Tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju. Kesalahan kecil dalam perjalanan bisa menyebabkan tersesat. Sebenarnya keadaan tersesat dapat dicegah dengan menerapkan beberapa teknik berikut (Liliwhite, 1999). Antara lain.
1. Mengembangkan “rasa” dari daerah yang dilalui, disebut juga dengan peta mental. Misalnya untuk mencapai suatu daerah, perjalanan yang harus dilakui adalah menyebrangi sungai jernih yang dangkal, menyusuri lembah berbatu dengan tebing tinggi di sebelahnya, mendaki bukit dan akhirnya sampai ke tempat tujuan. Peta berdasarkan ingatan yang tergambar dalam benak itulah yang disebut peta mental.
2. Menggunakan navigasi formal berupa kompas, peta, GPS, altimeter, serta peralatan navigasi lainnya. Teknik ini termasuk cara-cara yang alami. Hasil teknik ini lebih akurat dan lebih cepat, tetapi harus menguasasi teknik pemakaiannya.
Tersesat bisa terjadi pada siapa saja, termasuk navigator ulung sekalipun . Ada beberapa prosedur yang dilakukan apabila tersesat, antara lain.
1. Lindungi diri dari bahaya atau cuaca buruk yang mungkin terjadi. Manfaatkan tempat berlindung yang ada di alam, misalnya gua.
2. Tetap tenang, tidak panik dan berpikir jernih untuk mencoba mengingat jalur perjalanan. Jika berada dalam kelompok, diskusikan dan jaga anggota kelompok yang lain tetap tenang, terutama diri sendiri.
3. Penentuan orientasi dapat dipermudah dengan menuju ke tempat yang lebih tinggi atau memanjat pohon. Biasanya, posisi yang agak tinggi memudahkan melihat jalur perjalanan dan lingkungan sekitarnya.
4. Gunakan kompas dan peta (jika dibawa). Jika tidak membawanya gunakan indicator alam.
5. Buatlah petunjuk untuk memudahkan orang lain mencari keberadaan kita. Petunjuk harus jelas, mudah dibaca dan mencolok. Membuat tanda panah menuju tempat berlindung (shelter), tulisan besar di batu, membuat perapian, berteriak minta tolong, membunyikan peluit, serta cara-cara lain yang sangat membantu pencarian.
1. Lindungi diri dari bahaya atau cuaca buruk yang mungkin terjadi. Manfaatkan tempat berlindung yang ada di alam, misalnya gua.
2. Tetap tenang, tidak panik dan berpikir jernih untuk mencoba mengingat jalur perjalanan. Jika berada dalam kelompok, diskusikan dan jaga anggota kelompok yang lain tetap tenang, terutama diri sendiri.
3. Penentuan orientasi dapat dipermudah dengan menuju ke tempat yang lebih tinggi atau memanjat pohon. Biasanya, posisi yang agak tinggi memudahkan melihat jalur perjalanan dan lingkungan sekitarnya.
4. Gunakan kompas dan peta (jika dibawa). Jika tidak membawanya gunakan indicator alam.
5. Buatlah petunjuk untuk memudahkan orang lain mencari keberadaan kita. Petunjuk harus jelas, mudah dibaca dan mencolok. Membuat tanda panah menuju tempat berlindung (shelter), tulisan besar di batu, membuat perapian, berteriak minta tolong, membunyikan peluit, serta cara-cara lain yang sangat membantu pencarian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar