6 Juli 2009
Perkembangan emosi dan perkembangan anak secara umum di kemudian hari sangat dipengaruhi oleh komunikasi anak-orangtua sejak dini. Meski bayi belum bisa memahami, rangsangan verbal ini dapat menjadi landasan perkembangan bahasa si anak kelak.
Dari hasil studi Teaching by Listening: The Importance of Adult-Child Conversations to Language Development, diketahui komunikasi dua arah yang dilakukan orangtua kepada anaknya sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak.
Dalam studi cross sectional terhadap 275 keluarga yang memiliki anak berusia 2 bulan hingga 4 tahun terbukti anak yang memiliki kemampuan berbahasa tinggi adalah mereka yang sering diajak ngobrol oleh orangtuanya. Sementara itu, tiap jam waktu menonton televisi akan mengurangi 2,68 skor berbahasa anak.
The American Academy of Pediatrics telah merekomendasikan agar anak berusia di bawah dua tahun untuk tidak menonton televisi karena bisa mengurangi kesempatan komunikasi anak dan orangtua.
Ajak bayi dan balita untuk bercerita mengenai hal-hal menarik. Gunakan kalimat yang jelas, singkat, dan padat. Dengan ekspresi yang menarik dan nada suara yang naik turun, kemampuan bahasa bayi bisa lebih diasah. Pancing si kecil untuk bercerita dan berikan tanggapan atas komentar dan pendapatnya. Dengan cara ini akan lebih mudah bagi orangtua mengoreksi kesalahan berbahasa anak.
Komunikasi yang bersifat dua arah bukan hanya meningkatkan ikatan anak dan orangtua, tapi juga merangsang keingintahuan anak terhadap berbagai hal dengan makin berkembangnya kemampuan bahasanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar