05 April 2011

Malaikat Kecil yang Kusam

Gerimis menyapa senja yang mulai gelap. Kaki kalian tetap berjalan menyusuri jalan di lorong pertokoan. Beberapa anak terlihat riang di dalam gerai Mc Donald’s sambil mengunyah burger yang tak muat di mulut mereka.

Rasa kenyang sedikit terobati dengan pemandangan itu, kalian bersyukur. Bersyukur telah melewati jalan ini. Lapar sedikit menghilang. Kaki kalian kembali melangkah berlomba dengan senja yang beringsut-ingsut larut.

Hujan deras memayungi tubuh kalian yang ringkih.

Sambil tertawa kalian bercanda dengan hujan yang semakin menderas. Berkatalah kalian kepada hujan : "Terima kasih hujan, tubuh kami telah bersih dari debu, terbasuh olehmu."

Kalian kembali ceria dengan penuh rasa syukur. Hujan tersenyum, lalu berhenti dan mengucapkan perpisahan karena malu dengan kalian yang tak pernah berhenti bersyukur.

Dua anak kecil dekil, berumur lima tahunan; berjuang keras menahan dingin.
Pulang ke rumah kardus membawa kepingan uang receh usai mengamen seharian.


Untuk bertemu ibu mereka yang setia menunggu tapi tak pernah bisa bangun (lagi).

Ibu, kami pulang membawa sedikit rejeki dari Tuhan.
Yang diberikan melalui tangan dan jari lentik dari orang-orang dengan seribu wajah.
Ibu, jangan menangis lagi, tidak usah bersedih hari ini.
Ada yang kami bawa untuk diri ini.
Tetap tidur ibu, di kuburanmu yang indah bersama Tuhan.

Sumber : review

Tidak ada komentar:

Posting Komentar