, komentarku untuk artikel di atas mengenai peristiwa tawuran yg melibatkan pemuda-pemudi berstatus pelajar pun kunjung datang,,
    Saya berharap hari peringatan sumpah pemuda ini dapat mengetuk para hati pemuda-pemudi di Indonesia (apapun statusnya)..

    BalasHapus