13 September 2010

Lima Petunjuk dalam Menulis

Lima petunjuk dalam menulis yang mungkin berguna tidak hanya dalam membuat artikel, tetapi dapat membantu Anda dalam menuliskan pikiran. Inilah kelima petunjuk tersebut.

1. Hindari kalimat-kalimat yang klise.
Contoh : Memang sudah takdir, sejarah ditakdirkan untuk terulang kembali, ia berada ditempat yang salah dan waktu yang salah. Jika ada yang menyatakan "ini sudah takdir" bertanyalah siapa yang menakdirkannya?apa sebenarnya arti perkataan itu? Apakah jawabannya sesederhana itu? Apakah ada kemungkinan lain?

Kalimat klise bersifat statis, tidak ada emosi di dalamnya. Jika Anda tergoda menggunakan kalimat klise inilah kalimat yang diucapkan ibuku: Fang pi bu-cho cho pi bu-fang. Artinya : "Kentut yang nyaring tidak bau dan yang benar-benar bau adalah kentut yang tidak berbunyi," dengan kata lain : "Kalau Anda ingin menimbulkan pengaruh yang benar-benar berarti, lakukan sesuatu yang berarti tapi tanpa suara."

2. Hindari penyamarataan.
Hindari sesuatu yang bersifat mutlak, sesuatu yang bersifat umum,berikan cerita yang spesifik. Jangan menyederhanakan watak tokoh-tokoh dngan si baik dan si jahat.

3. Temukan suara hatimu.
Suara hati adalah suara yang mengemukakan kebenaran pribadi yang bersumber pada data dan fakta. Ini dapat pula bersumber dari pengalaman pribadi dan pengamatan-pengamatan yang Anda lakukan.

4. Tunjukkan belas kasihan
Perlakukan kesalahan serius sekalipun dengan penuh pengertian dan belas kasihan.

5. Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang penting.
Pertanyaan ini berhubungan dengan tujuan-tujuan. Kita membutuhkan jawaban-jawaban yang bersifat pribadi sebanyak yang dapat kita peroleh.

Sumber : Amy Tan, The Opposite of Fate, hal 307

Tidak ada komentar:

Posting Komentar