BANYAK orang tak menyangka bahwa dari sebuah sudut pinggiran Kota Bandung, yang menjadi pusat industri tekstil Bandung, mencuat nama Anne Ahira (25) ke tingkat forum internasional.
Padahal, ia sekolah bisnis di luar negeri pun tidak. Namun, gadis Banjaran lulusan Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Bandung ini, berhasil menyejajarkan dirinya dengan para internet marketer dunia dalam kurun waktu dua tahun saja.
Jangan menyangka kalau Ahira adalah pewaris usaha dari seorang konglomerat atau berkantor di sebuah perusahaan besar di gedung-gedung pencakar langit. Yang ia kerjakan hanyalah menjalankan internet marketing lewat sebuah komputer dalam rumahnya di Banjaran, Kabupaten Bandung.
Semua itu ia kerjakan mempelajari bisnis internet marketing secara autodidak serta tentu saja melalui proses trial and error yang cukup melelahkan dan menghabiskan banyak uangnya yang didapat dari aktivitas mengajar bahasa Inggris ketika masih menjadi mahasiswa STBA di Bandung.
Di dunia online Ahira terkenal sebagai internet marketer sukses. Dia adalah salah satu pengarang buku 30 Days To Internet Marketing Success. Buku ini ditulis oleh 60 orang pengarang yang merupakan internet marketer pilihan dari berbagai belahan dunia-terkenal sebagai buku internet marketing terbaik sepanjang tahun 2003.
Omzet penjualan buku ini mencapai lebih dari 340.000 dollar AS hanya dalam kurun waktu kurang dari empat bulan.
Ahira juga pernah diwawancara oleh Advance Vision Marketing America mengenai “Internet Marketing Prophecies”. Perusahaan ini hanya memilih delapan orang internet marketer terbaik dari seluruh dunia.
Ahira adalah satu-satunya wakil dari kawasan Asia Pasifik dan satu-satunya perempuan yang dipilih untuk wawancara ini. Hasil wawancara ini kemudian dijual Advance Vision Marketing America seharga 97 dollar AS per kopi.
Selain itu, Ahira adalah pendiri Elite Team International. Kurang dari empat bulan, anggotanya telah menyebar ke lima benua. Ahira menjadi otak strategi marketing bagi 1.000 anggota Elite Team yang kini tersebar di 84 negara.
Secara rutin Ahira juga membuat newsletter untuk www.TheBestAffiliate.com. Newsletter berisi tips-tips strategi internet marketing ini dibaca oleh 14.000 profesional internet marketing yang tersebar di 120 negara. Dan belum lama ini, Ahira terpilih menjadi “12 World’s Super Affiliate” tahun 2004 (lihat www.SuperAffiliateConfessions.com).
Perkenalan Ahira dengan dunia online dimulai sejak bulan Desember 2001. Kakak iparnya adalah orang pertama yang mengenalkannya pada dunia tanpa batas ini. Ketika itu kakak iparnya bercerita tentang seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang mendapatkan ribuan dollar AS dari internet.
Mendengar cerita tersebut, timbul keingintahuan Ahira, bagaimana bisa seorang anak berusia 17 tahun bisa mendapatkan ribuan dollar AS dari internet? Sejak itu Ahira berkeinginan mencari tahu mengenai dunia internet marketing. Padahal, saat itu, apa itu surat elektronik (e-mail) pun Ahira sama sekali tidak tahu. Tapi setelah mendengar cerita sepintas itu, dia seolah-olah bertekad dalam hatinya, “Jika anak 17 tahun saja bisa, berarti saya juga bisa!”
Setahun pertama, hasilnya tidak seperti yang ia harapkan. Malah ia mengalami kerugian karena Ahira belajar mengenai dunia internet marketing sama sekali tanpa guru.
Bahkan, ia pun sama sekali tak memiliki latar belakang pendidikan marketing. Dia benar-benar “newbie” di dunia online. Lewat jatuh bangun akhirnya di tahun kedua usaha Ahira mulai menampakkan hasil. Di pertengahan tahun kedua tersebut, Ahira memperoleh penghasilan yang biasanya didapat dalam kurun waktu bertahun-tahun melalui bisnis konvensional.
Mengingat banyaknya trial and errors yang dijalani selama belajar, Ahira pun berniat mendirikan sebuah pusat internet marketing yang ia beri nama Asian Brain. Tempat pembelajaran informal mengenai strategi internet marketing berbasis website ini rencananya akan diluncurkan tahun 2005.Melalui Asian Brain Internet Marketing Center ini, Ahira mengharapkan bisa membantu home industry atau industri kecil, para profesional maupun orang Indonesia pada umumnya untuk belajar mengenai internet marketing dan mengembangkan bisnis mereka lewat internet.
Selain diharapkan bisa berdampak membuka lapangan pekerjaan baru, juga bisa meningkatkan devisa Indonesia. Ahira juga berharap internet marketing center-nya ini bisa mengubah kesan dunia bahwa orang Indonesia bisanya hanya menipu melalui internet.
Ahira merasa yakin internet marketing adalah bisnis berprospek cerah di abad ke-21 ini. Mengingat siapa saja bisa menjadi seorang internet marketer dengan investasi uang yang relatif lebih murah dibandingkan bisnis offline. Apalagi jika didukung dengan komitmen dan kerja keras, maka sukses besar telah menanti.
Tak mengherankan jika Ahira mengungkapkan teman-temannya yang bekerja sebagai pegawai pom bensin atau pun “pizzaman” berhasil menjadi miliuner internet (ingat dalam dollar AS!) dalam kurun waktu 5-10 tahun. Tak menutup kemungkinan masa depan ini juga menjadi milik orang “kampung” seperti dirinya yang baru menekuni internet marketing lebih dari dua tahun terakhir ini. “Cita-cita saya adalah ’pensiun’ sebelum umur 30 tahun. Retire within years, not in decades.”
Berikut pertikan wawancara Kompas dengan Ahira di rumah orangtuanya di Jalan Bojong Sereh Banjaran, Bandung.
BISA diceritakan bagaimana mengawali karier sebagai internet marketing?
Saya orang kampung yang dua tahun lalu sama sekali tidak tahu apa-apa tentang internet apalagi internet marketing. Memang banyak orang yang tidak percaya.
Kapan mulai mengenali dunia internet?
Teman saya, Didit Ahadiat, salah satu mahasiswa yang kerja paruh waktu sebagai penjaga warnet (warung internet-Red). Dia adalah orang pertama yang mengajarkan saya tentang bagaimana cara membuat e-mail di Hotmail. Sekarang dia menjadi teknisi saya. Pada saat yang bersamaan, saya selalu percaya diri, tanya orang sekitar yang juga sedang main internet terutama mereka yang biasa chatting. Saya selalu memohon, “Tolong ajarin saya bagaimana cara membuat uang di internet?”. Mendengar itu, hampir semua teman menertawakan saya. Mereka menyebut saya sedang mimpi.
Apa pekerjaan Anda saat itu?
Saya mengajar paruh waktu dari sejak kuliah tingkat satu. Namun, setelah tingkat dua, saya sering dikontrak oleh perusahaan-perusahaan tekstil, seperti Pan Asia Textile, KTSM, Kukje-Adetex, Korin, Hanil Global Textile Industry, dan banyak lagi perusahaan lainnya untuk mengajar bahasa Indonesia untuk pegawai asing mereka. Saya juga mengajar anak-anaknya yang belajar di International School, saya mengajar matematika, science, drawings, juga bahasa Inggris untuk orang Indonesia. Setiap mengajar, saat itu saya dibayar antara Rp 75.000 sampai Rp 150.000 per jam. Untuk ukuran mahasiswa cukup besar dan setiap bulan saya bisa menghasilkan 1.000 dollar AS. Tapi sebelum mengajar, saya juga pernah bekerja secara sampingan, menjadi cleaning service, bahkan pernah menjual buku cerita untuk anak. Saya waktu itu berjalan kaki keliling dari rumah ke rumah. Sampai akhirnya datang ke satu rumah, dan seorang ibu menawarkan saya, daripada saya jalan-jalan siang kepanasan dan keliling, mending mengajar anaknya bahasa Inggris. Sejak itu saya menjadi guru.
Lalu apakah yang melatarbelakangi Anda tertarik mendalami dunia internet? Adakah yang mengilhaminya?
Sejak sekolah dasar saya sudah mandiri dan membantu orangtua berjualan pisang goreng atau es. Kalau berangkat ke sekolah, saya bawa tas besar tiga buah, satu untuk buku, dan dua untuk jualan pisang. Saya selalu bilang sama Mama saya, kalau saya sudah besar nanti, saya enggak mau kerja capai, saya mau kerja di rumah, liburan kapan aja boleh, keliling dunia, ke mana aja boleh, duit banyak, ha-ha-ha…. Mama saya sering bentak saya, “Jangan bermimpi, kalau Bapak kamu punya pabrik mungkin kamu bisa seperti itu, tapi Bapak kamu hanya karyawan pabrik biasa, dan Mama kamu hanya tukang gado-gado. Kalau kamu mau hidup lebih baik, belajar saja yang betul dan harus pitar”. Itu adalah kata-kata yang sering ibu saya lontarkan. Jadi, saya berusaha untuk pintar di sekolah dan saya sering jadi juara kelas. Ibu saya juga suka bilang, kalau saya mau keliling dunia, tahap pertama adalah belajar bahasa Inggris. Saya belajar bahasa Inggris dari SD yang pada saat itu orang kampung menilainya “aneh”. Untuk apa belajar Inggris? Mereka pikir hanya buang-buang uang. Tapi saya selalu berpikir itu modal untuk keliling dunia.
Jadi, sejak SD saya sudah bisa bicara lancar bahasa Inggris karena kursusnya sama orang Belanda. Hingga pada saat kuliah saya mengerti dan sempat berpikir, mungkin mengajar adalah jalan hidup saya. Tapi dalam hati saya sering mengatakan bahwa sebenarnya otak saya bisa digunakan lebih dari sekadar mengajar. Sampai pada suatu hari waktu makan siang, kakak ipar saya bercerita bahwa ada anak umur 17 tahun di Amerika ada orang yang bisa menghasilkan ribuan dollar dari internet. Saya cukup terkejut, dan terus penasaran. Padahal, kakak ipar saya sendiri tidak tahu internet itu seperti apa, bahkan sampai sekarang dia tidak tahu bagaimana cara mengirim atau membuat e-mail. Dia hanya tahu satu situs: www.yahoo.com. Kakak ipar saya seorang petani ayam, yang sekarang bekerja bareng sama ayah saya mengurus ayam orang lain di kampung. Tapi dari cerita dia, saya sangat terilhami, dan besoknya saya langsung pergi ke warnet untuk pertama kalinya dan cari tahu bagaimana cara membuat uang di internet.
Apakah modal yang dimiliki waktu itu?
Modal ingin tahu saja dan modal nekat. Waktu saya pertama duduk di depan internet, saya enggak tahu apa-apa dan harus ngapain. Saya tidak tahu situs mana yang harus saya kunjungi, bahkan saya tidak tahu “search engine” itu apa. Dan e-mail pun saya tidak tahu.
Apakah lika-liku yang dihadapi saat memulai itu semua?
Banyak sekali. Banyak hal sedih yang saya lalui. Hampir semua orang di sekeliling saya tidak percaya apa yang saya kerjakan, mereka berpikir saya aneh dan “gila” karena mereka pikir saya hanya buang-buang uang. Padahal, bagi saya teka-teki belum terpecahkan dan saya tidak akan menyerah.
Apakah profesi ini cukup menjanjikan di masa depan?
Sangat menjanjikan dan akan menjadi sesuatu yang justru lebih menjanjikan daripada bekerja secara offline.
Mengapa?
Sebab target market-nya dunia. Sementara kalau bekerja secara offline, Anda hanya bisa mengerjakan satu atau dua pekerjaan, kecuali kalau mempunyai pegawai. Tapi kalau online, Anda bisa mengerjakan 10, 30, 40 pekerjaan, dan semuanya hanya memerlukan set up satu kali tapi bisa menghasilkan terus- menerus. Contoh seperti Elite Team, saya hanya membuat training 30 hari satu kali, tapi di pakai orang bisa secara unlimited dan mereka yang baru terima training dari saya akan merasa training itu seperti baru. Bahkan dengan cara online, saya bisa mengajar sambil tidur-tiduran.
Bagaimana Anda bisa meraup penghasilan demikian besar melalui internet?
Untuk menjual satu produk, saya perlu waktu katakanlah satu bulan. Sebenarnya bisa menjual beberapa produk dalam sebulan karena saya selalu sibuk balas e-mail dari klien atau elite team. Sehingga saya menargetkan menjual satu produk dalam satu bulan. Waktu ini dipakai untuk riset, membuat situs, strategi marketing, dan lain-lain. Katakanlah untuk produk A saya set up bulan Januari, saya bisa dapat, misalnya 500 dollar AS per bulan. Bulan berikutnya saya set up dan jual produk B, dan saya juga dapat katakanlah 500 dollar AS juga per bulan. Saya masih dapat komisi dari produk A yang saya set up bulan sebelumnya dan tambahan dari produk B. Dan, saya terus mencari produk lain yang bisa dijual. Jadi Anda bisa membayangkan, bila setahun kita bisa menjual 10 produk yang berbeda, pada titik tertentu kita bisa mendapatkan lebih dari 5.000 dollar AS per bulan. Bahkan bisa jadi, produk A malah menghasilkan 3.000 dollar AS per bulan setelah 10 bulan. Itu sebabnya banyak internet marketer yang berpenghasilan heboh hanya dalam jarak beberapa tahun. Itu terjadi karena mereka telah mempunyai sistem marketing yang bisa berjalan sendiri dan menghasilkan uang bulan per bulan. Selesai satu buat yang lain, yang lain, dan yang lain.
Apakah cita-cita Anda selanjutnya?
Saya mau membuat sekolah internet marketing online yang akan saya beri nama “Asian Brain Internet Marketing Center”. Saya mau sharing ilmu saya dengan orang Indonesia, untuk belajar internet marketing dan menjaga supaya mereka tidak habis uang sebanyak yang saya keluarkan dulu waktu mulai belajar sendiri soal internet marketing. Saya sangat ingin mengubah ketakutan orang Indonesia berbisnis online. Padahal, sebenarnya di situ sama dengan ladang emas. Internet marketing telah mengubah banyak hidup orang. Kita tidak perlu datang dari keturunan konglomerat. Contoh nyata saja saya, saya tidak mengada-ada, saya ini orang kampung, meski diam di rumah, tapi bisnis internasional he-he.…
Sekarang saya bisa pergi ke mana saja dan kapan saja. Meski saya tidur, komputer saya sudah jadi seperti mesin pencetak uang. Dan saya yakin, banyak orang Indonesia yang bisa seperti saya atau bahkan lebih.
Apakah nasihat Anda untuk mereka yang ingin menggeluti profesi seperti Anda? Apakah syaratnya? Dan modal apa yang harus disiapkan?
Banyak orang menyerah baru beberapa bulan karena dia mau dapat uang cepat. Itu sikap mental yang sangat salah. Jangan spam orang. Itu sangat mengganggu dan sangat tidak profesional. Saya banyak mendapatkan e-mail dari orang Indonesia yang tiba-tiba mengirim e-mail dan mengajak saya untuk berbisnis. Di Amerika Serikat orang seperti itu bisa dihukum lima tahun penjara. Tapi jangan mentang-mentang di Indonesia belum ada hukum untuk “spam e-mail”, maka bebas spam orang atau “harvesting”.
Sejujurnya dengan begitu Anda tidak akan kaya melalui cara seperti itu. Saya belum pernah mendengar spammer kaya atau menghasilkan ribuan dollar dari internet. Jadi belajar dengan cara yang baik, dan berusaha untuk menjadi seorang internet marketer yang profesional.
ANNE Ahira atau yang akrab dipanggil Ahira/Hira, lahir 28 November 1979. Dia adalah anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Hj Aas Asiah dan H Sobur Sodikin. Semua saudaranya perempuan. Motto hidup Ahira: “Kekayaanku yang sejati adalah apa adanya aku, bukan apa yang kumiliki”. Ahira menyelesaikan pendidikan Bahasa Inggris di Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) di Bandung. Ia lulus dengan predikat cum laude.
Ketertarikan Ahira pada bahasa asing sudah sejak SMA. Berbagai sertifikat diraihnya lewat kursus bahasa asing, seperti bahasa Jerman dan Inggris. Bukan itu saja, belasan sertifikat lainnya dari kursus akuntansi, komputer, menggambar, olahraga, dan masih banyak lagi. Saking banyaknya, ia pun sudah tak ingat lagi, apa saja kursus yang pernah diikutinya.
Untuk bertemu dan melakukan wawancara langsung dengan Ahira butuh lama karena dia sering berada di luar negeri. Saat wawancara dengan Kompas, Ahira berulang kali menyatakan bahwa dirinya orang kampung yang tinggal di Jalan Bojong Sereh, Banjaran, Bandung.
“Saya ini orang kampung,” katanya sambil tertawa. Kalau ditanya cita-cita, Ahira akan menjawabnya dengan mantap, “Retire within years, not in decades.”
Pewawancara:
TJAHJA GUNAWAN
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0406/21/ekonomi/1096839.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar