28 Agustus 2012

Jangan Mengompres di Dahi


Queency demam, dgn kompresan di dahi
Mengompres dengan air dingin di dahi tidak benar. Alih-alih menurunkan panas, saraf peripheral malah bisa menciut.

Selama ini dahi penjadi titik perhatian untuk dikompres  karena di bagian inilah panas terasa saat diraba. Padahal seperti yang diungkapkan sejunlah dokter “Mempersiapkan Anak menghadapi penyakit Selama Perubahan Musim” mengompres anak di dahi merupakan tindakan yang salah.

“Jangan dikompres jidatnya karena di sana tidak ada susunan saraf peripheral yang banyak seperti di bagian tubuh lain.” ujar dr. Rachmat Sentika, Ketua Bidang Kesehatan Ibu dan Anak, Ikatan Dokter Indonesia, Senin (2/7/2012); “Jika pengompresan salah maka turun panasnya lama.”  




Menurut dia pengompresan yang benar dilakukan di bagian lipatan tubuh tertentu, seperti di kedua sisi leher di bawah telinga, kedua sisi ketiak, kedua sisi selangkangan. Bagian-bagian itu merupakan lokasi yang dipenuhi oleh susunan siste saraf peripheral.

Ia menjelaskan system saraf peripheral merupakan system saraf yang terpisah dari otak dan tulang belakang, yang terdiri atas saraf motorik dan saraf sensorik, akar saraf, saraf pleksus, serta peripheral iru sendiri. Saraf peripheral inilah yang dapat merasakan rasa panas atau dingin.

Selain bagian tubuh yang tepat untuk dikompres, jenis air untuk mengompres harus diperhatikan: Jangan mengompres badan anak yang panas dengan air es atau air dingin, gunakanlah air hangat.

Cara terbaik dalam mengompres juga tak hanya menempelkan handuk yang direndam air hangat. Agar lebih cepat menurunkan panas, kain pengompres perlu disekakan secara perlahan baik di bagian lipatan atau seluruh tubuh. Dengan begitu kulit di pori-pori ikut terbuka dan mengeluarkan keringat untuk menurunkan panas.

Bila panas anak tak kunjung turun dengan pengompresan, berikanlah obat penurun panas sesuai dosis yang dianjurkan. Anak juga perlu diberi cukup air mineral agar tidak kehilangan cairan tubuh saat demam melanda. Bila panas belum kunjung turun juga dalam beberapa hari, sebaiknya segera bawa ke dokter.  


Sumber : Koran Tempo, Rabu 4 Juli 2012
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar