Orang gajian yang bekerja di kantor (perusahaan) yang memiliki jenjang pendidikan S1, S2, S3, gajinya relatif tidak besar. Kuliah mencapai S4 (SD, SMP, SMA, S1) selama 16 tahun tapi gaji tak sesuai harapan.
Kendala lainnya adalah UMR yang telah ditetapkan pemerintah. Untuk membuat investor tidak kabur, upah minim adalah daya tarik Indonesia. Gaji (sarjana S1) berkisar baskom (barisan satu koma 1,5 juta, 1,8 juta dsb).
Ada juga yang melewati angka “baskom” . Gaji tertinggi tingkat manajer misalnya 7 juta, direktur 50 juta. Mengapa gajinya tidak 500 juta atau satu milyar sebulan? Pemain MLM bisa memperoleh pendapatan 1 milyar perbulan bahkan lebih.
Jawabannya tidak lain karena waktu yang disumbangkan orang gajian hanya 8 jam sehari. Pemain MLM menduplikasikan seluruh pekerjaannya kepada downline, sehingga mereka mampu bekerja melebihi 8 jam sehari.
Jika manajer di perusahaan konvensional pemalas ia tetap dapat gaji BESAR, anak buahnya yang bekerja keras sampai membanting-banting tulang, pendapatannya tetap KECIL. Sedangkan jika pemain (upline di) MLM pemalas ia akan kehilangan pendapatannya, jika downlinenya lebih rajin dalam menjual produk, membangun jaringan ia bisa menyalip uplinenya.
Mana yang lebih adil sistem MLM atau system konvensional? Sistem konvensional stressnya, dan beban kerjanya, dapat tapi nggak ada duitnya, sedangkan di perusahaan MLM kerja keras berbanding lurus dengan pendapatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar