3 Maret 2009
Indonesia Sering Pakai Kurikulum Kedaluarsa
2 bulan yang lalu, saya menemukan artikel ini di harian Republika, tepatnya tanggal 29 Januari 2009. Simak tulisan di bawah ini.
"Kurikulun yang digunakan di Indonesia sekarang lebih banyak kurikulum buangan negara-negara barat. Artinya, di negara-negara tersebut sudah tidak dipakai lagi, tetapi di Indonesia baru diaplikasikan, ujar Pembantu Rektor 1 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) Pujo Sumedi di sela-sela seminar internasional "Kurikulum Masa Depan" ironisnya kurikulum itu digunakan hampir disemua jenjang pendidikan dasar hingga perguruan tinggi dengan masa ketertinggalan mencapai 10 tahun. Seharusnya kurikulum didasarkan pada kebutuhan anak didik terkait dengan pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan ketika lulus dari sekolah.
Pelajaran di sekolah-sekolah umum seperti SD, SMP, SMA mengajarkan sesuatu sedikit-sedikit. Setelah lulus mereka tidak memiliki keterampilan yang menonjol.
Orangtua murid pun bersikap begitu. Kalau anaknya dapat nilai matematika 5 dan pelajaran menggambarnya dapat 9, atau pelajaran mengarang dapat 9 juga...beberapa saat kemudian bakat hebat itu langsung dibunuh...anak-anak itu dipaksa les matematika, padahal udah jelas mereka nggak suka dengan pelajaran tersebut. Seandainya pelajaran yang mereka sukai yang ditekankan..suatu hari nanti mereka bisa jadi penulis terkenal atau pelukis dunia. Ingat kata Om Kahlil Gibran, anakmu bukan benar-benar milikmu! Lebih baik luar biasa dalam satu hal daripada dalam banyak hal tapi dangkal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar