Menembus garis-garis hujan
anak lelaki itu menawarkan jasa:
“Pakailah payungku, bu
biar perutku terlindung dari kelaparan
dingin ini menggigit dinding laparku
periuk emakku kosong seharian.”
:kutabung lembar-lembar ribuan di pundi Tuhan….
Sementara di sudut lainnya,
Seorang anak perempuan
melagukan nada-nada hujan
bibirnya menggigil pucat
gemetar memelas suaranya
hati terpanggil nyanyian Tuhan
: Terlalu murah jika memberiNya uang recehan…
Tuhanku yang Maha Rahman,
Butiran airmata ini tinggi mengawang
anak-anak itu kelak menjadi orang
ditempa alam dengan kegetiran
:Engkaulah yang Maha Memungkinkan…..
Bandung, 30 Maret 2010
Rini Garini Darsodo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar