1. Kesalahan
presepsi orang tua terhadap IQ. Dampak
dari ditemukannya test IQ adalah orang tua berusaha agar nilai anaknya bagus
semua. Ini artinya anak pintar nilainya sepuluh semua, sementara bila nilai
matematika buruk berarti bodoh. Nilai baik adalah segalanya bagi orang tua.
Orang tua sering membandingkan kekurangan
anaknya dengan kelebihan teman sekelasnya. Misalnya si Budi cinta mati
menggambar, pengagum berat Vincent Van Gogh (pelukis) nilai pelajaran menggambarnya 9,99, sedangkan nilai
matematikanya 5. Yang 9,99 itu tak berarti di mata orang tua.
2. Kesalahan
system pendidikan. Misalnya muatan kurikulum TK berbunyi: Mengajarkan belajar.
Sayangnya di lapangan diterjemahkan sebagai kegiatan pembelajaran seutuhnya dan
orang tua juga menuntut anaknya agar secara kilat bisa baca dan berhitung. Secara perlahan menikam minat baca anaknya. Buat apa jika anak Anda bisa baca buku, tapi minat
baca setinggi pohon toge?
3. Orang
tua tidak pernah membaca bahasa tubuh dan tidak mendengar perasaan anak . Orang
tua sering menggunakan 12 gaya
tradisional yang keliru, yaitu
- memerintah
- mengancam
- menceramahi
- mengintrograsi
- mencap (labeling)
- membandingkan
- menyalahkan
- mendiagnosis
- memberi solusi
- mengalihkan
- menjamin
- membohongi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar