6 Maret 2009
Film-Film Cinta di Bulan Film Nasional
Menyambut Hari Film Nasional yang diperingati setiap 30 Maret, Bioskop Kineforum Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kali ini akan menghadirkan delapan film percintaan romantis yang diputar secara cuma-cuma atau gratis.
Ketua Kineforum, Lisabona Rahman, mengungkapkan di Jakarta, Kamis, bahwa "Romansa Enam Dekade" mempersembahkan cerita-cerita cinta sejak tahun 1950-an sampai 2000-an.
Di setiap masanya, cerita-cerita tersebut memiliki latar belakang cerita sesuai dengan permasalahan sosial di setiap masanya.
Film-film romantis yang akan diputar terdiri dari film Tiga Dara (1956), Pedjuang (1960), Badai Pasti Berlalu (1977), Arini, Masih Ada Kereta yang Lewat (1987), Ramadhan dan Ramona (1992), Ada Apa dengan Cinta? (2001), Eiffel I?m In Love (2003), dan LOVE (2008).
Pemutaran film tersebut berlangsung di Bioskop Kineforum di Studio 21 Kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, mulai 1-31 Maret dan dan Komunitas Salihara, Pasar Minggu, pada 8, 15, dan 22 Maret.
Dedikasi kepada pekerja film
Lisa menjelaskan selain program film roman, Kineforum melalui sejumlah kurator juga menghadirkan sejumlah film lewat program bertajuk "Body of Work". Program ini adalah bentuk penghargaan terhadap dedikasi seorang pekerja film terhadap dunia perfilman.
Tahun ini "Body of Work" akan memutar film-film karya Bing Slamet (Komedian Indonesia) dan Djadug Djajakusuma (salah satu pendiri Perfini).
Bing Slamet lahir di Cilegon, Jawa Barat, 27 September 1927, dengan nama asli Ahmad Syech Albar. Karena mengagumi Bing Crosby, dia lalu menyusupkan nama Bing di depan namanya.
Setidaknya ada hampir 20 film layar lebar yang dibintanginya dan ia merupakan sosok komedian yang khas, susah dilupakan. Festival Film Indonesia bahkan memakai namanya untuk penghargaan bagi pencapaian film komedi. Bing Slamet wafat di Jakarta pada 17 September 1974.
Film Bing Slamet yang akan diputar adalah Tiga Buronan (1957) dan Ambisi (1973) yang keduanya dibintangi Nya Abbas Akup.
Sementara itu, film-film Djadoeg Djajakusuma yang akan diputar di antaranya Embun (1951), Harimau Tjampa (1953), Tjambuk Api (1958), Pak Prawiro (1958), Masa Topan dan Badai (1963), Lahirnja Gatotkatja (1960), dan Malin Kundang (Anak Durhaka) (1971).
Djadoeg Djajakusuma lahir di Temanggung, 1 Agustus 1918. Ia memulai kariernya sebagai penerjemah drama dan pemain film. Sementara para pemuda Indonesia lainnya sibuk berperang pada pertengahan 1940-an, Djajakusuma dan rekannya Usmar Ismail juga sibuk belajar membuat film dari Dr Huyung, Andjar Asmara, dan Sutarto.
Beberapa tahun setelah pengakuan kedaulatan Indonesia, bersama Usmar Ismail ia mendirikan Perfini. Djajakusuma kemudian belajar film dan teater di Universitas Washington dan Universitas Southern California.
Djadoeg Djajakusuma punya perhatian besar pada teater rakyat dan teater tradisi, dua bentuk seni yang sangat kuat memengaruhi karya-karya filmnya.
Sumber :http://kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar